Part 05

272 53 4
                                    


Life




{Jungkook x Jihyo x Jin}




Saran : sambil mendengarkan lagu AKMU - How can i love the heartbreak, you're the one i love






Bell tanda istirahat telah berbunyi, seiring itu Tzuyu dengan segera menghampiri Jihyo yang tengah berdiri di depan loker membereskan bahan ajar yang baru saja mereka pelajari.

"Ayo Jihyo, aku lapar'' Jihyo mengunci loker, sebelum menjawab kalimat sahabat.

"Aku tak makan Tzu, kau saja, ada sesuatu yang harus ku lakukan''

Tzuyu menghela nafas kecewa, ''Mau kemana memang? Aku ikut''

''Tak usah, Tzu. Bye~''


Jihyo melangkahkan kakinya meninggalkan Tzuyu yang tengah menatapnya khawatir, ''Apa lagi yang ingin kau lakuka, Jihyo'' monolog Tzuyu dalam hati.




Jihyo terengah di daun pintu sebuah kelas yang berada di lantai atas, sedikit berlari takut orang yang hendak di 'temui'nya telah meninggalkan ruangan, tak dia hiraukan sindiran sarkas yang terucap dari siswa ataupun siswi yang baru saja keluar meninggakan ruangan tersebut, magamnya berkeliaran menelusuri ruangan, mencari seseorang yang sedari tadi membuatnya tak mampu berkonsentrasi menyerap pelajaran.

Jin melihat Jihyo yang tengah berdiri di daun pintu kelasnya, sedikit tidak nyaman dengan kehadiran sang adik, ia pun melangkahkan tungkai menuju Jihyo berada.

"Maaf Jihyo kau makan bersama Tzuyu dulu, aku ada perlu'' Ucap Jin yang menggangap kedatangan sang adik adalah untuk mengajaknya pergi ke cafetaria.

''Eum. Oppa.'' ujar Jihyo, namun bukannya pergi meninggalkan kelas, tungkai sang adik malah berjalan memasuki ruangan dengan tergesa tanpa menatap Jin, fokus Jihyo ternyata tertuju pada seorang siswa yang tengah terduduk santai memainkan benda persegi di tangannya.


Tangan Jihyo dengan cepat menyeret pergelangan sang pemuda, di tariknya pemuda itu dengan kuat, tak memedulikan pekikan si pemilik tangan dan seruan Jin.

''Apa yang kau lakukan gadis gila!'' ucap si pemilik tangan sembari menghempaskan tangannya dari genggaman kuat Jihyo sesaat setelah kedua remaja itu melangkah keluar di daun pintu.

''Jihyo-'' seru Jin tercekat

''Kau yang menyuruh kakaku membeli rokok itu bukan?'' Tanya geram Jihyo, si siswa yang tak lain adalah Jungkook hanya tersenyum angkuh, sedang sang kakak tertegun, tak percaya bila Jihyo ternyata memang telah mengetahuinya.

''Jihyo sudahlah kau tak perlu ikut campur dengan masalahku kali ini''. Ujar Jin sembari melangkahkan tungkainya hendak membawa sang adik pergi

''Aku perlu. Oppa!'' tegas Jihyo penuh penekanan, magamnya masih terkunci pada Jungkook, menepis tangan Jin yang hendak membawanya.

''Jika seandainya itu benar. Apa yang akan kau lakukan?'' Cuap angkuh Jungkook, membuat sang gadis kian tak mampu membendung kemarahannya, dengan refleks Jihyo mengepal kuat, tangannya melayang cepat tepat di depan muka Jungkook.

Namun tangan Jin dengan cepat menggenggam pergelangan Jihyo hingga kepalan itu tak mampu mendarat mulus di wajah Jungkook yang menatap acuh, tak merasa takut bila kepalan itu melukai wajah tampannya. Senyuman iblis tak lebur dari wajah rupawan itu, membuat rahang sang gadis Park mengeras.

Jin segera menarik Jihyo, orang yang ditarik memberontak tak terima namun tenaga kuat sang kakak tak mampu membuatnya terlepas. Jin menyeretnya meninggalkan Jungkook yang merasa semakin di tantang gadis Park dan tatapan kaget serta heran dari geng pemuda Jeon yang sedari tadi menyaksikan drama dadakan tersebut.

Taehyung menghela nafas kasar, lalu pergi meninggalkan ruangan, moodnya semakin memburuk melihat drama yang baru saja diperankan kedua teman dekatnya itu.

''Adik Jin hyung sangat menakutkan, bukankah begitu?'' Hoseok akhirnya mengutarakan kalimat yang sedari tadi tercekat, Jimin menyetujui hal itu, sedangkan seorang siswa berkulit putih hanya tersenyum tipis.

''Hebat'' cuap pelan si siswa tanpa mengalihkan pandangan pada gadis Park yang semakin menjauh.

''Kau menyukainya, Yoongi?'' tanya pasti Jimin yang sadar jika teman sejawatnya itu memiliki sedikit ketertarikan pada adik Jin. Wajar saja karena kata pujian jarang keluar dari mulut tipis sahabatnya ini. Pemuda yang dipanggil hanya tersenyum misterius, membuat Jimin dan Hoseok begidik

''Seleramu selalu aneh jika menyangkut wanita'' ucap heran Hoseok yang kembali mendapatkan persetujuan dari Jimin.






Seruan Jihyo tak dihiraukan Jin, untuk pertama kalinya Jin merasa sangat marah pada sang adik, tanpa Jin sadari genggaman tangannya kian kuat hingga membuat sang empunya sedikit kesakitan.

"Sakit oppa!'' Suara Jihyo menyadarkan sang kakak, dilepasnya segera tangan yang sedari tadi di seret kuat itu, jin menyeret Jihyo hingga mereka berada di rooftop sekolah.

Jihyo menggenggam tangannya yang sedari tadi di cengkram Jin, dengan air mata yang entah sudah sejak kapan meluncur di pipi chubbynya.

Jin yang menyadari itu sontak menyesal, merutuki diri sendiri, dan membawa sang adik ke dalam pelukannya.

''Maaf''. Sesal Jin dengan tangan mengelus lembut surai pendek sang adik yang menangis semakin keras, membuat hati Jin seakan remuk karenanya.

''Maaf karena selalu terseret dalam masalahku Jihyo'' Jihyo menggeleng dalam dekapan sang kakak, tangannya meremas dengan kuat seragam olahraga yang membalut dada Jin.

''Maaf karena selalu membuatmu khawatir''

''Kau adalah adikku yang berharga Jihyo, seseorang yang selalu menjadi rumah terhangat bagi ku, terima kasih karena sudah menerimaku dengan sepenuh hatimu, disaat aku sendiri'' Suara isak tangis mulai mereda di bibir mungil Jihyo, berada dalam dekapan Jin sedikit membuatnya tenang.

'' Kau selalu ada saat aku terpuruk, terima kasih untuk itu. Namun, untuk kali ini bisakah kau tak terlibat? Aku tak ingin membuatmu merasakan kembali kesedihanku, yang ku perlukan hanyalah Jihyo yang menjadi rumah terhangat saat aku kembali pulang. Bisakah?''

Jihyo melepaskan pelukan Jin dan menatap lekat magam sang kakak, hendak menyanggah namun urung kala melihat wajah teduh yang kentara meminta permohonan itu. Jihyo terdiam tak mampu menolak atau mengiayakan permintaan Jin, di usapnya dengan kasar kedua pipi yang sudah tergenang itu. Jihyo tertunduk, tak mampu bercuap. Sedang Jin mengelus lembut surai hitam Jihyo yang lusuh dan berantakan.









tbc~~

{867 words}

LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang