Para siswa dan siswi berkumpul dalam satu ruangan. Mengenakan seragam musim dingin dan berdiri rapi menundukkan kepala. Wajah mereka terlihat berkabung. Ruangan luas itu diselimuti aura suram dan tak bisa diganggu sedikitpun.
Seorang laki-laki setengah baya maju keatas podium dan mulai berbicara panjang lebar. Semua yang mendengarnya semakin tak mampu menahan emosi. Sebagian dari mereka telah menangis tersedu-sedu, kebanyakan para siswi itu tak mampu menyembunyikan duka mendalamnya terhadap upacara ini.
Seorang siswa berambut kuning neon mengangkat kepalanya dan menggerak gerakkan matanya mencari seseorang. Ia menemukannya, orang yang dicarinya sedang berdiri sejajar dengan orang yang tak begitu ia sukai. Ia mengalihkan kembali pandangannya pada laki-laki setengah baya yang sedang berpidato saat ini.
Sedangkan pemuda yang tadi dicarinya kini sedang mendapatkan dukungan yang hangat. Pemuda disampingnya menyentuhkan jarinya secara diam-diam. Pemuda disampingnya mencoba menenangkannya seperti Bagaimana wataknya yang periang.
Upacara itu berakhir dalam waktu satu jam lebih. Semua siswa siswi berhamburan dengan air mata yang telah meleleh. Si pemuda berambut neon itu masih mencari orang yang tadi dicarinya. Ia menemukan dia sedang berbincang dengan seorang siswi. Pemuda itu menghampirinya.
"Soobin..."
Orang yang dipanggil Soobin menoleh. "Yeonjun-hyung..."
Yeonjun si pemuda neon itu membuat gerakan untuk pergi. Soobin terpaksa pamit lebih dulu pada siswi didepannya. Yeonjun langsung menarik paksa Soobin dan membawanya keluar ruangan lebih cepat.
"Kenapa tadi kau tidak berdiri disampingku?" Yeonjun bertanya kesal pada Soobin.
Soobin tergopoh-gopoh menyesuaikan langkahnya dengan Yeonjun. Meskipun tinggi badan Soobin lebih menang dari Yeonjun, namun untuk kecepatan lebih menang Yeonjun. Terus terang saja, Soobin itu lambat dalam segala hal. Dia juga tidak suka olahraga dan berenang. Sebaliknya, Soobin lebih suka makan dan tidur. Selain itu Soobin lebih suka menyalurkan hobinya untuk membaca buku.
Banyak yang mempertanyakan kesempurnaan tubuh Soobin dan kesehatan jasmaninya. Bagaimana bisa orang seperti Soobin memiliki tubuh sesempurna itu? Bahkan menurut rumor yang beredar, Soobin juga memiliki abs yang bagus.
Kembali lagi pada masalah Yeonjun tadi. Seperti yang terlihat sekarang, Yeonjun tengah kesal terhadap Soobin. Alasannya, yah karena Soobin terlihat sengaja menjauh darinya. Padahal, bukan seperti itu untuk sebagai pasangan kekasih.
"Hyung, aku belum bicara." Soobin mencoba menghentikan langkah menyeret Yeonjun.
Yeonjun berhenti ditengah koridor yang sepi.
"Aku tadi berbicara dulu dengan Jin-hyung sebelum berbaris. Setelah itu aku tidak melihat Hyung di barisan manapun. Terpaksa aku berbaris duluan, kebetulan aku sebaris dengan Hueningkai." Soobin menjelaskan dengan wajah takut takut. Bukan berarti tak beralasan mengapa ia takut dengan Yeonjun ketika pemuda itu sedang emosi.
Yeonjun menghela napasnya kasar. Ia mendorong Soobin hingga terjatuh. Yeonjun membungkuk dan mencengkeram wajahnya. "Aku akan menerima alasanmu jika itu menyangkut keluargamu. Tapi tidak untuk hal lain. Mengerti?"
Soobin mengangguk. Yeonjun tersenyum senang. Lalu Yeonjun mencium kasar bibir Soobin. Yeonjun sengaja menggigit bibir Soobin, hingga bengkak. Memasukkan lidahnya dan terus mendominasi kegiatan itu, membuat Soobin secara kentara tak bisa melawan.
Di tempat diluar sepengetahuan keduanya, Huening kai berdiri menyaksikan mereka. Ia mengepalkan kedua tangannya marah. Begitu marah nyaris menghancurkan kaca jendela di sebelahnya. 💔🎭
KAMU SEDANG MEMBACA
HAREM [Yeonbin Another Love Story]🔞
HorrorYeonbin fanfic collection Soobin always bottom Genre : Hard, Mature, Gore, Thriller, Sadisme, Angst/Comfort, BDSM, Bondage, Romance Bukan untuk anak kecil 🔞 Bukan untuk homophobia 🚫 Dilarang keras mengcopy paste 😠