١١. Hati?

100 47 44
                                    

❣بسم الله الرحمن الرحيم❣

Sungguh aneh rasanya jika dihadapan seseorang yang ia sebut dalam do'a. Kenapa ia begitu berani meminjam namanya tapi ketika dihadapannya-pun ia malah bertingkah konyol seperti ini?

-Nadhran-

⚬Selamat membaca⚬(💗 📖)
🔱SilmiSNurfadilah

___

"Hey!" Marra datang dan tiba-tiba saja duduk di samping Nadhran.

Pemuda itu sekilas menoleh dan sedikit bergeser dari tempat duduknya.

"Eh iya maaf," ucap Marra canggung. "Oke, kita gak boleh duduk berdekatan, 'kan?" tanya Marra memastikan.

Nadhran mengangguk samar mengiyakan pertanyaan Marra tadi.

Marra berdiri dan mengambil langkah ke samping kanan agar tidak terlalu dekat dengan Nadhran, "cukup?" Marra bertanya perihal apakah jarak dirinya dan Nadhran cukup jauh.

"Nih." Marra menyodorkan sebuah buku kepada Nadhran, hal itu membuat alis Nadhran bertautan, ia bingung kenapa Marra memberinya sebuah buku.

Nadhran ikut berdiri. "Apa ini?" tanya Nadhran dengan melihat ke arah buku tersebut.

"Ya, buku lah, masa bakso!" ketus Marra.

"Iya ana tahu, tapi kenapa dikasih ke ana?"

Marra tertawa sesaat. "Bukannya kemarin kamu butuh buku ini?" Marra kembali menyodorkan buku tadi.

"Malah diem, nih terima!"

Nadhran mengambilnya dengan ragu, "Em ... makasih ya," kata Nadhran setelah mengambil buku.

"Aku beli itu udah lumayan lama sih, tapi suka gak tepat aja ngasihnya," ucap Marra mulai bercerita. "Kamu tahu gak, Dhran? Aku beli itu sampai temen aku heran lho!" lanjutnya menceritakan.

"Heran? Kenapa emangnya?" tanya Nadhran.

"Iya ... temen aku heran, katanya sejak kapan aku suka baca buku? Emm emang sih aku baca buku pas mau ujian aja, hehe. Itupun buku kuliah yang bersangkutan," kata Marra dengan tertawa.

Nadhran hanya menggerakkan kepala, dan tersenyum simpul, ia sebenarnya tidak enak berbicara berdua seperti ini, walaupun mereka di tempat umum dan banyak orang ... tapi tetap saja hakikatnya mereka sedang mengobrol berdua.

Sepertinya Marra menyadari hal itu. "Oke, kalau gitu aku pamit dulu, semoga suka!" Marra tersenyum melihat Nadhran menerima buku pemberiannya, ia berbalik dan melangkah meninggalkan Nadhran yang duduk kembali.

"Nadhran!" panggil Marra yang jaraknya belum terlalu jauh darinya.

Nadhran menoleh ke belakang. "Assalamu'alaikum!" Seru Marra memberi salam dari ke jauhan.

"Haha, tadi aku lupa kasih salam," lanjutnya menjelaskan dengan sedikit tertawa.

Nadhran mengangguk, "iya gak papa, wa'alaikum salam," jawabnya.

 NADHRAN (Open PO) In syaa AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang