part 26

1.9K 93 1
                                    

" aku lupa, sebaiknya kalian pulang biarkan liam yang menemaniku, besok kalian bisa datang lagi" ucap Ana menatap mereka semua
" tapi..." ucap odeth
" tidak usah kawatir , aku baik baik saja, lagi pula ini rumah sakit " ucap Ana meyakinkan.
" baikalah" ucap james. Setelah berbicara sedikit semuanya pun pulang meninggalkan Ana dan liam
Waktu berlalu begitu cepat mengiringi malam yang lama semakin lama semakin larut membuat dua orang yang hampir berbeda generasi semakin larut dalam pikiran masing-masing. Dimana salah satunya larut dalam kesedihan akan kehilangan salah satu nyawa bayi dalam kandungannya dan kebencian yang timbul dalam dirinya terhadap seseorang.
"mom ... kau harus menjauh dari pria brengsek itu!" ucap liam dingin, setelah merasa bosan dengan kediaman tak berujung
"aku.." ucap Ana bingung. Apakah dia harus pergi atau tetap tinggal
Ana masih tidak tau apa yang harus ia lakukan dimana sebagian hatinya menyuruhnya untuk tinggal dan bertahan dengan orang yang ia cintai dan melupakan kejadian ini dan melanjutkan hidup dimana sebagai boneka pengganti yang tak dihiraukan keberadaannya, atau menuruti sebagian hatinya lagi untuk pergi bersama luka dan kebencian dengan mengubur kisah cinta yang menyedihkan ini.
"Really mom? Kau masih bingung untuk menentukan semuanya setelah kelakuan pria tak bertanggung jawab itu?" ucap liam membuat Ana terbangun dari lamunannya lagi.
"bukan begitu liam" ucap Ana lemas.
" kalau begitu kita harus pergi meninggalkan Negara ini. Lupakan semua tentang pria Laknat itu, lupakan bahwa kau pernah berhubungan dengan pria itu, lupakan bahwa kau pernah mencintai pria bodoh itu'' ucap lian menghampiri Ana yang terdiam mendengar ucapan liam yang seperti pria dewasa.
"bagaimana aku bisa melupakan pria itu? Pria yang telah mengambil hatiku walaupun setelah itu dia menghempaskannya lalu menginjaknya sementara dalam perutku Ana Janin dari darah dagingnya?' ucap Ana diiringi air mata yang tumpah kembali.
"mom" ucap liam lalu naik ranjang rumah sakit Ana lalu memeluknya yang dibalas pelukan erat oleh Ana
"lupakan bahwa itu janin miliknya, kita bisa merawatnya bersama.jangan menjadi wanita bodoh Mom. Seakan tidak ada pria lain selain dirinya. Masih banyak. Buktikan bahwa kau bisa tanpanya . buktikan bahwa kau bisa membuat dia menyesal!" ucap lliam membuat Ana terdiam.
Ana berfikir bahwa semua ucapan liam itu benar. Dia harus bangit dan melupakan semua ini. Ana tersenyum lalu menghapus airmatanya.
" Kau benar liam" ucap Ana seraya melepas pelukannya.
" Tapi kemana kita akan pergi?" ucap Ana bingung
" ketempat dimana dia tak bisa menjangkaunya , ketempat dimana koneksi dan pengaruh kekuasaannya tidak ada"
"kapan kita akan pergi ?"Tanya Ana
"malam ini juga" ucap liam membuat Ana melongo
" tapi kita belum bersiap-siap, pakaian bahkan seluruh dokumen pentingmu masih ada diapartemen"
"jangan kawatir mom, aku sudah menyuruh Damiris mengurus semuanya. Kita akan menggunakan jet pribadi untuk pergi karena jika kita menggunakan pesawat Pria itu akan mengetahui kemana kita akan pergi " ucap liam membuat Ana berpikir
"A..apa kau benar-benar Liam?" Tanya Ana membuat liam mengeryitkan dahi tanda dia tidak mengerti maksud ucapan Ana
" kau berfikir layaknya orang dewasa, apa jangan-jangan didalam tubuhmu bukanlah ragamu, mungkin raga seseorang terjabak ditubuhmu" ucap Ana , mencoba mengejek Liam. Dimana liam hanya menanggapinya dengan gelengan dan senyum geli. Dia tahu bahwa wanita didepannya ini ingin terlihat baik-baik saja, tapi dia tahu bahwa saat ini Ana sedang menahan sakit jiwa dan raganya.
***
Malam semakin larut membuat orang-orang menghentikan segala aktivitasnya untuk beristirahat dari kesibukan masing-masing. Tapi itu tak berlaku bagi Ana dan Liam mereka sibuk menentukan rencana mereka dan menunggu kabar dari Damiris. Dering telepon memecah konsentrasi mereka.
"Halo..uncle bagaimana?" ucap liam , membuat damiris diseberang rencana mmengernyit karena dipanggil uncle oleh Liam. Yah sebenarnya lidah liam masih kaku mengucapkannya, coba bukan Ana yang menyuruhnya dia tidak akan mau.
"hemm. Begini Tuan saya sudah menyiapkan jet pribadi dibandara dan supir akan menjemput anda dan nona agar tidak menimbulkan kecurigaan saya telah membayar salah perawat untuk membantu anda keluar dan saya juga membayar pengawas CCTV untuk menghapus rekaman anda saat anda keluar nanti" ucap damiris panjang lebar
" Bagus. Aku akan menunggu kabarmu selanjutnya" ucap liam
" siapa??" Tanya Ana setelah liam menutup telepon
"u.hekm uncle Damiris" ucap liam . membuat Ana tersenyum senang, karena liam mau menerima sarannya.
"jadi bagaimana?" ucap Ana
"kita tunggu kabar selanjutnya, dia telah mengurus semuannya ,kita hanya perlu duduk dan menunggu"
Membuat Ana mengangguk paham.
......
Jet telah mengudara membuat Ana merenung apakah dia mampu menjalani hidupnya seperti yang dikatakan liam dengan Anak yang adadalam perutnya ini.

Selamat tinggal Christ, aku akan pergi. Maaf aku tak mampu untuk bertahan, semoga dengan kepergianku kau akan menyesali perbuatanmu . mungkin fakta yang akan kau terima nanti membuatmu sakit,tapi itu setimpal.
Ana menghapus air mata yang selalu menetes melewati pelupuk matanya ini. Dia hanya berharap bahwa setelah malam ini berlalu besok akan ada pagi yang indah dengan cerita baru yang menyambutnya.

The Secret Of MillionaireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang