Bulan~18. ujian hidup atau ujian apa?

86 17 4
                                    

Don't be Sider
Happy reading

******

Hari ini, bisa di bilang hari pertama SMA WHS Ujian Kenaikan kelas, bisa di lihat di setiap penjuru sekolah ada yang sibuk belajar, menghapal, dan ada pula yang santainya bukan main seperti hal-nya Gavin, Lio dan Daniel yang sibuk mengunyah Bakwan.

Beda halnya dengan Langit dan Bintang yang sedari tadi mencoba mengerjakan soal yang di buat sendiri. Bulan dkk pula yang membaca sambil makan.

"Nil, gak ikutan belajar juga lo?" tanya Lio sembari meminum Es tehnya.

Gavin mengangguk menyetujui, "lo bilang insaf, gini nih ceritanya?"

Daniel menganggkat bahu nya acuh, "gue udah hafal luar kepala, tenang aja."

"Halah gaya lo luar kepala mapel jam pertama aja mungkin lo gak tau," tukas Bulan sambil menuju halaman buku selanjutnya.

Daniel berdecak, "yakali gue gak tau.  Nih jam pertama tuh bahasa indonesia, alah gampang lah itu,"

Mereka semua serempak menoleh, "tuh kan apa gue bilang, jam pertama aja lo gak tau,"

"Nih yah Nil, se gobloknya gue mapel gak bakalan gue lupa," ujar Gavin sembari memijit pelipisnya.

"Lang, kasih tau mapel apa nih hari," seru Bintang sembari menyenggol bahu Langit.

"Matematika,"

"Oh mtk- apaaa?! Anjir kenapa gak bilang??? Bagi contekan yayayaya?"

"Ogah, katanya tadi udah di luar kepala."

Semua beranjak meninggalkan tiga sejoli tanpa persiapan pembelajaran, siapa suruh tidak belajar? dengan perasaan dongkol mereka bertiga serempak berteriak.

"TINGGALIN AJA, AWAS LO PADA ENTAR!"

***

Bunyi dentingan jam berbunyi tanpa gangguan suara bising sama sekali, semua orang diam sambil duduk menatap soal dan perlatannya di atas meja menunggu instruksi pengerjaan soal akan di mulai kapan.

Pak Henra selaku guru yang bertugas mengawas hari ini berdiri di depan kelas dengan rotan sambil melipat tangannya di dada.

Ia menatap satu persatu muka ruangan 3 dimana ruangan ini penggabungan dari beberapa kelas guna untuk memanimalisir resiko contek menyontek.

Namun entah ke khilafan dari mana Arcturus dan Bulan dkk bisa sekelas berdoa saja agar tidak terjadi keajaiban.

Cttsss

Suara rotan yang di pukulkan ke meja guru membuat mereka terlonjak kaget dan ada pula yang mengelus dada mereka diam diam karna rasa terkejut.

"Semua peserta ujian duduk dengan tegap!" seru Pak Henra membuat mereka cepat menegakan badan dan duduk sigap.

Ia kemudian berjalan menuju kursi dan mendudukan dirinya dengan tegap.

"Ujian di mulai dari sekarang, tidak ada suara dan kepala yang sibuk kesana kemari semua peralatan yang di perlukan saya harap lengkap jangan jadikan alasan meminjam barang untuk membuat kebisingan."

Langit, Bulan & Bintang [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang