16. menghindar

977 257 58
                                    

Sejak kejadian di kantin kemarin, Mashiho berubah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sejak kejadian di kantin kemarin, Mashiho berubah. Dan ini sudah 4 hari Mashiho tidak seperti biasanya. Nako jadi bingung, kenapa sikap Mashiho tiba tiba menjadi tidak peduli seperti ini? Tidak hanya itu, Mashiho juga sangat cuek. Apa sekarang Nako yang membuat kesalahan fatal? Jika iya, apa kesalahannya?

"Mashi kenapa sih? Kok nyuekin Nako terus? Mashi marah sama Nako? Kalo marah bilang dong jangan diemin Nako kayak gini." bujuk Nako sambil menggoyang-goyangkan tangan Mashiho.

"Gapapa kok. Lagi ga mood aja."

"Masa ga mood sampe tiga hari? Biasanya juga selalu mood! Mashi kenapa sih?!"

Ryujin dan Somi yang memperhatikan Mashiho dan Nako dari belakang kelas saling menatap. Apa mereka bertengkar lagi? Kali ini apa masalahnya? Mereka jadi penasaran.

"Eh Jae itu Nako Cio berantem lagi?" tanya Somi.

"Hah? Ya mana gue tau."

"Ya siapa tau lo masih merhatiin cewe yang ngefriendzone elo." ledek Ryujin.

Jaehyuk memutar matanya malas. "Sok tau. Gue kan sekarang naksir Yuri. Tanya aja sama mereka. Ato ga si robot tuh, kan Cio paling deket sama dia."

"Males ah. Udah bucin total kayak gitu." jawab Somi sambil menunjuk Asahi dan Hitomi.

Asahi sedang menari seperti robot konslet di hadapan Hitomi membuat gadis itu tertawa keras. Jaehyuk yang melihat itu hanya terkekeh dan menepuk pundak Somi dan Ryujin.

"Sabar ya yang pacarnya ga satu kelas."

"Bacot lo."

"Berisik."

Jaehyuk menyingkir dari sana, menghampiri Yuri yang sedang membaca novel seorang diri. Ryujin dan Somi kembali melihat ke arah Nako dan Mashiho. Ternyata Nako masih merengek kepada Mashiho. Melihat Mashiho cuek seperti itu tidak hanya mengherankan Nako, tetapi teman satu kelas mereka. Namun, semuanya memilih untuk tidak ikut campur karena jika Mashiho marah yang paling terkena dampaknya Nako bukan?

"Ih Mashi!"

"Gue ke kamar mandi dulu ya. Gabung sama yang lain gih."

"Mashi kan belom jawab pertanyaan Nako!"

"Udah sana gabung. Nanti aja jawabnya." ucap Mashiho sambil beranjak dari duduknya.

Nako menghembuskan napasnya dengan kasar. Berbeda dengan Mashiho yang berjalan sambil mengecek detak jantungnya. Kenapa detaknya sangat kencang sih? Kalau begini terus menerus, Mashiho tidak dapat berdekatan dengan Nako. Jangan jangan yang selama ini Mashiho sukai itu Nako? Bukan Yiren?

Pikiran Mashiho dipenuhi dengan banyak asumsi yang berkaitan dengan Nako. Namun, setelah ia pikirkan kembali. Ia tidak pernah menyukai seorang gadis seperti ia menyukai Nako. Apa iya Mashiho benar benar jatuh hati kepada saudara jauhnya itu?

Mashiho masuk ke dalam kamar mandi. Siapa sangka ia bertemu dengan Junkyu yang sedang membasuh tangannya. Dengan wajah cemberut dan langkah yang gontai, Mashiho menghampiri Junkyu dan menjatuhkan kepalanya ke bahu Junkyu.

"Gue normal ya. Jauh jauh sana."

"Gue juga normal bego. Lagi galau nih."

"Halah paling yang lo galauin cuma Nako."

"Lo cenayang ato apaan sih?"

"Lo yang bego Mashiho, bukan gue. Keliatan jelas tau kalo lo itu sukanya sama Nako bukan sama Yiren."

"Keliatan jelas dari mana. Orang Nako sama Yiren aja cantikan Yiren. Ibaratin ya Nako itu kucing garong kalo Yiren itu bidadari."

"Bangsat. Jelek amat Nako. Kasian."

Mashiho terkekeh. "Tapi imut."

"Nah kan. Lo itu selalu punya celah buat tetep milih Nako ketimbang Yiren. Lo selalu njunjung tinggi Yiren tapi selalu buat opsi lain supaya tetep bisa milih Nako. Lo itu sukanya Nako Shiho, bukan Yiren."

Mashiho terdiam. Haruskan ia jujur kepada Junkyu? Tentang perasaan yang ia rasakan kepada Nako akhir akhir ini? Atau haruskan Mashiho diam saja? Lagipula mereka saudara bukan? Tidak mungkin untuk berakhir bersama.

"Yiren bosenan. Ga cocok sama lo. Mending cari cewe lain kalo lo emang gasuka sama Nako."

"Gue gatau." sahut Mashiho membuat Junkyu menyilangkan tangannya.

"Nah kan. Ga punya pendirian lo."

"Akhir akhir ini gue suka merhatiin hal hal yang harusnya ga gue perhatiin dari Nako. Jantung gue juga aneh. Detakannya ga kayak biasanya."

"Gue bilang juga apa. Lo itu suka sama Nako."

"Ya masa suka sama saudara sendiri? Gila aja."

"Ya apa salahnya? Lagian cuma saudara jauh. Ga pasti kan saudara apa? Gimana kalo ternyata saudara yang bener bener jauh? Kan masih bisa nikah."

"Ya tetep aja ga-"

"Semakin lo nyangkal perasaan lo, semakin gede rasa itu hadir." potong Junkyu membuat Mashiho menatapnya.

"Pilihannya ya cuma dua. Terima perasaan lo atau hapus perasaan lo. Tinggal lo nya aja mau yang mana." lanjut Junkyu.

"Gue ga pernah ngerasa kayak gini."

"Lo ga pernah jatuh cinta? Pacaran?"

"Ya pernah. Cuma rasanya ga kayak gini. Beda."

"Mampus lo. Giliran jatuh cinta beneran malah sama saudara sendiri. Kayaknya lo ngelakuin banyak kejahatan deh makanya ini karma lo."

"Enak aja main fitnah anak orang."

"Ya siapa tau kan?"

"Jadi baiknya gue gimana nih?"

"Ya kalo emang cinta ya perjuangin lah? Dan kalo lo milih buat menjauh, siap siap aja."

"Siap siap apa?"

"Bakal banyak hal yang berubah secara drastis kalo lo ngejauhin Nako tanpa ngasih tau hal yang sebenernya. Lo udah janji buat ga boongin dia kan? Jangan rusak kepercayaan dia lagi. Kesempatan kedua itu ga hadir buat semua orang bro. Gue balik kelas dulu."

Mashiho terpaku mendengar ucapan Junkyu. Laki laki itu benar, tidak semua orang berhasil mendapat kesempatan kedua. Apa yang harus Mashiho lakukan? Menerima perasaannya atau menghapus perasaannya?

Jangan lupa vote comment sama masukin reading list yak biar aku seneng dan semangat nulisnya hehe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa vote comment sama masukin reading list yak biar aku seneng dan semangat nulisnya hehe.

𝐆𝐨𝐦𝐞𝐧 𝐧𝐞, 𝐒𝐮𝐤𝐢 𝐧𝐢 𝐧𝐚𝐜𝐜𝐡𝐚𝐭𝐭𝐞 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang