8. cemburu

1.2K 294 54
                                    

Nako tidak tahu perasaan apa yang harus dia rasakan sekarang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nako tidak tahu perasaan apa yang harus dia rasakan sekarang. Haruskah Nako senang? Atau haruskah Nako marah karena Mashiho terlihat lebih tertarik dengan perempuan lain?

Ini merupakan hal baru untuk Nako. Duduk dengan perempuan asing bersama dengan Mashiho. Biasanya mereka selalu berdua, tetapi hari ini ada gadis lain di depan mereka. Nako tidak tahu nama gadis itu siapa, ia hanya menatapnya kesal sambil sambil sesekali memutar matanya malas ketika Mashiho mengeluarkan gombalannya.

"Lain kali keluar berdua yuk? Kayaknya asik deh kalo kita jalan gitu?" ajak gadis itu membuat Nako menatap Mashiho tajam.

Mashiho yang merasa aura gelap dari Nako menatap gadis yang ada di sampingnya. Meminta izin dengan tatapan melasnya. Bukan Nako namanya kalau tidak luluh dengan Mashiho. Dengan tidak ikhlas Nako mengangguk lalu memakan roti yang dibelinya tadi. Mashiho langsung tersenyum dan menjawab gadis yang tiba tiba bergabung dengan mereka itu.

"Nako ngizinin kok. Mau kemana? Kapan?"

"Nanti gimana? Pulang sekolah kita langsung pergi gitu?"

Lagi lagi Mashiho menoleh ke arah Nako untuk meminta izin. Namun, melihat Nako yang suasana hatinya sedang buruk membuat Mashiho mengurungkan niatnya untuk bertanya. Ia mengiyakan gadis itu membuat Nako dengan kesal meremat roknya. Kenapa sih semudah itu mengajak Mashiho pergi? Apa dia lupa kalau dia harus mengantar Nako pulang terlebih dahulu? Dasar fakboi, pikir Nako.

"Yaudah kalo gitu nanti gue chat ya? Nomor lo?"

"Genit banget sih anjir. Bikin sepet aja. Cepet pergi napa." batin Nako sambil mendengus kesal.

Mashiho memberikan nomornya dan melambaikan tangan kepada gadis itu. Begitu selesai dengan urusannya, Mashiho kembali fokus memperhatikan Nako yang memakan roti dengan beringas. Gadis itu menarik cukup keras roti yang dimakannya membuat Mashiho terkekeh. Nako kenapa ya? Kok semakin hari semakin menggemaskan? Apa semakin tua semakin jelek tidak berlaku pada Nako? Kalau Mashiho menaruh rasa kan bisa bahaya nantinya.

"Pelan pelan dong cantik makannya. Yang anggun biar ada yang suka sama lo."

"Apaan sih. Sana jauh jauh. Males banget liat kebucinan Mashi sama cewe ga dikenal kayak tadi. Besok besok kalo emang mau sama cewe lain gausah sama Nako. Nako males tau ga! Nako tuh-"

"Cemburu?"

Nako terdiam. Ia berhenti mengunyah roti miliknya dan memalingkan pandangan dari Mashiho. Walau Nako terus saja menghindari tatapannya, tentu saja hal itu tidak membuat Mashiho menyerah untuk bertanya. Ia masih berusaha, sampai ia menangkup pipi Nako yang matanya ditutup.

"Kenapa hm? Kok ditutup matanya?"

"Apa sih lepas! Ntar pacar Mashi cemburu liat Mashi gini sama Nako!"

"Mana ada pacar, Mashi kan jomblo."

"Jomblo apaan cewe dimana mana." cibir Nako membuat Mashiho terkekeh.

Dengan gemas Mashiho mencubiti pipi Nako membuat gadis itu membuka matanya. Akhirnya pandangan mereka bertemu. Mashiho dengan senyumnya dan Nako dengan pipi yang terjepit.

"Kenapa? Ga boleh? Kalo ga boleh ya bilang ga boleh dong jangan iya iya aja."

"Ya masa Nako ngelarang larang Mashi?"

"Ya gapapa kan gue sering ngelarang lo ini itu. Lo berhak buat larang larang gue juga."

"Kan Mashi udah janjian tadi."

"Ya kan bisa dibatalin. Buat peri cantiknya Mashi apa sih yang enggak?"

Nako yang mendengar itu tertawa kecil sambil memukul pundak Mashiho. Peri cantik katanya. Ah, Nako jadi malu sendiri. Kenapa sih Mashiho selalu saja memiliki cara untuk membuat Nako tersenyum dan tertawa? Padahal hal sekecil itu jika laki laki yang mengatakannya Nako pasti akan bergidik ngeri.

"Nako."

"Iyaa?"

"Jujur aja kalo sama gue. Gue sebagai kakak lo siap sedia ngelakuin apa aja buat lo."

"Idih, kakak darimana coba? Tua lebih dari setahun aja enggak ada."

"Loh yang selama ini rawat Nako siapa? Mashi kan? Jadi Mashi kakaknya Nako sekarang."

"Mana bisa kayak gitu?"

"Ya dibuat bisa dong."

"Kok maksa?"

"Yaudah Nako mau jadi pacar Mashi aja?"

"Apa sih! Kok sampe pacar segala!? Udahlah Nako mau makan lagi!"

Mashiho terkekeh. Ia mengelus kepala Nako lalu mulai memakan roti miliknya. Siapapun yang melihat interaksi antara Nako dan Mashiho pasti gemas sendiri. Bagaimana tidak gemas? Keduanya terlihat sangat menyukai satu sama lain tetapi kata 'saudara jauh' seolah olah membatasi hubungan mereka.

"Kayaknya Mashiho ga suka sama kak Yiren deh." ragu Hitomi.

"Kenapa?"

"Kalo dibandingin ya perilaku Cio ke Nako sama Cio ke kak Yiren itu beda banget tau Sahi. Dia lebih perhatian ke Nako."

"Ya kan saudara."

"Mana ada saudara sampe segitunya? Perhatian Cio ke Nako ngalahin perhatian lo ke Hiichan tau." sahut Ryujin membuat Asahi menatapnya tajam.

"Apaan kok bawa bawa hubungan." sungut Asahi.

"Fakta anjir. Baperan banget sih Hiichan robot lo."

Hitomi terkekeh. "Tapi beneran tau Sahi, coba deh kamu lebih merhatiin lagi."

"Ngapain merhatiin Mashiho kalo aku bisa merhatiin kamu yang cantiknya kayak bidadari?"

Seketika orang orang yang duduk di meja kantin itu tersedak. Ayolah, Asahi kenapa jadi seperti ini?

"Anjim minum cuk minum!" ucap Beomgyu sambil memukuli pundak Doyoung.

"Duh telinga suci gue." kata Somi.

"Apaan tadi anjir. Kesurupan apalagi sih lo Hi?" heran Rina.

"Udahlah. Susah kalo ngomong sama robot. Yang bisa cuma Hiichan doang." pasrah Ryujin.

Doain banyak waktu buat update biar kalian juga seneng ceritanya cepet lanjut hehe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Doain banyak waktu buat update biar kalian juga seneng ceritanya cepet lanjut hehe. Makasih yang udah vote dan comment💜

𝐆𝐨𝐦𝐞𝐧 𝐧𝐞, 𝐒𝐮𝐤𝐢 𝐧𝐢 𝐧𝐚𝐜𝐜𝐡𝐚𝐭𝐭𝐞 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang