62. Keluarga ke-2

1.4K 60 6
                                    

Happy Reading All! <33
Jangan lupa vote yaa

><><

Rizal mengantar Hana ke rumah Jaka, walaupun Jaka abang tirinya Hana tapi tetap saja rasanya tak lega jika ia membiarkan Hana dan Jaka hanya berdua menaiki motor.

Hana turun dari motor Rizal dan langsung menatap rumah Jaka yang besarnya dua kali lipat dari besar rumahnya. Kemudian ia beralih menatap Rizal, "zal temenin aku sampe dalem ya." Pintanya berbisik.

Rizal membenarkan rambutnya lalu menatap Hana, "ada Jaka." balasnya kemudian melirik Jaka yang sedang membuka gerbang yang tergembok.

"Sampe depan pintu, please?" Hana merapatkan kedua tangannya di depan wajahnya.

Rizal tersenyum kecil sambil menepuk pelan kepala Hana. "Oke," laki-laki itu turun dari motor lalu menghampiri Jaka.

"Ngapain lo zal?" Tanya Jaka lalu ia membuka gerbang rumahnya.

"Gue disini sampe Hana masuk ke rumah lo," jawab Rizal lalu menoleh ke belakang menatap Hana yang masih menatap rumah Jaka yang berwarna abu-abu hitam.

"Ayo masuk," ajak Jaka ke Rizal dan Hana lalu ia memasukan motornya ke dalam bagasi rumahnya.

"Ayo han," Rizal menarik pelan tangan Hana karena gadis itu tak bergerak dari tempat semula sedikit pun. "Ada ayah kamu di dalem, tenang aja." Ujarnya merangkul bahu Hana sampai di depan pintu.

Jaka membuka pintu yang terkunci itu kemudian membukanya. "Orang rumah semuanya udah tidur, kamar lo ada di samping kamar gue." ujar Jaka lalu berjalan menaiki tangga.

"Gue kan gak tau kamar dia yang mana."

"Zal anterin ke kamar," pinta Hana kepada Rizal. "Katanya cuma sampe pintu. Ini udah sampe pintu," balas Rizal menunjuk pintu di sebelahnya.

"Pintu kamar,"

Rizal mengangguk pelan. "Yaudah ayo," ajaknya kemudian berjalan menuju kamar yang dimaksud Jaka diikuti Hana di belakangnya.

"Kalau butuh apa-apa ketok kamar gue aja," ujar Jaka di depan pintu kamarnya. Kemudian ia menepuk bahu Rizal sebelum masuk ke dalam kamar.

Setelah Jaka masuk kamar Hana langsung berdiri di depan Rizal, "zal kalau mamanya Jaka gak suka aku disini gimana?"

"Jangan mikir kaya gitu, tante Vanni baik kok." Jawab Rizal meyakinkan.

Hana mengerutkan dahinya, "tante Vanni?" Tanyanya bingung. Ia tak tahu siapa nama ibunya Jaka.

"Nyokap Jaka, kamu pasti suka sama dia." Balas Rizal lalu memegang kedua pundak Hana---- gadis itu ber'oh' ria. "Kita belum ngobrol banyak tentang kedepannya." Lanjutnya menatap mata Hana intens.

"Kedepannya?" Tanya Hana pelan, gadis itu belum bilang ke Rizal kalau habis ia selesai menginap ia akan kembali ke Bandung. Hana bingung harus perpisahaan dengan cara apa karena sebaik apapun perpisahannya akan tetap menyakitkan.

Rizal mengangguk sambil tersenyum. "Kita obrolin besok ya. Aku jemput kamu besok pagi disini."

"Mau kemana?"

"Besok juga kamu tau,"

Hana mengangguk kemudian tersenyum hangat. "Makasih ya zal,"

"Buat?" Tanya Rizal sambil menurunkan tangannya dari bahu Hana.

"Buat semuanya, makasih masih mau nerima aku padahal aku udah bohongin kamu." Jawab Hana tulus.

"Iya Hana sama-sama," Rizal mengangguk sambil tersenyum. "Udah masuk sana, tidur yang nyenyak."

Two Personalities [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang