18. yiren atau nako?

1K 246 41
                                    

Mashiho dan Nako berjalan menuju parkiran dengan tangan mereka yang bertautan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mashiho dan Nako berjalan menuju parkiran dengan tangan mereka yang bertautan. Nako berjalan seperti anak kecil, ada lompatan kecil disetiap langkahnya. Tentu saja hal itu membuat Mashiho gemas, tetapi ia hanya memperhatikan kelakuan Nako saja. Gadis itu selalu terlihat seperti anak kecil,  pantas saja banyak laki laki yang ingin membungkusnya dan membawanya pulang.

"Awas kepleset. Disini licin." peringat Mashiho.

"Nako seneng tau! Akhirnya Mashi ga nyuekin Nako lagi! Ayo beli pizza! Kita harus rayain keakuran kita berdua!"

Mashiho terkekeh. "Baru tau kalo ada perayaan akur?"

"Ada dong~ kan yang buat Nako hehe."

Mashiho dengan gemas mencubit lengan Nako. Rasanya Mashiho ingin menguyel-uyel gadis itu sekarang juga jika saja tidak ingat dimana mereka. Mashiho melepaskan genggaman tangan mereka dan menyuruh Nako untuk menunggu di dekat pintu keluar dari parkiran. Gadis itu langsung menurut dan berjalan dengan imutnya kesana.

Saat Mashiho hendak mengambil motor, tiba tiba tangannya ditahan oleh seseorang. Ternyata orang itu adalah Yiren. Gadis yang sedari tadi Mashiho hindari. Mashiho menatap tangannya dan wajah Yiren secara bergantian. Kira kira apa yang Yiren inginkan dari Mashiho?

"Mashiho bantuin aku ngerjain tugas praktek olahraga dong. Aku kan gabisa basket. Kamu kan ACE basket sekolah kita nih, jadi bantuin ya?"

"Kapan?"

"Hari ini! Bisa kan? Sekarang malah! Gimana?"

"Kan ada kak Jeno. Dia juga jago, kenapa ga minta tolong dia aja? Lagipula kan satu kelas? Bisa dikerjain bareng?" alasan Mashiho.

"Ya kan aku maunya diajarin kamu Mashi. Mau ya?"

Mashiho jadi bingung. Haruskah ia membantu Yiren? Atau tetap menemani Nako? Mashiho melihat kearah Nako yang ternyata sekarang sedang menyilangkan tangannya. Wah, sepertinya gadis itu menunggu terlalu lama dan marah.

"Kayaknya gabisa deh kak. Hari ini udah ada janji sama Nako. Mau rayain sesuatu."

"Rayain apa? Aku ikut deh! Kalo hari ini kamu gabisa, kita kerjainnya besok aja. Gimana?"

Mashiho menutup matanya sejenak. Ini kenapa Yiren sangat memaksanya sih? Ya memang benar Mashiho ini pemain basket terbaik di sekolah mereka, tetapi kan Jeno juga anak basket? Kenapa harus dengan Mashiho? Dan yang lebih aneh, kenapa hanya Yiren yang meminta tolong kepadanya? Apa sekarang Yiren sedang menjebaknya?

"Mashi! Ayo pulang! Laper nih!" marah Nako sambil berjalan mendekati Mashiho.

"Nah kan. Nako jadi marah. Duh gimana ya kak? Aku cuma janjian berdua aja sama Nako. Nanti kalo kak Yiren ikut, Nako makin marah lagi. Kan kak Yiren gasuka sama Nako."

Ucapan Mashiho membuat pandangan Nako dan Yiren bertemu. Benar saja, Yiren menatap Nako sinis membuat gadis kecil itu kesal. Dengan agresif Nako memeluk lengan Mashiho membuat batin Yiren menjerit kesal. Mashiho yang merasa ada sesuatu yang aneh diantara dua gadis itu menatap mereka secara bergantian. Mereka, tidak akan bertengkar bukan?

"Mashi udah janjian sama Nako duluan. Kak Yiren ga boleh bikin Mashi ngingkarin janji!"

"Idih siapa juga yang mau bikin Mashi ngingkarin janji. Orang gue mau ikut acara perayaan kalian."

"Ga. Ga boleh. Kak Yiren udah ditolak jadi sekarang pergi dari sini. Syuh syuh." usir Nako membuat Mashiho diam diam menahan tawanya.

"Ditolak? Cih. Heh bocil. Denger ya. Mashiho itu besok bakal ngajarin gue basket. Jadi, lo jangan buat Mashiho gamau ngajarin gue. Ngerti?"

"Emang Mashi udah jawab? Emang Mashi mau? Bukannya besok Mashi nemenin Nako ke rumah mama?" tanya Nako sambil menatap Mashiho.

Mashiho menepuk jidatnya. Benar juga, Mashiho kan memang ingin menemani Nako besok. Kenapa ia lupa? Ia kembali menatap Yiren dengan mata sayunya. Menunjukkan jika Mashiho merasa tidak enak kepada Yiren.

"Duh maaf nih kak. Nako bener. Aku udah ada janji sama dia. Jadi gabisa deh. Kak Yiren bisa minta tolong kak Jeno aja. Kalo gitu kita pulang duluan ya kak." pamit Mashiho sambil menggandeng tangan Nako menuju motornya.

Diam diam Yiren mengepalkan tangannya. Melihat Nako yang tersenyum senang karena Mashiho lebih memilih dirinya membuat Yiren semakin ingin merebut Mashiho darinya. Kalau dipikir kembali, jika mereka hanya saudara, kenapa sangat dekat seperti itu?

"Cih. Liat aja. Suatu saat nanti, lo ga bakal bisa sombongin Mashiho ke gue lagi." batin Yiren sambil beranjak dari parkiran sekolah.

Mashiho mengambil helm Nako dan memakaikannya kepada gadis itu. Nako dengan senyumnya menatap Mashiho penuh arti. Nako terlihat sangat senang, apa karena Mashiho lebih memilihnya ketimbang Yiren? Mashiho mulai mengeluarkan berbagai asumsinya. Jika benar, berarti ada sekian persen kemungkinan Nako menyukainya juga bukan?

"Ayo Mashiii! Jangan lamaaa! Nako laper nih! Kita beli pizza dulu!" ucap Nako sambil memukul-mukul jok motor Mashiho.

Mashiho yang tersadar langsung menggunakan helmnya dan buru buru memundurkan motornya. Setelah Mashiho menyalakan motor, Nako langsung naik di belakangnya dan memeluk Mashiho erat. Bahkan gadis itu terus tersenyum. Mashiho yang dipeluk pun ikut tersenyum. Ia menjalankan motornya sambil mengelus tangan Nako yang memeluknya.

Ryujin yang melihat itu menatap mereka tidak percaya. Bagaimana bisa kedua manusia mini itu hanya saudara? Sepertinya hal itu hanyalah omong kosong. Bahkan Ryujin kalah uwu dengan mereka. Pokoknya ini semua salah Hyunsuk. Dengan kesal Ryujin memukul keras lengan Hyunsuk.

"Aduh! Ryujin kenapa sih?! Sakit tau!"

"Dasar ga peka! Putus ajalah!"

"Eh enak aja tuh mulut. Cepet naik! Katanya mau belanja baju baru."

"Sekali sekali yang uwu kek kayak Mashiho sama Nako. Masa kita kalah sama ker-"

Ucapan Ryujin terpotong karena kecupan dari Hyunsuk. "Protes terus. Iya deh iya besok pamer keuwuan. Cepet masuk mobil. Udah dibukain malah dianggurin."

Ryujin langsung tersenyum lebar kemudian mengecup pipi Hyunsuk. Gadis itu masuk ke dalam mobil lalu Hyunsuk menutup pintunya. Laki laki itu memasuki mobil dengan kepalanya yang menggeleng heran.

"Mashi Mashi, katanya saudara tapi kok kelakuan macem orang pacaran yang uwu?" batin Hyunsuk.

"Mashi Mashi, katanya saudara tapi kok kelakuan macem orang pacaran yang uwu?" batin Hyunsuk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝐆𝐨𝐦𝐞𝐧 𝐧𝐞, 𝐒𝐮𝐤𝐢 𝐧𝐢 𝐧𝐚𝐜𝐜𝐡𝐚𝐭𝐭𝐞 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang