Part 07

295 57 4
                                    


Life






{Jungkook x Jihyo x Jin}





Tangan Jihyo kini tengah di seret dengan kuat oleh Jin dengan langkah lebar, membuat Jihyo sedikit berlari karenanya.

Suara ringisan yang keluar dari bibir mungilnya tak di indahkan oleh Jin, membuat sang adik keheranan karena untuk kedua kalinya Jin menunjukkan kekesalan yang jarang Jihyo lihat selama ini.

''Oppa!'' Jihyo berseru karena sudah kewalahan mengikuti langkah lebar kakak jangkungnya, pun rasa sakit yang kian panas di pergelangan tangan.

Jin reflex berhenti. tubuhnya berbalik bermaksud menatap gadis yang tetiba berteriak kepadanya itu.

''Sakit'' rintih Jihyo, Jin mengikuti arah pandang sang adik, tangannya melepas genggaman di pergelangan Jihyo saat menyadari perlakuan yang tetiba kasar itu kembali Jin lakukan, dapat terlihat dengan jelas warna kemerahan di pergelangan tangan yang kini tengah di usap Jihyo, sesekali meniupnya guna sedikit menetralkan rasa panas akibat genggaman sang kakak. Hal itu membuat Jin merasa bersalah.

"Kenapa kau bersamanya?'' Tanya Jin yang lebih seperti mengintrogasi.

''Dia yang menyeretku'' Bela Jihyo merasa tersudut. Kepala sang adik refleks menunduk terintimidasi

Jin membuang nafas berat, sebelum akhirnya mencoba kembali bersuara.

''Sudahlah. Ingat kataku Jihyo, jangan dengarkan ucapan Jungkook tadi''. Tegas Jin mengulang kembali kalimat yang beberapa menit lalu meluncur di bibirnya.

Nafas Jihyo tertahan, bibirnya terkatup tak mampu menjawab kalimat perintah sang kakak.

Jin jengah melihat respon sang adik, diapun kembali menghela nafas kasar, sebelum akhirnya kedua tangan Jin terangkat memegang pundak kecil gadis di hadapan.

''Jihyo lihat aku'' Ujar lembut Jin, yang membuat Jihyo patuh dan menengadahkan wajahnya.

''Kau tahu mengapa oppa masih bertahan dengan semua ini?''

Jihyo tak merespon, hanya tatapan sendu yang tersorot di kedua matanya

''Oppa bias menghadapi perilaku kasar ibu sejak ayah membawaku bergabung ke kehidupan keluargamu, bahkan saat murid sekolah merundungpun oppa bisa mengahadapinya, kau tahu karena apa?''

Jihyo tertunduk magamnya tak mampu lebih lama menatap manic sang kakak.

''Karena oppa memiliki ayah dan dirimu, seseorang yang selalu bersedia melebarkan tangannya dan memberikan pelukan hangat pada ku''

''Jangan hiraukan perkataan konyol Jungkook''

''Kau tahu melihatmu menderita jauh lebih melukai hati ku dibanding apapun yang telah ku lalui selama ini''

''Jangan pernah memikirkan hal bodoh apapun terutama jika itu mengenai kondisi lingkunganku, em?''

Jihyo kembali menengadahkan wajahnya saat perkataan Jin terdengar indera, pupil sang adik mengair mendengar kalimat hangat yang keluar dari kakak angkatnya ini.

Sebuah anggukan tercipta di kepala mungil Jihyo. Merasa mengerti dengan maksud ucapan Jin.

Sang kakak tersenyum lembut melihat reaksi adik terkasihnya ini. Tangannya kini terlepas dari bahu Jihyo merasa lega dengan respon yang didapatkannya.

''Dan mengenai ayah'' Jihyo melirik Jin menunggu lanjutan kalimat yang sepertinya sengaja Jin cekat.

''Dia bilang akan pulang ke rumah malam ini'' Cuap santai Jin sambil berjalan melewari koridor sekolah yang telah sepi.

LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang