Part 26

158 36 0
                                    






Life



(Jungkook x Jihyo x Jin)





Ada yang berpendapat bahwa ketidaktahuan merupakan anugerah baik di sisi semesta dengan semua misteri menangkupnya. Ketidaktahuan menyelamatkan seseorang dari hitam-abu dunia yang memang fana.

Di waktu yang hampir melewati jam malam Seoul dengan angin dingin penghantar pergantian musim, Park Jihyo terlihat enggan untuk menghentikan langkah tak tentu arah dengan pandangan kosong yang terus menghiasi manic legam sang gadis. Satu hal yang hatinya lafalkan, andai dia tak mengetahui semua ini, dia lebih memilih bodoh jika pintar membuatnya tertekan.

Otaknya terus memutar rekaman 30 menit lalu dimana sang ayah mengutarakan sebuah kebenaran yang mengusik suasana keluarga kecilnya saat ini, fakta bahwa ayah yang telah membersamainya selama 10 tahun ternyata seorang pria paruh baya yang pernah melarikan diri ke Austria selama 3 tahun dan merintis karirnya dari 0 di sana, kini perusahaan itu mengalami peningkatan tiap ditahun, pantas ayahnya jarang berada bersama mereka, mungkin karena kesibukannya sebagai seorang founder.

Namun bukan itu yang membuat nafasnya tersekat, kenyataan bahwa kegagalan ayahnya dulu berhubungan dengan ibunya dan ayah Jungkook sedikit membuat Jihyo tak mampu bercuap, ditambah sang ayah yang menyerahkan selembar surat perceraian kepada ibunya di hadapan mereka, membuat Jihyo kian tertegun bahkan air matapun tak mampu keluar akibat kejutan menyakitkan yang diterimanya.

Kini Jihyo diberi pilihan oleh sang ayah untuk membersamai dirinya dan Jin atau memilih ibu kandung Jihyo sendiri.

Jihyo bimbang dia memang sudah menganggap Jin dan ayahnya sebagai bagian penting dari hidupnya namun meninggalkan Na Yeonhee seorang diri bukanlah pilihan yang tak dia pertimbangkan, Jihyo dengan segala rasa kesalnya pada sang ibu rupanya masih menaruh peduli, bagaimanapun dia adalah ibu yang melahirkannya, kenangan indah masa kecil bersama sang ibu kini terputar kembali, membuat bimbang Jihyo kian tak bertepi.

Tanpa Jihyo sadari seorang laki-laki dengan tergopoh tengah berjalan berlawanan arah dengannya, tangan lelaki itu terlihat menekan sudut kiri perut bawahnya, dengan peluh yang membanjiri pelipis hingga rambutnya tampak lepek karena terus berlari dan menahan sakit yang kian perih.

Jihyo tersentak kala tubuh seseorang menubruknya, tubuh lelaki itu di ambang batas kali ini, tak ada tenaga lagi yang mampu dia kerahkan untuk kembali berjalan, ditambah tubuhnya yang kini terjelembab di atas trotoar jalan, membuat rasa sakitnya kian menjadi. Sedangkan Jihyo terlihat membelalak kala sosok familiar tertangkap mata telah merintih kesakitan di hadapannya.

''Jungkook!''

Dengan kesadaran yang mulai mengabur Jungkook menatap sosok gadis yang terlihat kaget dan berusaha menolongnya, sial rasa rindunya pada Jihyo ternyata membuatnya semakin gila, hingga kini dia bahkan mampu menciptakan ilusi Jihyo di sisa hidupnya. Kemudian gelap mulai menyentuh penglihatannya.










Jin menyilang kedua lengannya dengan sebelah bahu bersandar pada ujung tembok ruang tengah rumah mereka, magamnya masih mengamati pemandangan di hadapan dimana Jihyo yang tengah mencoba mengobat luka di sekujur tubuh Jungkook dengan pengetahuan sebatas pengalaman gadis itu.

Ayah mereka berjalan dengan sebuah handuk dan sebaskom air hangat kemudian bergabung membantu pemuda yang berbaring tak sadarkan diri.

Jin kembali menghela nafas panjang, entah harus merasa tenang atau tidak, dia lega melihat Jihyo yang berkenan kembali pulang setelah Jin mencari dengan gusar, namun pemuda yang Jin gendong di tengah perjalanan membuat hatinya merasa berat kembali. Entahlah tapi Jin semakin tak menyukai Jungkook kali ini, di tambah dengan perlakuan Jihyo yang terlihat begitu peduli dengan keadaan Jungkook membuat hati Jin memanas, Jin tahu ini bukan waktu yang tepat untuk mengeluh terhadap perlakuan Jihyo pada pemuda yang merundung mereka, namun sebaik-baiknya Jin menahan perasaannya pasti akan ada saat dimana dia merasa tak mampu bukan? Diapun memilih beranjak pergi, meninggalkan Jungkook dengan kedua orang terdekatnya yang tengah menangani luka pemuda bebal itu.










LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang