١٢. امّ

97 38 47
                                    

❣بسم الله الرحمن الرحيم❣

"Kasih sayang yang tak akan habis adanya pada diri seorang Ibu."

📌Nadhran

⚬Selamat membaca⚬(💗 📖)
🔱SilmiSNurfadilah

___

"Wa'alaikum salam," jawab Nadhran setelah mendengar salam. Nadhran berdiri dari meja kecil di kamarnya, ia sedang mengerjakan tugas kuliah dan di tinggalnya sesaat setelah mendengar salam itu.

"Sebentar," pinta Nadhran kepada seseorang yang memberi salam, ia menutup laptop dan buku yang berada di meja kecil tersebut, kemudian berjalan menuju pintu.

Senyuman hangat hadir ketika pintu di buka oleh Nadhran, senyuman yang sangat ia rindukan.

"Ummi?" panggilnya dengan bahagia, Nadhran langsung menghambur pelukan kepada Sinta.

"Ummi sehat? Ummi kesini sama siapa?" tanya Nadhran masih dalam pelukan sang ibu.

"Alhamdulillah," jawabnya singkat, Sinta mengusap halus punggung anaknya.

"Ummi kesini sendiri," lanjut Sinta menjawab pertanyaan tadi.

Mendengar hal itu Nadhran langsung melepaskan pelukan, kemudian melempar tatapan khawatir pada Sinta. "Sendiri?" tanya Nadhran terkejut.

"Ummi, kenapa gak kabarin Nadhran dulu? 'Kan Nadhran bisa ke sana aja, Ummi jadi gak usah capek-capek ke sini," protes Nadhran, ia sangat khawatir jika Umminya bepergian sendiri.

"Terus kenapa Ummi  bisa tahu kontrakan Nadhran di sini?" tanyanya lagi.

"Gak usah terlalu khawatir, ini buktinya Ummi gak papa," ujarnya dengan senyuman.

Nadhran mempersilahkan Ummi untuk masuk. Kemudian kembali membahas perihal kedatangan Umminya yang datang sendiri.

"Sebentar, Nadhran bawain minum untuk Ummi dulu," pintanya ketika beranjak dari duduknya.

Nadhran lekas mengambil minum di dapur, di sana Manaf sedang asyik memasak mie instan, tanggannya lihai mengiris beberapa cabe sebagai pelengkapnya.

"Ada tamu, Dhran?" tanya Manaf ketika melihat kehadiran Nadhran di dapur yang sedang memasukan gula pasir ke dalam gelas.

"Iya, ada Ummi , Naf," kata Nadhran santai sembari mengaduk teh manis yang ia buat.

Manaf segera meninggalkan pekerjaannya yang sedang mengiris cabe, segera ia menghampiri Umminya Nadhran.

"Ada Ummi antum kok gak bilang-bilang ke ana," gerutunya sembari meninggalkan Nadhran di dapur.

Nadhran menyusul Manaf ke ruang tamu, "ini, diminum dulu, Mi," ucap Nadhran. Ia menyimpan gelas di meja tersebut.

"Assalamu'alaikum, Ummi. Apa kabar?" sapa Manaf dengan ramah.

Manaf menganggap Sinta adalah ibunya sendiri, karena dia pun menganggap Nadhran adalah saudaranya sendiri juga, begitupun sebaliknya.

"Wa'alaikum salam, Nak Manaf," jawab Sinta dengan ramah juga.

Sinta tersenyum dan berkata, "Nak Manaf sekarang badannya sudah agak berisi, ya?"

Nadhran tertawa mendengar hal itu. "Hahaha ... iya, Mi. Dia makan mie instan terus, jadi gitu," ucap Nadhran dengan tertawa.

Manaf mengusap wajahnya karena malu, tapi seketika ia merasakan panas di daerah matanya.

 NADHRAN (Open PO) In syaa AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang