Life
(Jungkook x Jihyo x Jin)
''Kau bilang akan menungguku? Kenapa pulang duluan?''
Jihyo terkaget kala suara Jin menyapa rungu, diapun menyembunyikan benda yang sedari tadi di tatapnya pada saku celana, sedang Jin tak menyadarinya dan memilih mendudukkan diri di papan meja yang berada di luar flat roof rumah mereka, tepat di samping Jihyo yang sudah terduduk sedari tadi.
''A-ah.. Tzuyu memintaku menemaninya berbelanja tadi, maaf oppa'' Jin tersenyum sebagai jawaban.
''Mau ku ambilkan minum?'' Tawar Jihyo yang menyadari raut kelelahan di wajah Jin, sedang sang kakak hanya mengangguk ringan sebagai jawaban.
Jihyo segera berjalan menuju rumah, guna mengambil segelas air untuk Jin, namun tungkainya terhenti kala suara sang ibu menyapa rungu.
''Seokjin sudah pulang?''
Jihyo memutar bola matanya, merasa jengah dengan kalimat tanya Na Yeonhee yang sudah dia tahu apa makna dibaliknya.
Jihyo tak menjawab dirinya putuskan untuk berpura tak mendengar dan berjalan kembali menuju dapur, sedang sang ibu yang tengah terduduk santai dengan segelas soju di tangannya segera berdiri dan keluar dari rumah sempit itu. Membuat tatapan Jihyo beralih kearahnya dan tergesa mengambil segelas air.
''Kau sudah pulang rupanya''
Jin yang tengah menidurkan tubuh dengan kedua tangan sebagai bantalan langsung terbangun dan duduk tegak, diapun menolhe kepada sang ibu yang tengah menyilang kedua tangan di sampingnya.
Tanpa menunggu jawaban dari si anak angkat Na Yeonhee segera menjulurkan tanganya, meminta sesuatu yang sudah pasti kepada pemuda tampat dengan wajah lesu di hadapan.
Jin segera merogoh dompet yang berada di saku celana, ibunya ini sangat tahu kapan dia menerima gaji rupanya, diapun mengambil sebagian besar uang yang terdapat dalam dompet kulit yang mulai mengelupas itu, tangannya melayang di udara guna memberikan pada wanita paruh baya di hadapa, namun tercekat oleh sebuah tangan yang tetiba menggenggamnya erat.
''Bukankah sudah saatnya kau berubah?'' Park Jihyo gadis itu bercuap tegas dengan tangan yang menggenggam kuat jemari Jin.
Na Yeonhee tersenyum miring. ''Bukankah sudah saatnya kau berlaku sopan pada ibumu?''
Jihyo menatap sang ibu nyalang, namun tak mampu membuat wanita paruh baya itu melunturkan wajah angkuhnya.
''Aku akan berlaku sopan pada seseorang yang memang pantas diperlakukan seperti itu''
''Berhenti menguras uang dan tenaga Jin oppa!'' tekan Jihyo kembali dengan suara rendahnya.
''Jihyo sudahlah'' lerai Jin, mencoba menenangkan sungguh dia tak ingin ada keributan lain yang terjadi karenanya lagi di rumah ini.
''Kalau begitu kau harus menghasilkan uang lebih banyak, agar aku tak bergantung kepada dia dan ayahnya lagi''
Jihyo menganga, mendengar kalimat menyakitkan yang keluar darii ibunya itu, benarkah hanya uang yang difikirkan wanita paruh baya itu?
''Kemana dirimu yang dulu, ibu?! Berhentilah bersikap seperti ini!'' teriak Jihyo pada akhirnya, sungguh Jihyo tak mengerti apa yang membuat sosok ibu yang sebelas tahun lalu begitu dia kagumi ini berubah menjadi setak berperasaan sekarang, hingga dia menikah dengan ayah Jin dan menguras semua uang mereka.
Na Yeonhee tersenyum ketir, dirinya sudah tak tahan mendengar teriakan sang anak, tangannya dengan kasar mengambil dompet Jin dan mengosongkannya, lalu berjalan menjauh dari kedua anak itu, atau lebih tepatnya mencoba kabur dari sang anak agar dia tak perlu menjawab pertanyaan Jihyo barusan.
-------------------------
Jihyo kini tengah berjalan di koridor sekolah setelah menyelesaikan makan siangnya bersama Tzuyu dan Jin di cafetaria, dirinya segera pergi meninggalkan mereka berdua dan berjalan menuju kelas dimana pemuda Jeon itu selalu ada.
Jihyo menelusuri seluruh ruangan tempat dimana sang kakak dan orang yang dibencinya menimba ilmu, namun sosok yang di carinya tak ada, malah seorang pemuda berkulit putih yang berjalan ke arahnya.
''Ada apa kemari?'' Yoongi, pemuda itu akhirnya bertanya kepada gadis yang sedari tadi celingak – celinguk dari daun pintu kelasnya, Jihyo tersenyum canggung, tak menyangka jika pemuda yang menolongnya ini juga satu kelas dengan sang kakak dan Jungkook.
''Aku mencari Jungkook'' jawab Jihyo yang membuat alis pemuda itu bertaut
''Mau apa? Memukulinya?'' Magam Jihyo membola mendengar pertanyaan Yoongi yang menurutnya kelewat sarkas.
''Kau fikir aku se bar-bar itu?'' Yoongi mengangguk mantap, sedang Jihyo mendengus kesal karenanya.
''Ada sesuatu yang harus ku berikan padanya, dimana dia?''
''Apa? Surat cinta?''
''Kau bodoh?!'' ledak Jihyo saat mendengar pertanyaan konyol yang keluar dari mulut tipis itu, sedang Yoongi berseringai merasa terhibur dengan mimic wajah Jihyo yang dianggapnya kelewat menggemaskan.
''Dia tak masuk hari ini''
''Kenapa tak bilang dari tadi?'' Jihyo mendengus, ternyata percuma dia merelakan waktu istirahatnya hanya demi pemuda bermarga Jeon itu, diapun berbalik guna pergi dari depan kelas itu, sebelum akhirnya berhenti karena sebuah tangan menggenggam pergelangannya.
''Kau mau kemana?''
''Kembali ke kelas''
''Jam istirahat masih lama''
''Aku tahu Yoongi'' Sanggah Jihyo sedikit tak sabaran, sungguh dirinya ingin segera pergi dari koridor yang ramai dengan beberapa tatapan menjurus padanya ini. Sedang Yoongi mengulas senyum tipis, kala namanya untuk kali kedua diucap kembali oleh bibir ranum Jihyo.
''Temani aku makan siang''
''Tapi aku sudah makan''
''Tapi aku belum''
''Lalu apa urusannya denganku?''
''Tent saja ada. Jika kau tak mau menemaniku maka maaghku akan kambuh karena menahan lapar, dan itu semua karenamu'' panjang lebar Yoongi, untuk pertama kalinya pemuda itu mengeluarkan kalimat panjang dari bibir tipis hanya untuk mencari alasan pada gadis di hadapan.
''Kau tinggal pergi makan sendiri''
''Aku tak suka makan sendiri'' Bohong Yoongi, ayolah kenapa susah sekali hanya untuk mengajak gadis pendek ini makan bersama dengannya?
''Pergilah bersama temanmu!''
''Aku tak mau, aku mau bersamamu''
''Eh?'' Jihyo terheran dengan pernyataan yang baru di dengarnya itu tanpa menyadari gelagat Yoongi yang mulai jengah dan akhirnya memutuskan untuk menyeret gadis Park itu untuk berjalan bersama menuju cafeteria sekolah, jika tidak begini mungkin waktu istirahat mereka akan terbuang sia-sia dengan perdebatan tak jelas.
TBC.
(907 words)
KAMU SEDANG MEMBACA
Life
Fanfiction"Hidupmu memang tak begitu beruntung,tapi tenang saja! Kau tahu bukan? Aku adalah guardianmu. Oppa!" -Jihyo "Kau sudah lebih dari cukup untuk membuat hidupku bahagia, Thomas." -Jin "Cih! Kalian menggelikan." -Jungkook Cast : Jihyo Jungkook Jin Tzu...