Hari libur itu seharusnya menjadi hari yang menyenangkan, tapi di apartemen Nako dan Mashiho justru bertengkar hebat tentang masalah yang sangat sepele. Ya, Mashiho ingin main keluar bersama Nako. Namun, gadis itu menolaknya karena kemarin ia lelah kerja kelompok bersama Yujin, Minju, dan Yuri.
"Gamau! Dibilangin kok ngeyel sih?!" teriak Nako dari kamarnya.
"Ayo dongg! Mashi janji deh beliin apa aja yang Nako mau!"
"Gamau!"
Gedoran pada pintu kamar Nako semakin keras. "Nako jelek ah Mashi gasuka!"
"Apaan sih kok bawa bawa muka Nako!? Mashi tuh yang jelek! Ga punya pacar juga sombong! Gausah sok kegantengan ya!"
"Nako juga jomblo. Galak gitu siapa uang mau sama Nako. Paling baru berapa hari pacaran udah lo cakar cowonya!"
"Mashi gausah mulai ya." geram Nako.
"Mulai apaan, itu fakta kok!"
"Pokoknya Nako gamau! Minggu itu hari males malesannya Nako!"
"Ck. Buka ato gue dobrak sampe rusak nih pintunya?" ancam Mashiho.
"Gayaan banget kayak kuat aja."
Setelah itu hening. Nako pikir Mashiho sudah kembali ke kamarnya dan menyerah untuk membujuk Nako. Nyatanya, laki laki itu benar benar berusaha mendobrak pintu kamar Nako. Nako yang tidak ingin pintu apartemennya rusak langsung buru buru membuka pintunya. Sayangnya, saat Nako membuka pintu itu bertepatan dengan Mashiho yang hendak mendobrak pintunya.
Beginilah akhirnya. Mashiho menyundul tubuh kecil Nako hingga gadis itu jatuh ke lantai. Mashiho yang melihat Nako terkapar di lantai langsung tertawa, berbeda dengan Nako yang terlihat kesakitan di lantai itu.
"Ih Mashi! Sakit tau!"
"Makanya bilang! Kena kan jadinya." ucap Mashiho sambil mengangkat tubuh Nako ke kasur gadis itu.
"Mana yang sakit? Sini dielus biar ga sakit lagi."
"Mana ngaruh Mashi, Nako bukan anak kecil lagi."
"Nako itu selamanya kecil di mata Mashi. Mana yang sakit?"
Nako yang mendengar itu mendengus kesal. Ia memilih untuk memunggungi Mashiho sambil mengelus dadanya. Ternyata Mashiho kuat juga ya, rasanya cukup menyakitkan.
Mashiho yang terabaikan akhirnya itu merebahkan diri di samping Nako. Ia menatap punggung gadis itu sambil mengelus lengan Nako. Mashiho memilih diam karena ia pikir Nako pasti merasa sakit. Walau tubuh Mashiho tidak sebesar laki laki lain, bukan berarti Mashiho kekuatannya kecil ya.
"Maaf ya? Jangan nangis dong."
"Mana ada Nako nangis. Ga!"
"Ya siapa tau, kan Mashi gatau."
"Apa sih kok ikutan nyebut nama gitu. Nako kan jadi ga lucu."
"Loh bukannya Nako lebih suka gini daripada lo gue?"
"Nako sukanya dipanggil sayang." batin Nako dengan senyum tipisnya.
"Tau ah! Nako kesel sama Mashi! Sana keluar! Mashi jahat!"
Kalau gadis lain yang seperti itu, sudah pasti Mashiho akan meninggalkan mereka karena menyebalkan. Namun, entah kenapa jika Nako yang bertingkah seperti anak kecil seperti ini membuat Mashiho semakin gemas kepadanya. Bahkan melihat tingkah Yiren yang terkadang lucu pun membuat Mashiho malas bukan gemas. Kalau begini terus, Nako akan menjadi perempuan favorit dalam hidup Mashiho setelah ibunya.
"Gamau pergi ah. Mau dimaafin dulu. Maafin dong? Ya? Ya? Yaaaaa?" tanya Mashiho dengan suara yang ia buat lucu.
"Tuhan, kuatkan Nako." batin Nako.
"Gue harus apa nih biar dimaafin sama Takata Nako?"
"Heh! Main ganti marga aja! Ga boleh gitu!"
Bukannya mereka takut, Mashiho justru tertawa. "Makanya ini harus apa Nako?"
"Gatau. Pikir aja sendiri."
Kalau saja perempuan lain yang seperti ini, Mashiho akan memutar matanya malas dan menghembuskan napasnya kasar. Namun, kali ini Mashiho justru memeluk Nako dari belakang dan menaruh wajahnya di bahu Nako. Tidak lupa dengan senyum lebarnya, Mashiho mengeratkan pelukannya.
"Apa sih Mashi? Lepas. Nako gamau main sama Mashi."
"Nako mau apa nih? Semuanya bakalan Mashi beliin deh."
"Ga. Gamau."
"Yakin?"
"Iya."
"Wishlistmu di online shop aku beliin semua deh."
"BENERAN?!" teriak Nako sambil menatap Mashiho.
Wajah mereka sangat dekat, bahkan hidung keduanya bersentuhan. Senyum di wajah Nako memudar, sedangkan senyum di wajah Mashiho masih sama. Bagaimana bisa hati Mashiho tidak berdebar dengan keras jika posisi mereka seperti ini?! Kadang Nako heran dengan dirinya sendiri dan Mashiho. Ini yang jantungnya terlalu lemah Nako atau Mashiho saja yang mati rasa?
"Iya, beneran."
Nako tersenyum. Karena tidak tahan dengan posisi itu, Nako memutuskan untuk kembali memunggungi Mashiho. "Yeay! Kalo gitu ayo main!"
Mashiho tersenyum ketika melihat Nako bangkit dari kasur dan bergegas membuka lemari bajunya. Gadis itu benar benar imut dan Mashiho sangat menyukainya. Nako ini benar benar adik yang lucu dan menggemaskan ya?
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐆𝐨𝐦𝐞𝐧 𝐧𝐞, 𝐒𝐮𝐤𝐢 𝐧𝐢 𝐧𝐚𝐜𝐜𝐡𝐚𝐭𝐭𝐞 ✓
Short Story[Mashiho x Nako] Mashiho dan Nako ini saudara jauh. Namun, Nako jatuh cinta dengan Mashiho. Jadi bagaimana Nako menghadapi perasaannya? Apa Mashiho memiliki perasaan yang sama dengan Nako? Cover by -> @-SWTDRMX Start : 7 August 2020 End : 30 October...