Ana termenung di dalam dekapan Sean,putranya. Sedari tadi pikirannya berkelAna, memikirkan apa yang akan dilakukan selanjutnya.
Apakah Christian benar - benar mencintainya ? Ataukah kembali mempermainkannya? Tapi jika Christian mempermainkannya, bagaimana bisa ia senekat ini? Bahkan sampai sekarang Dokter belum keluar memberikan keterangan. Saat ini Ana dan kedua Anaknya berada didepan Ruang UGD ditemani oleh Albert dan Damiris. Yah , setelah mengetahui apa yang terjadi tadi, Damiris segera datang kerumah sakit.
" MOM!!!..." Ana tersentak saat tubuhnya diguncang oleh Sean.
" Kau mendengarku???" Tanya Sean, tapi melihat respon Ana yang hanya diam menatapnya, iya tau bahwa Ana tak mendengarkan apa yang ia katakan
" Aku bingung, Sean" ucap Ana menatap Sean .
" Ada apa???"
" Apa yang harus aku lakukan???"
"Bagaimana kalau hal tadi berakibat fatal ?" Lanjut Ana.
" Mom, tenanglah. Semuanya akan kembali normal"
" Apa yang harus aku lakukan selanjutnya, ia bigitu nekat Sean." Kini Ana menatap Sean dengan air mata yang entah mengapa tak hentinya turun.
Sean terdiam. ia juga bingung apa yang harus dilakukan sekarang. Christian begitu licik dan nekat tapi dia juga tidak bisa mengabaikan Bahwa Ana masih mencintai pria itu. Iya tidak bodoh untuk menyadari bahwa di dalam hati dan pikiran ibunya masih ada tempat untuk pria tersebut. Tapi yang mengganjal pikirannya apakah Christian benar-benar mencintai Ana. Ia takut apabila suatu saat ia melepaskan ibu dan adiknya kedalam dekapan lelaki tersebut, mereka akan kembali dilukai.
" Lakukan apa yang Hati mom inginkan!" Ucap Sean setelah begitu lama terdiam. Dan yah, dia sadar ia tidak bisa memaksakan kehendaknya kepada Ana, ia tau siapa dirinya. Tapi ingat iya akan selalu mengawasi.
" Mom pernah bilang, lakukan apa yang Hati mu inginkan, maka kau tidak akan terluka dan menyesal. Kini keputusan ada ditanganmu. Mom mengatakan masih mencintainya, dan aku bisa melihatnya, didamping itu Caty adalah putri kalian. Mungkin ini saatnya Caty mendapatkan kasih sayang yang utuh" ujar Sean, meyakinkan Ana meskipun dirinya sendiri belum begitu yakin.
Ana menatap Sean, Putranya adalah satu-satunya orang yang mengerti dirinya luar dan dalam. Ia percaya pada Sean melebihi dirinya sendiri, Tapi...
" Aku bisa melihat ada kesungguhan didalam mata Christ, walaupun aku belum sepenuhnya percaya". Kini Sean akan mencoba mempercayai Christian, tapi percaya bukan berarti memaafkan, karena ia tidak bisa melupakan perlakuan pria itu dulu.
" Mom" kini Caty sedari tadi diam menyimak pembicaraan akhirnya bersuara.
" Apa Daddy akan baik-baik saja" tanyanya penuh harap.
Ana mengangguk, dan meraih Caty kedalam pelukannya.
" Dokter bagaimana keadaannya?" Suara Damiris terdengar setelah keheningan yang cukup lama.
Kini tatapan semua orang beralih pada seorang pria paruh baya, bekas y putih yang baru saja keluar dari ruang UGD.
" Lukanya Sangat Parah, bahkan detak jantung Mr. murrer sempat berhenti sejenak, tapi keadaannya saat ini bisa dikatakan Stabil, meskipun setiap waktu kita harus berjaga, karena kapan saja kita bisa kehilangan dirinya" mendengar ucapan dokter tadi membuat semuanya terdiam, sedangkan Ana kerjaku menangis, ia syok. Iya tak ingin kehilangan Christian.
" Saya harap kalian bersabar, kami akan mengusahakan yang terbaik. Kalian bisa menemuinya. Saya permisi" ucap sang dokter, yang mengerti mereka dengan tatapan yang tidak bisa dijelaskan.
" Nonya Silahkan, Anda Dahulu" ucap Albert sopan.
" Mom masuklah dahulu, nanti kami menyusul" ucap Sean.
Dengan langkah gemetar Ana melangkah memasuki ruangan tersebut.Hal pertama yang lihatnya adalah tubuh Christian yang terbaring lemah disertai dengan alat-alat yang menempel di tubuhnya.
Entah mengapa, rasanya sangat sakit melihat pria yang menyakitinya itu terbaring dengan alat penunjang kehidupan.
Dengan hati-hati Ada mendekat dan menatap wajah tampan prianya, bisakah ia berkata seperti itu. Iya melihat mata yang pernah begitu ia kagumi itu terpejam, mulut yang sering mengucapkan kata-kata kasar padanya kini tertutup rapat. Ia terduduk dikursi samping brangkar Christian dengan tububh gemetar.
Isakan yang sedari tadi ia tahan kini terdengar. Ia tak bisa melihat Christian terluka.
" Maafkan, aku" kata pertama yang lolos dari mulutnya.
" Maafkan aku yang egois misahkan Caty darimu" lanjutnya.
" maafkan aku yang tak bisa mendengar penjelasan mu"
" Maafkan aku yang tak bisa mempercayai Ucapanmu, tapi salah kah aku bila aku tahu?"
" Makan aku yang tidak bisa memberimu kesempatan untuk membuktikan Ucapanmu"
Yah, hanya kata maaf yang bisa Ana ucapkan, walaupun ia tau sepenuhnya bukan salahnya.
" Maafkan Aku yang hadir dalam hidupmu"
" Maafkan aku yang tak sempat mengatakan bahwa Aku begitu Mencintaimu, Tapi takut untuk memperjuangkanmu "
" Maafkan aku yang begitu mencintaimu sampai melihatmu membuatku tersiksa"
"Maafkan Aku"
Hanya kata maaf itu yang bisa ia ucapkan. Karena rasa bersalah seakan mencekiknya hingga rasa- rasanya ia tak bisa bernafas.
" Kenapa mencintaimu harus sesakit ini?" Tanya Ana, tapi hanya ruang hampa yang menjadi jawabannya.
...
Kini Ana termenung didalam kamar inapnya, yah semalam Sean memaksanya untuk kembali ke tempatnya walau dengan sedikit paksakan serta mengatas namakan kesehatan Ana. Ana menuruti keinginan Putranya. Tapi sejak semalam keluar dari Kamar inap Christ, Caty tak pernah menemuinya. Ana menghela nafas, ia tau Caty sangat menyayangi ayahnya.
Pikiran Ana berkelana, Siang ini kata Sean mereka harus Kembali Ke Australia untuk Menemui Investor penting, yang jadwalnya sudah diatur dari jauh-jauh hari. Hatinya berat untuk meninggalka Christian walaupun hanya beberapa hari. tapi ia tidak bisa mengabaikan tanggung jawabnya, tanggung jawabnya terhadap usaha putranya, serta ribuan karyawan dibawah naungannya.
Saat ini Sean pergi memberi tahu Caty mengenai kepulangan mereka, meskipun ia tahu,Caty pasti memilih tinggal menemani ayahnya.
" Mom, Caty tinggal" suara Sean terdengar gusar, membuat Ana tersenyum.
Sejak kemarin hubungan Sean dan Caty menjadi begitu dingin, tentu Anda tau Alasannya.
" Damiris akan disini menemaninya" ucap Ana menenangkan Sean.
" Kita hanya akan pergi paling lama 3 sampai 4 hari. Mereka akan menjaganya." UcapAna mencoba tersenyum kembali. Tapi tak ada tanggapan dari Sean.
" Aku akan melihat Christian sebelum kita berangkat" ucap Ana Sendu.
Yang hanya dibalas anggukan kecil dari Sean.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret Of Millionaire
RomanceDILARANG KERAS MENGUTIP, MENYUNTING, MENYIMPAN DAN MENYEBARLUASKAN DALAM BENTUK APAPUN, SEBAGIAN ATAU SELURUH ISI KARYA TULIS INI TANPA IZIN DARI PENULIS. HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG. THOR PINDAH LAPAK!!! SEBAGIAN CERITA DI PRIVAT!!! HARAP...