Part 13

212 47 1
                                    




Life








(Jungkook x Jihyo x Jin)












''Oppa!''

Aktivitas Jin yang tengah memperbaiki bagian bawah mobil sontak terhenti kala suara familiar menyeru namanya, Jinpun mendorong tubuhnya keluar dari bawah mobil, raut wajah heran tercipta di wajah letih itu namun seulas senyum tetap terlukis di bibir pada Jihyo yang kini tengah berjongkok di samping tubuhnya yang masih berbaring di lantai.

''Kenapa kau kesini?'' tanya Jin pada sang gadis sembari bangun dari posisinya semula, sedikit terheran kenapa gadis Park itu kini berada di depannya, bukankah Jihyo harus bekerja di kedai kopi hari ini? Begitu fikirnya dalam hati.

''Kau tak suka aku kemari?''

Jin tersenyum kala mimic menggemaskan Jihyo terlukis, salah – satu hal yang paling dia sukai sedari dulu.

''Maksudku, bukankah kau harus bekerja di kedai?''

''Libur lagi'' jawab Jihyo, tangannya menelungkup dengan dagu yang menempel pada lutut, sedang manic bulatnya mengikuti pergerakan tangan Jin yang kini tengah memutar kunci roda pada ban tanpa minat.

''wae? Apa terjadi sesuatu?''

Jin membuang nafas puas, kala ban mobil telah terpasang dengan sempurna, tangannya kemudian tergerak mengusap peluh, yang tanpa dia sadari meninggalkan bekas hitam pada dahi lebarnya. Jihyo terkekeh.

''Tak ada, hanya jenuh'' Jin mengeryit, merasa aneh dengan jawaban yang dilontarkan sang adik, sedetik kemudian dia menyadari ada yang tak beres dengan Jihyo.

''30 menit lagi oppa istirahat, kau mau menunggu?''

Jihyo mengangguk sebagai jawaban, sedangkan Jin berdiri, hendak beranjak dan segera menyelesaikan pekerjaan berikutnya, namun sebelum melangkah jauh pergelangannya di genggam oleh Jihyo.

Jihyo sedikit menarik tangan Jin guna mencoba untuk bangun dari posisi jongkoknya, setelah itu tangan sang adik tergerak mengibaskan lengan cardigan, hingga lipatannya terbuka. Jihyo kemudian mengusap dahi Jin yang terdapat noda hitam dengan lembut menggunakan kain lengan cardigan. Membuat Jin mematung atas tindakan Jihyo yang tiba-tiba.

''Setidaknya wajah oppa harus selalu tampan, meski bekerja di tempat seperti ini'' Seulas senyum indah terukir di bibir ranum Jihyo, membuat degupan di jantung Jin kian tak terkendali.

''O-ooh''

''Du-duduklah di sana'' gagap Jin, sembari menunjuk bangku pengunjung yang disediakan pemilik bengkel. Jihyo menggelengkan kepala, sebelum kembali bersua.

''Aku akan menunggu di luar, rindu teokbokki Im ajumma.''

Jihyo kemudian pergi meninggalkan Jin yang masih mencoba mengatur detak jantungnya.




Setelah kepergian Jihyo, Jin menatap wajahnya pada pantulan cermin dinding bengkel, dahinya sedikit berkerut kemudian mengusap noda hitam yang seolah menutupi warna asli kulit putihnya itu.

''Dasar thomas'' monolog Jin sembari terkekeh, rupanya bukan membersihkan oli di dahi Jin, Jihyo malah memperlebar noda itu di wajah rupawannya.




------------------------------




''Ini, jangan beri tahu siapapun'' cicit Im ajumma pada gadis yang tengah duduk di meja yang telah di sediakan, Jihyopun mengangguk semangat kemudian memakan hidangan teokbokki dalam sterofom besar itu, Im ajhumma, wanita paruh baya penjual teokbokki dan minuman dingin dalam food truck ini memang selalu memberikan perlakuan special kepada dirinya dan Jin yang memang selalu jajan padanya sedari sekolah menengah pertama mereka.



Jihyo dengan lahap memakan teok yang masih panas, food truck Im ajhumma memang terletak di pinggir jalan taman, membuat Jihyo selalu betah untuk tetap duduk di bangku ini karena semilir angin dan pemandangan taman yang menenangkan.

Sedangkan di tempat yang sama namun di sisi yang berbeda dimana gadis itu tengah menikmati makanannya, sesosok pria bertuxedo hitam tengah berlari kencang, dengan rambut acak – acakan dan tubuh terbanjir keringat, bahkan tuxedo yang terlihat mahalpun telah lusuh karena keringat dan beberapa noda di kemeja ataupun jas hitamnya.

Pria itu terus berlari kencang, mencoba mengindari dua pria lainnya yang bertubuh sama tegapnya dengan dia, pria itu Jeon Taecyeon mulai kehabisan tenaga karena berusaha kabur sedari malam, dia akhirnya berhenti kala kedua pria yang mengejarnya tadi tak terlihat di belakang punggung, Taecyeon setengah berjongkok memegangi lututnya yang kian pegal dan kebas, dengan masih mencoba mengatur deru nafas yang tak karuan, wajah lusuhnya menatap lurus ke depan, mencoba berancang kembali untuk menggerakkan kaki, dengan cara apapun dirinya harus lari dari kejaran pria bringas itu, begitu tekadnya dalam hati.

Namun saat hendak kembali berlari magamnya terkunci pada sesosok gadis muda berseragam tak asing yang terduduk beberapa meter di depannya. ''Siswi Hanlim?'' begitu monolognya dalam hati.

Taecyeonpun berjalan dengan tergesa, sesekali melirik ke belakang, takut-takut orang suruhan ayahnya itu telah berhasil mengejarnya, ketika merasa aman diapun segera mengambil sesuatu dari dalam kaus kakinya, sebuah flasdisk berukuran kecil berwana hitam.

''chogi, haksaeng''

Jihyo menoleh saat seseorang menepuk bahunya, disertai pertanyaan yang terpampang jelas di raut wajah karena melihat seorang pria bertuxedo kacau telah berdiri di sampingnya.

''Kau murid Hanlim?''

''Ya, kenapa?'' Jawab heran Jihyo dengan was-was, takut-takut pria ini orang mesum, atau hal buruk lainya. yang pasti Jihyo sedang dalam mode waspada kali ini, tak berbeda jauh dengan pria bernama Taecyeon yang juga terus melihat sekeliling.

''Bisa kau berikan ini pada, siswa bernama Jeon Jungkook?''

''Dia berada di kelas 2-A''

"Maaf, sepertinya aku tak bisa" tolak Jihyo, sungguh dirinya tak ingin kembali berurusan dengan pemuda bermarga Jeon itu

''Kumohon ini sangat penting, hidup kami tergantung di dalam sini, jangan berikan kepada siapapun selain Jungkook, kau harus memberikannya langsung padanya''mohon Taecyeon tanpa basa basi, diapun segera menyelipkan flasdisk kecil itu pada tangan Jihyo yang berada di atas meja dan menggenggam lengan mungil itu, seolah berharap banyak pada gadis berparas indah di hadapan, setelah itu Taecyeon berlari sekuat tenaga kala dua pria berpakaian serba hitam mulai terlihat berjalan ke arahnya.

Tak mengindahkan penolakan Jihyo yang kini telah berdiri dari tempat dudukknya. Bukan tanpa alasan Taecyeon memberikan benda berharga itu pada Jihyo, nyatanya selama beberapa hari ini dia selalu mengawasi secara langsung Jungkook di sekolah, dan acap kali gadis itu selalu membersamai sang adik.



Jihyo membuka genggaman di tangannya, sebuah flashdisk kecil berwarna hitam kini telah berpindah padanya, otaknya kembali berkelut, menimang hal apa yang harus dia lakukan setelah ini, Jihyo yakin hal yang ada didalam sini bukanlah hal sepele, mengingat pria tadi yang begitu memohon kepadanya, tapi memikirkan jika dia harus memberikannya kepada Jungkook yang bahkan tak menolongnya di sekolah tadi membuat pemikirannya campur aduk, haruskah dia memberikan benda ini atau membuangnya saja? Toh pemuda Jeon itu juga acuh waktu Jihyo meminta bantuan padanya.

Kesadaran Jihyo kembali kala mendengar seruan beringas dari belakang tubuh, entah mendapat ilham dari mana Jihyo berfikir untuk menyembunyikan benda persegi itu, diapun berlutut, sembari melirik kedua pria tegap yang mulai mendekat, sedang tangannya menyimpan benda itu pada kaus kaki yang di pakainya, kemudian kembali berdiri dan berjalan berlawanan seolah tak terjadi sesuatu.




























TBC.

(1041 words)

LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang