part 17

1.8K 73 0
                                    

Ana sedang berjalan jalan mengelilingi Mansion seorang diri , karena tadi setelah sarapan Christian langsung berangkat kekantornya jadi tidak sempat untuk menemani Ana hari ini. Dia sangat senang karena semenjak kejadian penculikannya seminggu yang lalu Christian sudah membebaskannya kemanapun dalam mansion ini kecuali keluar area Mansion dan dapur jika tidak Christian akan mengurung Ana lagi. Ana tersenyum saat membayangkan kejadian seminggu belakang ini , hubungnnya dengan Christian pun menjai lebih baik. Hatinya menghangat saat tahu bahwa Christian sangat mencemaskan dirinya saat dia tak melihat Ana disampingnya. Perasaan cintanya semakin besar pada Christian seiring dengan moment romantis yang mereka lewati dalam mansion.
Ana sangat lelah mengelilingi mansion yang sangat besar milik Christian ini, tapi dia masih semangat untuk menikmati udara segar dibelakang mansion . tapi langkah Ana terhenti saat ingin menuruni tangga saat ia teringat dengan satu kamar yang beraada dilantai ini kamar yang berdekatan dengan kamarnya yyang tak lain adalah kamar Christian . Christian sangat melarang keras Ana memasuki kamar itu, sehingga rasa penasaran yang sangat tinggi membuat Ana ingin mencari tahu akan hal itu . dia meihat kesetiap sudut lantai ini hanya ada dua cctv yaitu ditangga dan depan lift . membuat Ana tersenyum sedang. Dia mulai melangkah mendekati pintu itu dan dengan sangat pelan ia meraih handel pintu itu tapi dia terheti saat mendengar handphone miliknnya bergetar. Ana tersenyum saat melihat hp pemberian Chritian dia masih ingat ketika tiga hari yang lalu Christian memberikannya dan memperingatkannya bahwa hanya boleh ada nomor Christian direncana.
Dahinya berkerut saat melihat nomor tak dikenal menghubunginya, dengan ragu dia mengangkatnya.
" halo.." sapa Ana
" halo Ana, ini aku " ucap pria ditelpon itu
" Forlan??" ucap Ana saat menyadari pemilik suara itu
" ya... ini aku. Apa kau ingat aku pernah berjanji padamu , aku akan menepatinya" ucap forlan diseberang rencana
" ta...pi dari mana kau mengetahui nomor ku?" ucap Ana masih memegang handle pintu kamar tersebut.
" tidak penting aku tahu dari mana. Aku tahu bahwa Christian sedang tak ada di mansion, jadi gunakan kesempatan ini untuk mencari tahu tentangnya. Masuklah kekamarnya dan lihat dengan baik" ucap forlan lagi.
" tapi..." ucap Ana ragu
" tenang saja dia tidak akan pulang, aku lihat dia sedang bersenang  senang" ucap forlan dengan suara prihatin,
" apa maksudmu ? halo... forlan" ucap Ana tak mengerti dengan ucapan forlan.
Ana semakin yakin untuk masuk kemar itu , setelah forlan menelponnya dan berhasil membuatnya semakin penasaran. Dengan hati  hati dan waspada ada melihat keadaan sekitar lalu setelah merasa tak ada orang yang mengawasinya dia membuka pintu dengan kunci cadangan yang didapatnya dari para pelayan yang memberikannya saat ingin berkeliling mansion ini.
Suara jderitan pintu yang dibuka dengan pelan . setelah masuk tak lupa Ana mengunci pintu agar tak ada yang curiga. Saat berbalik Ana mengamati kamar yang begitu menenangkan dengan warna putih dengan ukiran perak dengan tirai tirai berwarna merah maroon.
"menarik. Tapi kenapa warna itu, bukankah laki laki lebih menyukai warna hitam dan sejenisnya" ucap Ana pada dirinya sendiri
Ana mulai mengamati kamar yang sangat menakjubkan ini dia mulai melihat diding dinding yang dipenuhi dengan foto Christian tapi ada satu foto yang menarik perhatian Ana yaitu foto yang dibingkai dengan sangat besar, bukan bingkai itu yang menarik perhatian Ana, tapi orang yang berada dalam foto itu. Foto yang dilihat tidak terlalu lama .
Dia tertegun saat melihat pria yang ada dalam foto itu tersenyum dengan lembut dan lebar menghadap kekamera dengan seorang pria berumur berkostum santa merangkulnya , tapi yang membuat Ana merasakan firasat buruk adalah foto wanita yang bersamanya . dia masih berfikir positif tentang foto itu , mungkin hanya saudaranya saja .batin Ana . saat Ana mendekat dia mulai mengamati foto itu dia melihat tulisan kecil pada foto itu. Christian, Daddy, and Aurelia.
" Aurelia ? tidak mungkin " ucap Ana masih mencoba tak mempercayai apa yang dilihatnya . fikirannya mulai berkecamuk, dan air mata tak dapat dibendungnya lagi. Dia takut apa yang ada dalam fikirannya betul .
Dia melihat ada buku catatan yang terletak dinakas yang berada dibawah bingkai foto tersebut . dengan tangan gemetar Ana mengambil buku itu dan melihat hanya halaman pertama yang terisi. Ana mulai membaca tulisan yang sangat rapih itu dengan air mata tak henti hentinya mengalir saat menbaca kata demi kata surat itu.
Aurelia ,
Maafkan aku, maafkan aku atas kebodohanku,
Maafkan aku yang tak sempat menjelaskannya padamu.
Aku tau bahwa kau marah padaku atas semua itu.
Tapi aku berjanji tak akan melakukan hal itu lagi asalkan kau
Kembali padaku. Aku hancur karena kehilangan mu
Apa kau tau aku sudah mengubah kamar ku menjadi seperti yang kau inginnkan
Dengan warna yang kau sukai, apa kau senang.
Aku hanya berharap saat kau kembali kau akan senang dengan semua ini dan membaca catatanku ini.
AKU MENCINTAI MU, AURELIA,,,,
Milikmu,
Christian

Ana menangis tersedu membaca catatan itu dan meletakkannya ketempat semula , dia lruh kelantai rasanya kakinya tak mampu menahan tubuhnya lagi, dadanya sesak .
" apakah sesakit ini,mencintai orang yang ternyata mencintai orang lain hiks....hiks" ucap Ana sambil memukul dadanya yang sesak.
" ternyata kau melakukan ini semua untuknya hiks,, kau seperti ini karenanya hiks..." ucap Ana . rasanya sangat sakit saat mengetahi bahwa dia bersamamu memberikanmu kabahagian memperlakukanmu seolah olah dia mencintaimu . tapi ternyata hatinya telah ia berikan pada satu orang. Ana menangis meratapi nasibnya, dia merasakan handphone dalam sakunya bergetar menandakan ada pesan masuk.
Unknow:
Aku tau, kau pasti sakit hati saat mengetahui kelakuan berengsek itu.
Tapi aku harus memberitahu mu bahwa pria itu yang kau kira tengah kekantor sedang asik bersenang  senang dengan keluarga kecilnya .
Ana tertawa miris saat melihat foto yyang dikirimkan Forlan menunjukkan Christian tengah tersenyum menatap gadis yang dia yakini Aurelia seraya menyuapkan makanan kepada seorang Anak laki  laki berusia sekitar 4 tahun dengan tersenyum bahagia
Ana mengusap air mata yang kemballi menetes dari mata indahnya .
" Tuhan , lihat nasib ku sekarang, apa kau senang membiarkanku hidup sengsara, mengapa saat aku baru bahagia kau menyadarkanku bahwa kata bahagia tak cocok untuk ku. Hentikan ini! aku menderita" ucapnya sambil memeluk tubuhnya sendiri.
Setelah beberapa lama menangis Ana keluar dari kamar Christian dengan tertatih- tatih tak lupa mengunci kamar itu seperti semula dan kembali kekamarnya dan bersikap seolah tak ada yang terjadi.

The Secret Of MillionaireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang