57. Hancurnya Persahabatan

1.2K 63 17
                                    

Happy Reading All! <3
Jangan lupa vote yaa anak baik

><><


"Gue gak nyangka banget sama Hana," ujar Aldi yang sedang sarapan nasi uduk di warbija. "Kok bisa ya dia ngelakuin itu? Dari awal kita udah curiga sih sama dia tapi gue mikir gak mungkin lah anjir masa cewek baik-baik kaya dia jadi ketua perkumpulan gak jelas itu. Kita semua udah ketipu sama tampang nya yang baik,"

"Dari awal Rizal yang paling percaya kalo Hana gadis baik-baik aja," ujar Jaka melirik Rizal yang sedang termenung dengan rokok di tangannya.

Aldi mengangguk setuju, "zal sarapan tuh nasi uduk kaya gue bukannya rokok."

"Gue bingung banget harus ngapain," gumam Rizal memainkan rokoknya.

"Saran dari gue sih langsung aja putusin," celetuk Aldi santai.

Rizal melirik Aldi sinis, "kalo gue putusin dia--- ah pusing tau lah!" Laki-laki itu membuang rokoknya lalu menginjaknya kasar. Membayangkan putus dengan Hana saja ia tak bisa.

"Belum ada yang tau tentang ini kan selain loenbra?" Tanya Adi menatap teman-temannya.

Mereka semua mengangguk, "kalo ada yang tau selain loenbra pasti bakal rame. Hana kan anak yang berprestasi," ujar Jaka.

"Tapi masa kita diem aja ada dua musuh sekolah di Charitas,"

"Kaya nya Hana sama Reynald lagi mainin permainan," tukas Aldi membuat yang lain menatapnya serius.

"Permainan apaan?"

"Mereka yang kita liat tadi malem beda sama yang kita liat di sekolah,"

"Mana bisa kaya gitu! Sama aja lah, apa bedanya?" Tanya Aldi tak percaya.

"Maksud lo mereka punya dua kepribadian?" Jaka ikut bertanya.

Adi mengangguk, "dia berdua lagi main peran. Jadi keputusannya ada di lo zal, lo mau ikutin permainan Hana atau lo mau kenal Hana dengan sisi buruknya."

Rizal menghembuskan napas pelan seraya menunduk dan memegang kepalanya, "gue gak bisa ikutin permainan Hana. Gue juga gak bisa diem aja setelah tau dia musuh kita."

"Gue bakal bersikap adil, kita akan jaga jarak dari Hana sama Reynald." Lanjutnya menatap teman-temannya serius.

"Lo yakin zal? Ini Hana loh," Jaka tak yakin dengan ucapan Rizal. Laki-laki itu sangat perduli dengan Hana.

"Yakin," Rizal mengangguk. "Urusan gue bukan dia aja."

"BI IJA TEH ANGET SATU!" Pinta Ica yang baru datang, gadis itu langsung duduk di sebelah Jaka.

"Kamu kenapa dateng bareng Freya?" Tanya Jaka menatap Ica dan Freya bergantian.

"Gak bareng!" Ica menggeleng kuat. "Tadi ketemu di depan," jawabnya. Ica dan Freya seperti kucing dan tikus, tak pernah akur.

Freya menggeser bahu Aldi lalu duduk di samping Rizal, "zal kamu udah sarapan?"

Rizal hanya menggeleng pelan.

"Masih pagi udah gerah aja gue," Aldi menarik-narik kerah bajunya sambil melirik Freya sinis.

"Eh lo jangan deket-deket pacar temen gue!" Hardik Ica menunjuk bahu Rizal dan Freya yang bersentuhan.

Jaka meringis dalam hati lalu ia mengambil teh hangat dari tangan bi Ija yang baru saja tiba di meja mereka, "makasih bi. Nih minum dulu," ia menyodorkan teh itu ke Ica.

"Lah zal kamu masih pacaran sama Hana? Tapi kok tadi aku liat Hana berangkat bareng sama Reynald? Duduknya deket banget lagi," kompor Freya. "Kalo aku jadi Hana aku bakal perlakukan kamu sebaik mungkin,"

Two Personalities [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang