Life
(Jungkook x Jihyo x Jin)
Setelah mengumpulkan seluruh keberaniannya Jihyo akhirnya mendudukkan bokongnya pada kursi lipat tepat berada di samping tubuh Jungkook yang masih enggan membuka obsedian cokelat legamnya.Dengan gerak pelan jemari Jihyo tergerak menyentuh lembut tangan Jungkook yang ditusuk jarum infuse, ada rasa tak nyaman di hati, ketika lengan Jeon terlihat tak berdaya.
Jihyo beralih mengambil kotak persegi dari tas punggung yang Tzuyu berikan padanya siang tadi, kepalanya sedikit menunduk jemari mulai membuka penutup kotak, setelahnya dapat Jihyo lihat sebuah daun maple dibungkus plastic transparan, Jihyo mengambil daun hijau itu mengangkatnya di udara, sesekali bergerak memutar menelisik fisik daun dengan 7 lobus bergerigi, tujuan Jungkook tak mencapai nalarnya.
Jihyo menyimpan daun kembali, namun atensinya teralih pada selembar kertas terlipat yang baru disadarinya menjadi alas helai, Jihyo mengambilnya membuka lipatan dan mulai membaca semua klausa yang tercantum.
Hai, Park Jihyo.
Mungkin kau akan terheran setelah membuka kotak yang kuberikan,
Awalnya aku ingin memberikan beberapa lembar uang padamu sebagai tanda terima kasihku,
Namun entahlah, fikiranku berubah setelah melihat pohon maple di area taman apartemen,
Kau kecewa?
Jihyo berseringai geli.
''Tentu, uang jauh lebih bernilai ketimbang sehelai daun'' Monolognya lirih.
Kau harus melihat terlebih dahulu perjuanganku dalam mengambil daun itu!
Aku mencabut sekitar 30 helai terbaik dan yang ada ditanganmu itu adalah kelas teratas!
Senyum samar terlukis di wajahnya, seiring bayangan Jungkook dengan wajah masam melintas di otak.
Emm..Jihyo, maafkan aku
Aku tak terbiasa berbicara seperti ini, jadi.. aku tak tahu hal apa yang harus kuutarakan,
Jihyo membuang nafas lembut, kata 'maaf' Jeon sedikit membuatnya jenuh. Menurutnya permintaan maaf tempo lalu sudah cukup karena dia tak memikirkan peristiwa itu kembali.
Yang jelas, aku benar-benar minta maaf
Semua yang terjadi padamu dan Jin hyung adalah kesalahanku
Maafkan aku karena terbuai ego hingga membuat kalian jauh menderita,
''Kau juga'' hati Jihyo bercuap, rasa sesak sedikit membuat nafasnya tercekat, seolah keberadaan disffuser di cabinet tak membantu menyegarkan ruang.
Awalnya aku hanya ingin menyalurkan kekesalanku,
Mencari pelarian agar semua emosiku terrealisasikan,
Maafkan aku karena menargetkan kalian berdua sebagai pelampiasan,
''Kau memang salah----''
''----namun aku mungkin sedikit mengerti'' hati Jihyo bermonolog, menjawab tiap klausa yang Jungkook goreskan.
Dan.. terimakasih untuk tetap membantuku setelah semua perangai burukku,
Kali ini aku benar-benar harus pergi,
Aku tahu kau senang bukan?
Tuan Jeon menjengkelkan akhirnya menyingkir dari hadapanmu
Jihyo tersenyum kecut. Kata --senang-yang tertulis sama sekali tak dia rasa.
Jihyo kau tahu?
Daun maple merupakan symbol euphoria Kanada setelah berhasil memisahkan diri dari Britania Raya
Maple juga melambangkan ketulusan,
Semoga perasaankupun tersalurkan melalui sehelai daun yang kini mungkin telah berada di genggamanmu,
Jihyo mengambil kembali daun maple yang sempat terabaikan, satu hal yang dia tahu selain melambangkan ketulusan daun ini juga membawa arti lain yaitu -kesetiaan--.
Jin memberitahunya saat musim gugur di sekolah menengah pertama dulu.
Meski sulit, aku akhirnya memutuskan untuk pergi
Meninggalkanmu entah sampai kapan,
Semua hal mengenai masa depan selalu abu di mataku
Namun jika Tuhan menakdirkan pertemuan lainnya bagi kita,
Maka bersiaplah!
Aku akan lebih menghantui harimu,
Aku akan membuat hidupmu tak akan pernah tenang dengan semua perilaku dan keindahan wajahku,
Aku tampan, dan itu ancaman!
''Heol'' gumam malas Jihyo, mengolok klausa yang baru dibacanya
Aku harap pertemuan kita selanjutnya tak lagi berhias wajah menekuk redup,
Hanya senyum cerah dan tawa sumringah
Menjalani hidup layaknya kebanyakan orang,
''Akupun berharap sama'' cuap harap hati Jihyo, berharap bibir yang kini memucat dapan kembali pada rona aslinya di iringi lengkungan menyebalkan namun hangat Jeon.
Jihyo...
Setelah kematian ibuku aku tak pernah lagi berdo'a kepada Tuhan
Aku menyerah menunggu harapan terjawabNya,
Namun kali ini, setelah 12 tahun aku mencoba kembali menyerahkan permohonanku,
Berharap kita bisa bertemu kembali dengan atmosfir yang berbeda,
Tak ada lagi ketakutan, marah, sakit dan kepedihan,
Aku akan mengajakmu ke suatu tempat jika itu terjadi,
Kau tak bisa menolak karena keputusanku selalu mutlak,
''Ku tunggu'' lirih Jihyo terisi harap di setiap kata yang terucap samar.
Aku harap kau berdandan cantik jika hari itu tiba,
Yang ini wajib kau garis bawahi oke!
Jihyo meringis.
Sudahlah, aku lelah menulis,
Sampai sini saja suratku,
Bye bye! Kau harus tetap sehat hingga hari pertemuan kita benar-benar terkabul!.
Jihyo melipat kembali secarik kertas berisi klausa Jungkook yang memberi kesan dalam di hatinya, jemarinya tergerak menggenggam lembut tangan lemas di hadapan, maniknya menyorot dalam pada Jungkook yang masih menutupkan kelopaknya, diiringi untaian do'a kesembuhan pada pemuda yang kembali membuat hati sang gadis tak nyaman.
''Kau orang yang kuat bukan?-''
''---Cepatlah bangun, aku bukan penyabar''
Hening. Tak ada tangapan dari kalimat Jihyo, hanya deru disffuser dan denting mesin EKG yang terdengar seolah menjawab klausa lirih sang gadis di ruang temaram itu.
TBC.
(764 words)
KAMU SEDANG MEMBACA
Life
Fanfiction"Hidupmu memang tak begitu beruntung,tapi tenang saja! Kau tahu bukan? Aku adalah guardianmu. Oppa!" -Jihyo "Kau sudah lebih dari cukup untuk membuat hidupku bahagia, Thomas." -Jin "Cih! Kalian menggelikan." -Jungkook Cast : Jihyo Jungkook Jin Tzu...