Part 20

217 51 3
                                    


Life






(Jungkook x Jihyo x Jin)





Jarum jam sudah menunjukkan pukul 1 dinihari, waktu dimana kebanyakan orang tengah bergelut dalam mimpi dengan selimut tebal yang mengcover tubuh mereka, mengistirahatkan diri setelah aktivitas melelahkan yang telah dilalui. Namun hal lumrah itu sepertinya tak berlaku bagi sosok pemuda dengan tubuh berisi yang mengenakan celana jeans dan hoodie, serta sebuah masker menutupi sebagian wajah tampannya. Mungkin tak akan banyak yang menyadari jika pemuda itu adalah Jungkook, wajar saja karena postur itu tak menggambarkan tubuh sempurna seorang Jeon Jungkook, semua itu karena baju dan celana yang dia pakai berlapis-lapis hingga membuatnya terlihat jauh lebih gemuk, meski membuat tubuhnya kegerahan dan tak nyaman, namun langkah ini cukup efektif sebagai penyamaran sekaligus memudahkan Jungkook untuk membawa pakaian tanpa perlu menenteng tas atau koper yang akan membuat langkahnya terhambat.





Jungkook kini telah berdiri dalam bilik mesin atm yang terdapat di sekitar area gedung apartemen, diapun merogoh sebuah kartu yang memang di sembunyikannya selama ini, kartu atm beratas namakan Taehyung yang sempat dia buat bersama dengan Taehyung dulu. Namun kartu itu memang milik Jungkook seutuhnya, jangan tanya kenapa dia memakai nama Taehyung sebagai nasabah, karen tentu saja jika dia menggunakan nama sendiri maka Jeon In Sung yang merupakan anggota pelopor kekuasaan Presiden Korea dengan mudah akan mengetahui simpanan rahasia Jungkook melalui semua kekuasaannya.

Saldo yang terpampang pada layar mesin berlatar biru itu memampangkan nilai yang cukup fantastis, setara 150.000 dollar USA, uang yang dia dapat karena menduduki posisi kedua di turnamen game Auto Chess tahun lalu, dengan nama GoldenJ yang Jungkook gunakan sebagai samaran.

Jungkook mengedarkan pandangannya, mencoba mengawasi keadaan sekitar dari dinding kaca atm sebelum akhirnya menarik setengah uang dari nilai saldo, setelahnya diapun segera memasukkan uang itu pada tas selempang berukuran sedang yang bertengger di pundak kirinya.







Pemuda tinggi gemuk itu kini terlihat tengah berbincang dengan resepsionis front office gedung apartemen, sebelumnya dia sudah membungkus beberapa uang dan memasukkannya dalam kotak dus kecil dengan nama Tzuyu yang dia tulis di sudut kiri dus tersebut, Jungkook kemudian menyerahkan kunci apartemen beserta box pada resepsionis.

''Tolong berikan ini kepada Chou Tzuyu, kau harus memberikannya secara langsung'' ucap Jungkook yang disanggupi petugas resepsionis kemudian menyimpan kunci apartemen dan box yang di berikan Jungkook, pemuda itupun segera berbalik meninggalkan lobi apartemen, mungkin untuk malam ini dia hanya akan mencari tempat tersembunyi yang nyaman untuk merebahkan tubuh sebelum menemukan tempat tinggal baru, sedangkan untuk menginap di hotel, sauna atau motel sama saja dengan cari mati, karena Jungkook yakin Jeon In Sung telah memantau semua tempat penyedia jasa itu.







Mentari pagi telah menyongsong, menetralisir suhu dingin malam Seoul dengan sinar terangnya, seorang pemuda yang tengah meringkuk di sebuah gazebo taman tampak menggeliatkan tubuh merasa terusik dengan sinar hangat yang menyapa kelopak mata. Pemuda itu, Jeon Jungkook kemudian mendudukkan tubuhnya yang terasa nyeri dan dingin, karena beberapa jam yang lalu dirinya terpaksa tidur di papan kayu tanpa alas dan kain empuk nan hangat, namun Jungkook cukup bersyukur dinginnya malam sedikit terselamatkan dengan pakaian super tebal yang dia kenakan.

Jungkook kemudian beranjak dan melangkahkan tungkainya menuju keran air yang terpasang tak jauh dari gazebo sembari sesekali menggosok mata guna memperjelas pandangan dari pupil yang terasa perih, diapun menyalakan keran air dan mengumpulkan air dengan kedua telapak tangan setelahnya dia basuhkan air tersebut pada wajah dan sesekali berkumur guna mengembalikan seluruh kesadarannya.

LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang