Part 30

212 42 0
                                    

Life


(Jungkook x Jihyo x Jin)





''Siapa yang kau hubungi?'' Sapa suara di belakang tubuh yang membuat Jungkook kembali membuka kedua matanya.

Na Yeonhee berjalan mendekat, menatap pemuda yang duduk pada kursi roda lamat, mencari sendiri jawaban dari pertanyaan yang dilayangkannya. Namun semuanya kosong, dia tak mampu menembus almond cokelat kelam itu. Manic itu entah mengapa malah mengingatkannya pada seseorang di masa lampau dulu.

''Paman Haejin'' Jawab Jungkook sekenanya.

Na Yeonhee sedikit merasa aneh dengan kedekatan suami dan pemuda yang menumpang dirumahnya yang terhitung singkat. Namun dia lebih memilih untuk mengabaikannya.

''Kau bisa pergi meninggalkan rumahku secepatnya?''

Ada rasa nyeri saat Jungkook kembali mendengar kalimat pengusiran ini, dia merasa menjadi orang asing yang tak diterima keberadaannya, dan itu memang fakta. Bibirnya terkatup merasa tak memiliki kata untuk menjawab.

''Aku tahu kau bukan pemuda biasa. Pergilah! kehidupan kami sudah cukup rumit selama ini''

Na Yeonhee memilih untuk berbalik menuju kamar meninggalkan Jungkook yang masih tertegun. Jika saat siang tadi dia masih bisa dengan percaya diri menimpali kalimat Jin namun kali ini semuanya terasa kosong.



-------


''Kurasa bukti ini tidak cukup agar bisa diproses polisi'' Ujar ayah Jin sembari menggulir mouse di genggaman, memperhatikan setiap kata yang terpampang pada layar motior laptop. Disana terdapat pula Jungkook yang membersamai.

''Apa maksud paman?''

''Semua ini berbentuk digital, kita perlu bukti fisik kuat seperti rekap transaksi, jurnal keuangan dan surat kontrak''

Jungkook tertegun, dikiranya flashdisk itu dapat melakukan apa saja, nyatanya hanya omong kosong.

Jungkook segera menegakkan tubuhnya setelah sebuah pemikiran terlintas.

''Paman bisa menghubungi seseorang untukku?''

Kim Haejin mengerutkan dahi, merasa tak mengerti.




-------


Jungkook terus menatap lamat tubuh terbaring Jihyo pada kasur lantai dengan warna biru pudar. Maniknya menelusuri setiap inci lekuk wajah sang gadis, pipi sebulat bakpau yang kini terlihat mengurus, kedua kelopak tertutup menyembunyikan manic bulat dengan iris cokelat emas bening kesukaannya, hidung runcing sebagai pemertegas keindahan rupa, membuat Jungkook tak bosan memandanginya sampai kapanpun.

Ada sedikit rasa bersalah di hati Jungkook,pun takut jika gadis yang tengah tertidur lelap disampingnya akan kembali meninggalkan Jungkook, seperti kepergian sang ibu yang sedikit banyak memberikan dampak mendalam baginya.

Suara ketukan kasar pada daun pintu membuat lamunannya terpecah, diiringi sang gadis yang mulai membuka kelopak mata, mungkin terganggu oleh suara bising barusan.

''Jungkook? Kenapa kau disini?'' tanya Jihyo setelah menyadari keberadaan Jungkook.

''Menunggumu''

Dahi Jihyo berkerut heran, ingin bertanya kembali namun atensinya teralih oleh suara riuh pintu. Keduanya menoleh kearah yang sama. Ada sedikit rasa was-was yang mulai hinggap dikeduanya.

Sedangkan ibu Jihyo berinisiatif untuk membuka, dirinya sudah jengkel dengan si tamu yang menurutnya terlampau tak sabaran.

Cklek.


LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang