Bulan~7. Baikkan?

153 28 0
                                    

"Allah saja maha pemaaf, lantas kita sebagai hambanya harus bisa menjadi lebih pemaaf pula:))"
7. Baikkan?

Jam menunjukan pukul 17.00 AM, di kamar yang bernuansa hitam putih ini nampak seorang gadis tengah memainkan gitar nya, memetik snar gitar dan bernyanyi mengikuti alunan nada.

Last child - seluruh Nafas ini

Lihatlah luka ini yang sakitnya abadi

Yang terbelut hangatnya bekas pelukmu

Nyanyi Bulan dengan penuh penghayatan di temani dengan suara nya yang berpadu sempurna dengan petikan gitar membuat Bumi yang sudah masuk ke kamar berhenti tepat di belakang Bulan yang saat ini berada di Kursi balkon kamar nya.

Aku tak akan lupa

Tak akan pernah bisa

Tentang apa yang harus memisahkan kita

Lanjutnya dan membuat ia serta Bumi yang di belakang hanyut dalam kenangan masa lalu.

Di saat ku tertatih

Tanpa kau disini

Kau tetap ku nanti

Demi keyakinan ini

Jika memang dirimulah tulang rusukku

Kau akan kembali
Pada tubuh ini

Ku akan tua dan mati

Dalam pelukmu

Untukmu seluruh nafas ini

Kita telah lewati

Rasa yang pernah mati

"Dek" panggil Bumi lembut membuat Ia memberhentikan petikan gitar dan alunan lirik.

Merasa diri nya di panggil oleh Bumi membuat Ia tidak ada niat untuk menoleh namun seketika ia menoleh karna mengingat ucapan sang bunda tercinta apapun kesalahan nya jangan membuat dirimu menjadi pendedam dan membenci orang itu, tetap tanggapi dalam wujud menghargai segera ia berbalik dan menatap Bumi yang kini menatap nya dengan tatapan teduh dan sayu.

"Abang mau bicara" akhirnya setelah menarik nafas kata itu keluar dengan mulus, dirinya saat ini harus meminta maaf dan meminta untuk berbaikkan, dirinya merasa sangat bersalah atas apa yang terjadi selama 4 tahun belakangan ini. Diri nya merasa bersalah karna tidak dapat melindungi dan memberikan kasih sayang kepada Bulan, yah dia harus minta maaf dan mengatakan semua nya.

"Bicara ajah, Bulan bakal dengerin" ucap Bulan mulai melembut mengingat mungkin saja ini hal penting. Selama orang itu punya niat baik, kenapa tidak? Pikirnya.

"Emm... Abang minta maaf"

"Untuk?"

"Huh... abang minta maaf atas kelakuan abang yang gak pernah ngelindungi dan kasih sayang buat Bulan, abang minta maaf gak bisa jadi abang yang baik buat kamu. Abang juga minta maaf kalau karena abang kamu sering di banding bandingkan. Itu semua bukan niat abang untuk lebih dari kamu, itu semua perintah dari Ayah dan Abang hanya menurut saja. Sebelumnya Abang juga udah bilangin ke Ayah untuk gak banding bandingkan kamu sama Abang. Abang benar benar minta maaf" kata maaf begitu banyak terlontar dari mulut Bumi membuat Ia hampir terisak namun ia memilih melanjutkan menceritakan apa sebenarnya yang membuat ia lebih dari Bulan, dan Bulan masih setia memandangi Bumi seolah memberikannya kesempatan untuk menjelaskan.

Flashback on~

"Bumi ayah minta kamu harus giat belajar!" Ucap pria paru bayah dengan perwakan berbadan tegas dan mata tajamnya sedang berbicara dengan anak usia 13 tahun.

Langit, Bulan & Bintang [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang