Part 36

389 46 4
                                    



Life

(Jungkook x Jihyo x Jin)





Jihyo mematung kembali di depan pintu ini, pintu bercat senada kayu dengan kaca persegi kecil menempel pada sebagian pintu.

Melihat keadaan pemuda yang mulai mengkurus terbaring lesu dengan menyandarkan punggung pada brangkar dimana bagian punggung diposisikan keatas.

Tak ada raut sedih yang terpancar dari pemuda itu, hanya wajah terlampau biasa sembari berbincang ringan dengan penunggunya. Taecyeon.

Namun semua itu tak mampu membuat hati Jihyo membaik, justru raut seolah tak terjadi apa-apa Jungkook membuatnya teriris, pemuda itu terlampau kuat, mungkin jika Jihyo berada di posisinya dia akan menangis tersedu sepanjang hari.

Tangannya bergerak menggenggam kuat kenop pintu, mencoba mengumpulkan seluruh kekuatannya. Kepala yang sempat tertunduk itu kembali menatap lurus menembus kaca.

Jihyo tertegun, rupanya sang adam sudah menangkap keberadaannya, beberapa saat keduanya saling melempar pandang, dalam dan intens terjerumus pada sorot legam masing-masing.

Lengkungan kurva Jeon menyadarkannya, senyum manis itu menyuruhnya untuk masuk sembari menggapaikan tangan di udara.

Jihyo menarik nafas dalam, kemudian memutar kenop dan melangkah maju menuju brangkar dimana Jungkook telah menyambut kedatangannya dengan wajah berseri.

Jihyo membungkuk, menyapa sopan Taecyeon yang sedang duduk di sofa ruangan, membuat pria berdimple itu tersenyum hangat kearahnya.

Pria itu kemudian melirik jam yang melingkar di pergelangannya.

''Aku harus pergi sekarang, Sicca sudah menungguku''

''tolong jaga Jungkook sebentar ya, Jihyo''

Jihyo mengangguk sopan, setelahnya Taecyeon melangkah pergi bersama seulas senyum penuh arti.

Atmosfir canggung memenuhi ruangan saat Taecyeon telah pergi, tak ada klausa yang terucap dari keduanya.

Jihyo terdiam, tubuhnya tak bergerak sedikitpun, berdiri di ruangan yang sama dengan Jungkook berdua saja membuatnya kikuk, tak tahu harus berlaku apa.

Sedangkan Jungkook memilih menunggu, dia sadar pengakuannya minggu lalu membuat Jihyo sedikit tak nyaman di dekatnya, Jungkook tak mau memperparah dengan bersikap melebihi batas, dia memilih untuk mencoba terlihat seperti biasa terbukti dengan dia yang tak pernah menuntut jawaban atas pengakuannya pada gadis di hadapan. Terkadang menunggu adalah pilihan tepat.

''Kau akan terus berdiri disitu?''

Jihyo terlonjat, suara baritone yang tak didengarnya selama dua hari itu menyadarkan lamunannnya.

Jihyo berdeham, mencoba membasahi tenggorokan yang terasa kering. Sebelum akhirnya melangkah dan berdiri tepat di samping brangkar Jungkook.

''Kau sudah merasa lebih baik?''

Jungkook menggerakkan tengkoraknya naik turun. Sebagai jawaban untuk kata -iya-

''Sudah makan? Kau tampak kurusan''

''Taecyeon hyung sudah memberikannya barusan''

Jihyo melirik nampan makanan yang berada di atas nakas, dapat dia lihat makanan itu hanya di suap sedikit oleh si pemilik.

Jihyo berinisiatif mengambilnya, menyendok bubur dan mengangkatnya di udara, bermaksud memberikan suapan pada Jungkook.

''euww.. aku tak suka bubur''

LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang