part 4

4K 180 1
                                    

"Apa yang kau lakukan " geram Christian. Dia tak suka melihat Ana merendahkan dirinya.
Ana menghempaskan tangan Christian yang mencengkram bahunya.
"Apa anda tidak lihat! Saya memberikan masalah yang mengganggu anda" ucap Ana terlihat santai
"Aku tidak menyuruhmu!" ucap Christian mencengkram tangan Ana yang membuat Ana meringis Kesakitan.
"Anda menyakiti tangan saya tuan" ucap Ana keras sambil menghempaskan tangannya.
Tanpa sengaja luka ditangannya terlihat oleh Christian. Membuat Christian menggeram marah.
"Apa yang kau lakukan hah? Lihat tangan mu menjadi terluka? " bentak Christian. Membuat pengunjung bergindik ngeri
"Not your Business sir, ini tanganku biar aku yang mengurusnya!. " ucap Ana menatap Christian dengan muka menantang.
"Ini urusanku. Kita kerumah sakit sekarang. " perintah Christian seraya menarik pergelangan tangan Ana. Tapi Ana segera menepisnya.
"Tidak perlu. Aku bisa mengurus nya sendiri "ucap Ana berlalu pergi tak lupa pula menarik Lily . Meninggalkan Christian yang menggeram marah.

"Anastasya aku bilang kembali" ancam Christian. Tapi bukan Ana namanya kalau dia menurutinya.

" sudahlah dude. Biarkan dia sendiri, dia gadis yang tangguh" ujar james menenangkan.
Dilain ruangan...

" maaf kan ku Ana, karena aku kau jadi terluka " ucap Lily yang daritadi meminta maaf pada Ana di toilet seraya membersihkan luka Ditangan Ana.

" sudahlah Lily. Lupakan, aku melakukan ini karena aku tak suka seseorang melakukan kekerasan didepan ku apa lagi kalau itu temanku" ucap Ana menatap Lily yang sedang membersihkan lukanya.
"Tapi gara-gara aku kau jadi berurusan dengannya! " ucap Lily lagi
"Awww" ringis Ana saat Lily mencabut pecahan kaca ditangannya.
"Upsss..sorry". Ucap Lily
" sudahlah lah. Lupakan masalah tadi. Memang kenapa jika aku berurusan dengannya? Dia akan membunuh ku. Akan memenjarakan ku. Hahahaha tidak mungkin kan lily?" canda Ana
" itu mungkin. Apa kau tak tau tentang reputasinya?" tanya Lily . Yang dijawab gelandang oleh Ana.
"Pantasan saja. Biar ku beri tau. Berhati-hatilah dengannya Ana. Dia berbahaya. Orang mengatakan jangan pernah mengusiknya jika tak ingin menderita ataupun mati " ucap Lily sambil membalut luka Ana.
" jangan menakut - nakuti ku ". Tegur Ana.
" tidak aku sedang tak ingin melakukan nya. Apa kau pernah dengar Murrer company "
" Lily, tentu aku tau. Siapa orang yang tak tahu perusahaan itu. Dia adalah salah satu perusahaan raksasa  didunia yang bergerak hampir di segala bidang dan memiliki cabang hampir disetiap penjuru didunia " ucap Ana panjang lebar.
" Apa kau tau cerita yang berkembang di masyarakat tentang pemiliknya lebih tepat CEO nya." tanya Lily lagi.
" tentu, orang bilang pemiliknya bernama.. hmmm siapa ya? Ahhhh...i know Christian Mark Murer. Pria yang terkenal kejam dalam dunia bisnis, siapa yang menghianatinya akan dia habisi dengan tangannya sendiri, barang siapa yang menghalangi jalannya akan menderita. Segala keinginannya harus terjadi. Apa yang diinginkannya harus menjadi miliknya " ucap Ana mengingat ingat cerita yang orang katakan.
" bodoh...kalau kau sudah tu kenapa kau berurusan dengannya. Dia itu Christian " teriak Lily

" a...a.apa kau serius " tanya Ana yang sudah berwajah pucat. Lily yang kehabisan kata kata pun hanya bisa mengangguk.
" habislah aku... tapi... tapi apa nboleh buat orang yang seperti itu memang harus diberi pelajaran " ucap Ana sambil berjalan keluar dari toilet. Membuat Lily yang mendengar itu hanya berdoa dalam hatinya.
" semoga kau selalu dilindungi oleh tuhan. Jangan sampai iblis itu menarik mu kedalam kehidupannya " batin Lily.
Setelah dari toilet Ana kembali ke tempat insiden tadi. Dia memutuskan akan menjadi kasir untuk hari ini karena tak memungkinkan bila dia melayani pelanggan dengan tangan seperti itu. Lagi pula pria itu bersama gerombolannya sudah pergi. Pikir Ana.

Ketika jam sudah menunjukkan waktu pulang Ana kembali berjalan menuju halte tapi dia merasa aneh kerena mulai dari keluar cafe dia merasa seperti diikuti. Tapi itu tak membuatnya takut. Tapi sekarang dia menjadi bingung ketika sampai dihalte dia melihat seorang Anak laki laki dengan tatapan kosong dengan dua buah koper didekatnya.
Ana yang penasaran mendekatkan dirinya kepada Anak laki laki itu.

" hai... apa yang kau lakukan malam-malam disini. Dan dimana orang tua mu? " tanya Ana yang sudah mengambil posisi didekat Anak itu.
Anak yang ditanya itu mengangkat kepalanya dan melihat Ana dan tersenyum ketika melihat Ana dan Ana juga membalas senyumnya...
"Apakah kau Anastasya? " tanya Anak itu. Membuat Ana mengangguk penasaran.
"Bacalah" Anak itu memberikan surat kepada Ana.
Ana buru buru membuka surat itu dan membacanya.
Kepada nona Anastasya
Saya Damiris. Saya adalah orang kepercayaan tuan. Dan nyoya Dusky. Dengan segenap hati meminta kepada anda agar merawat tuan muda saya yaitu Sean Xavier Dusky.
Saya memberi kepercayaan ini kepada anda karena saya pernah melihat anda ketika membantu seorang kakek kedinginan. Mulai dari situ saya menyelidiki tentang anda sehingga saya dapat mempercayakan tuan muda kepada anda. Nyawanya dalam bahaya. Saya hanya mohon rawatlah dia, saya tetap mengawasi kalian agar kalian aman.
Terima kasih...

Ana masih bingung dengan isi surat itu.. apa maksudnya apakah dia harus merawat Anak itu. Dia tidak bisa percaya dengan orang asing. Tapi hatinya merasakan bahwa Anak ini adalah Anak baik baik.
"Baiklah kita keapartemen ku saja. Kau bisa menjelaskan semuanya disana Karena disini sangat dingin,  Bis akan segera datang " ucap Ana. Dia tak kan bisa menolak Anak yang tampan itu Ia akui dia sangat menyukai Anak Anak.
Di apartemen

Ana mendudukkan Anak itu di sofa ruang tamu dan ke dapur membuat coklat panas serta mengambil cemilan untuk dimakan bersama. Sambil bercerita.
" jadi Sean ini tempat tinggal ku. Maaf jika kecil?" ucap Ana tersenyum.
"Jadi mauka kau menceritakan kepada ku semuanya. Karena aku bingung." lanjut Ana ketika tidak mendapat tanggapan.

" baiklah...aku adalah Anak dari pebisnis asal Eropa yaitu keluarga Dusky. Kemarin malam saat kami sedang istirahat terjadi pembantaian di rumah ku. Aku melihat kedua orang tua ku ditembaki tepat didepanku. Jika Damiris tidak membawa ku bersembunyi mungkin aku tidak akan selamat . Seluruh keluarga ku terbunuh tidak ada yang tersisa. Tapi sebelum kejadian itu terjadi ayah dan ibuku sudah mengatakan bahwa semua itu akan terjadi cepat atau lambat maka selama ini dia menyembunyikanku dari dunia luar dia berpesan agar aku menjadi pria yang tangguh. Aku akan berusaha mewujudkannya " ucap Sean membuat Ana yang mrnangis menutup mulutnya ketika mendengarkannya sedangkan Sean hanya memandang dinding dengan tatapan kosong.

Sean ingin menangis tapi tak bisa mendengarkannya. Dia memindahkan posisi Duduk nya kesebelasan Sean dan memeluknya .

The Secret Of MillionaireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang