Hari ini aku bertemu dengan kegagalan.Besok tidak akan terulang lagi.
Suasana kelas XI IPS 2 begitu ramai. Penghuni kelas tampak tidak kondusif. Wajar saja karena saat itu adalah jam kosong. Guru yang seharusnya mengajar tidak bisa hadir. Meski mereka sudah diberi tugas sebagai pengganti kehadiran guru, beberapa dari mereka ada yang tampak tak peduli dan memilih untuk melakukan kegiatan yang mereka senangi. Namun masih ada siswa rajin dan taat yang sedang mengerjakan tugas.
Di pojok belakang kelas ada murid yang bermain gitar sambil bernyanyi.
Ada yang hilang dari perasaanku
Yang terlanjur sudah ku berikan padamu
Lantunan lagu Ada Yang Hilang dari Ipank menggema di dalam kelas. Beberapa orang menoleh ke sumber suara, bukan karena terkagum tapi terganggu dengan suara gitar dan suara penyanyi yang tidak kawin.
"Woi, Syarif," seru Puji, cewek tomboi dengan rambut pendek sebahu, memanggil si penyanyi yang menganggu ketentraman hidup penghuni kelas. Syarif membuka matanya yang terpejam, menoleh ke Puji.
"Apa? Lo ngerusak konser gue ini," balas Syarif kesal, merasa terganggu.
"Konser matamu. Kuping gue pengang dengar lo nyanyi. Bukan gue aja, sekelas malah." Tunjuk Puji ke seluruh penjuru kelas yang memperhatikan perdebatan mereka berdua, berharap terjadi pertengkaran seru antara Puji dan Syarif.
"Masa dari tadi chord-nya C terus, kagak ganti-ganti," tegur Puji. "Mana suara lo sumbang," lanjut Puji lagi membuat Syarif cengengesan sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Semua terbahak, beberapa mengangguk setuju dengan ucapan puji.
"Makanya lo belajar main gitar sama gue," sahut Thora yang berada di dekat mereka. Tangannya sibuk di atas layar ponsel memainkan Mobile Legend.
"Emang lo bisa, Thor?" tanya Syarif dengan wajah serius.
"Yeee lo mah ... Apa sih yang gue bisa?" kata Thora sambil kedua jempolnya sibuk menari di atas layar gawai.
Orang-orang yang mendengar jawaban Thora terkekeh geli. Sementara Syarif mendengus kesal. Sirna sudah harapan Syarif untuk belajar gitar.
"Thor, lo fokus sama musuh. Itu si Gatot ganggu banget," seru Satrian yang juga sedang bermain Mobile Legend dalam satu tim.
"Mana?" tanya Thora sedikit berteriak.
"Itu di kiri lo," ucap Satrian, mata sipitnya kini membulat sempurna karena geram. "Aaargh. Parah dikepung. Yaaah ...," teriak Satrian saat permainan berakhir dengan kekalahan. Satrian mendelik kesal ke Thora.
"Ya maaf, Bro," jawab Thora, tersenyum kikuk.
Zain yang melihat ada tanda-tanda buruk di antara kedua temannya segera menengahi. "Sudah, sudah jangan berteman."
"Berantem," seru Thora dan Satrian berbarengan.
"Nah, kan kompak lagi," ujar Zain tersenyum puas.
Tiba-tiba suasana kelas menjadi hening. Aneh tapi nyata, secepat itu kelas ramai seperti pasar bisa sunyi layaknya kuburan. Curiga dengan apa yang terjadi, tiga sekawan menoleh ke depan kelas. Mereka akhirnya mengerti, hal itu terjadi karena kehadiran wali kelas mereka, Claudia. Guru muda berparas cantik yang juga diidolakan oleh siswa-siswa Seruni Bangsa.
"Kenapa kalian malah ribut?" suara sopran Claudia menguasai kelas. Seluruh murid diam, kicep melihat Claudia yang sudah mulai mengeluarkan hawa panas. "Keributan kalian itu mengganggu kelas lain. Saya sampai ditegur oleh guru sebelah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Aureliana
Teen FictionDAFTAR PENDEK THE WATTYS 2021 Kalau saja bisa, Aureliana akan memohon pada Tuhan untuk membatalkan kehadirannya sebagai manusia di dunia. Selama enam belas tahun, gadis yang dijuluki Cewek Kutub itu hidup dalam ketidaktahuan tentang siapa dirinya. S...