٣٤. Rencana

35 11 28
                                    

🌷🌷بسم الله الرحمن الرحيم🌷🌷

"Jika rencanaku dan rencana-Mu selaras, hamba mohon lancarkanlah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jika rencanaku dan rencana-Mu selaras, hamba mohon lancarkanlah."

📌Nadhran

⚬Selamat membaca⚬(💗 📖)
🔱SilmiSNurfadilah

___

Lembaran hari terus berlalu, meninggalkan beberapa potogan kisah yang tersimpan di waktu lampau. Nadhran kini tengah duduk di atas sajadah miliknya. Tangannya meraih kitab suci al-qur'an yang tersimpan di atas meja dekat kasurnya, ia mulai membuka lembaran demi lembaran di sana.

Lima belas menit berlalu, ia terus saja melantunkan ayat suci al-qur'an, yang ia bacakan adalah qur'an surat al-kahfi. Ayat demi ayat ia lantunkan dengan khidmat, sampai akhirnya dering dari ponsel menggema di telinganya, pada awalnya ia tidak menghiraukan hal itu, tapi ponselnya terus saja berdering sampai akhirnya ia memutuskan untuk menunda terlebih dahulu kegiatannya, ia menutup qur'an kemudian menciumnya dengan perlahan, entahlah Nadhran selalu melakukan hal itu ketika dirinya telah selesai membaca kalamullah tersebut.

Nama 'abi' terpampang di layar ponselnya, membuat Nadhran degan cepat mengangkat panggilan tersebut.

"Assalamualaikum, afwan, Bi, Nadhran baru ngangkat telponnya," tutur Nadhran.

"Waalaikumsalam, iya gak papa, Nak. Apa Abi ganggu kamu?" jawab Rendri dari telpon.

Nadhran tersenyum. "Enggak kok, Bi."

"Ada kabar baik, Nak ...." Rendri diam beberapa detik. "Alhamdulillah ... Nadhira  sudah siuman, kamu cepat ke sini ya, ada yang akan Abi sampaikan," titahnya melanjutkan ucapannya yang tadi.

Nadhran mengangguk patuh, hatinya sungguh bahagia sekali mendengar hal itu, ia terus saja mengucapkan rasa syukur.

Setelah percakapan selesai, Nadhran dengan segera membereskan sajadahnya, ia melipatnya dengan rapi kemudian disimpan ke tempat asalnya.

Melihat Nadhran yang terburu-buru, Manaf bertanya, "antum mau ke mana, Dhran?"

"Ke rumah sakit, Naf," jawab Nadhran yang masih sibuk bersiap-siap.

"Ada apa emangnya? kok buru-buru banget?" tanya Manaf penasaran.

"Alhamdulillah, Nadhira, Naf," jawab Nadhran yang membuat Manaf sedikit bingung.

"Nadhira? kenapa?"

"Udah siuman," jelas Nadhran, kini wajah Nadhran terlihat cerah, mungkin itu karena ia sangat bahagia saat ini.

"Alhamdulillah," ucap Manaf dengan senang.

"Maaf ya, Dhran ana gak bisa ikut, soalnya ana kerja hari ini," kata Manaf.

 NADHRAN (Open PO) In syaa AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang