❣بسم الله الرحمن الرحيم❣
"Tak dapat kujelaskan, hanya mampu kurasakan.
Tak dapat kuutarakan, hanya mampu ku doakan.
Kini ... kamu menjadi salah satu do'a ku."📌Nadhran
⚬Selamat membaca⚬(💗 📖)
🔱SilmiSNurfadilah___
Tidak usah cari ana. Tolong sampaikan kepada Ibu, ana akan baik-baik saja.
Ttd
FawazSebuah surat yang baru ditemukan di kamar Fawaz yang telah lama kosong.
Bagaimana mungkin petunjuk sepenting ini tidak mereka temukan sejak awal. Mereka telah berusaha semaksimal mungkin mencari kesana kemari untuk mendapatkan petunjuk tentang Fawaz, tapi waktu itu mereka tidak menemukan hal apapun di kamar ini.
Itulah rencana Allah, hal yang dekat sekalipun jika Allah tidak mengizinkan maka seakan tak ada. Ya, seperti surat yang Nadhran pegang inilah yang berasal dari dalam laci lemari kamar Fawaz.
Nadhran melangkah keluar dari kamar, ia memanggil Manaf namun tidak ada jawaban di sana.
"Manaf!" seru Nadhran lagi.
Suara gemercik air di kamar mandi terdengar, sepertinya Manaf yang ada di dalam sana.
Nadhran melihat ke arah benda bulat penunjuk waktu yang menempel di dinding. "Masih jam lima pagi?" tanyanya heran. Lebih tepatnya ia merasa aneh saja ketika masih pagi-pagi gini, tumben sahabatnya itu mandi.
Nadhran duduk sembari memandangi surat yang ia pegang. Suara gemercik air berhenti, disusul dengan langkah pemuda yang memakai kaos hitam dengan celana pendek, plus handuk yang menggantung di pundaknya.
"Woi! Pagi-pagi udah ngelamun aja!" seru Manaf sembari menggosok rambutnya yang basah dengan handuk.
"Naf ...," ucap Nadhran menggantung.
Manaf meriutkan dahi, ia paham wajah Nadhran menunjukan hal yang serius, dan seketika ia bingung apa yang membuat Nadhran begitu seriusnya.
Manaf duduk di samping Nadhran dan perhatiannya tertuju pada kertas yang Nadhran pegang.
"Tagihan listrik?" tanya Manaf asal.
Nadhran memberikan kertas itu kepada Manaf.
Kemudian membacanya secara perlahan."Antum nemu ini di mana?"
"Laci," jawab Nadhran singkat.
"Kok bisa?" Sungguh Manaf merasa heran, pasalnya waktu itu mereka telah mencari petunjuk soal Fawaz, tapi tidak ada yang mereka temukan. Bahkan di laci itu pun tidak ada apa-apa, hanya ada tumpukan buku lama.
Nadhran menjelaskan, tadi pagi ia tidak sengaja menemukan itu, ia akan membereskan buku yang ada di laci tersebut, dan akhirnya ia menemukan surat ini.
"Kita harus cepat-cepat kabari Ibunya!" usul Manaf, dan Nadhran menyetujui.
***
"Dhran, yang ini gimana caranya?" tanya seseorang.
Nadhran sedikit mendekat, dan melihat soal yang ditunjukkan oleh orang tersebut.
"Oh itu, tinggal kita pindahin yang ini nih, ke bawah sini," jelasnya.
Orang tersebut mengangguk paham."Oke, thanks ya, Dhran. Eh tapi kalau yang ini nih, gimana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
NADHRAN (Open PO) In syaa Allah
Random⚠️Sebagian part akan dihapus untuk kepentingan penerbitan. ⚠️ Apa yang kalian pikirkan pertama kali jika mendengar kata "Cinta"? Apa? Pacaran? Yakin Cinta itu hanya identik dengan pacaran? Sebuah kisah yang dirangkai untuk sang pencari cinta. Kisah...