Part 13

389 74 1
                                    

Happy reading:)

***

Nevan POV

Gue bingung dengan diri gue, dari tadi badan gue seperti merasakan sakit tapi badan gue gak kenapa-kenapa. Perasaan gue juga gak tenang. Ada apa ini? Kenapa gue jadi begini. Kenapa gue kepikiran sama Retha terus, apa ini ada hubungannya dengan Retha?

"Woi Van! Lo ngapa diem-diem bae?" Tepukan Reyhan di bahu gue berhasil membuyar lamunan gue.

"Apaan sih lo!" ketus gue pada Reyhan.

"Lo kenapa sih? Kita perhatiin lo dari tadi melamun aja, ada masalah lo?" tanya Gavin tanpa mengalihkan pandangan dari game di Hp nya.

"Dih meratiin apaan lo! Dari tadi aja lo sibuk maen game!" tukas David melirik sinis ke Gavin yang masih setia dengan dunianya.

"Yee si bucin nyambung aja!" sahut Gavin dengan menekankan kata bucin membuat David melempar Gavin dengan kulit kacang.

Gue dan Reyhan hanya terkekeh melihat mereka. Udah gak heran mendengar Gavin mengatain David bucin. Dari semenjak kejadian David putus sama mantannya dari situ sampai sekarang Gavin memberikan julukan bucin ke David.

"Heh asal lo semua tau ya, semua orang akan bucin pada waktunya!" ujar David menggebu-gebu membuat Gavin menoyor kepala David.

"IYAIN AJA!" Teriak Gavin dan Reyhan barengan membuat David mengusap dada sabar.

Gue hanya diam tanpa minat meladenin mereka. Fikiran gue sekarang hanya Retha. Bagaimana dia sekarang, apa dia baik-baik aja?

"Arghhh," Gue spontan teriak karena kepala gue pusing mikirin semuanya ditambah badan gue juga sakit semua.

"Lo kenapa?"

"Lo gak kerasukan kan?"

"Lo gila? Ngapai teriak tiba-tiba?"

Gue hanya diam tanpa ada niat mau menjawab pertanyaan mereka.

"Bro kalo lo ada masalah lo bisa cerita ke kita! Kita cari solusi bareng-bareng!" ucap Gavin menepuk bahu gue.

"Yoi bener tuh! Walaupun kita gak bisa ngasih solusi apa-apa setidaknya lo lega jika uda cerita!" lanjut David yang diangguki Gavin dan Reyhan.

"Maaf gue belum bisa cerita!"

"Yaudah kalo emang lo belom bisa cerita, lebih baik lo pulang istirahat jernihin fikiran lo!" ucap Gavin.

Gue menganggukkan kepala gue. Mungkin benar kalau gue butuh istirahat.

"Gue cabut," ucap gue lalu mengambil kunci motor meninggalkan mereka bertiga.

***

Author POV

Nevan telah sampai di rumahnya. Suara deru mobil membuat Nevan mengurungkan niat untuk membuka pintu rumahnya. Ia membalikkan badannya untuk melihat siapa yang datang.

"Loh Van lo dari mana?" tanya Kenan yang baru keluar dari mobil disusul Kevin.

"Abis dari rumah Gavin," jawabnya. "Lo berdua dari mana Bang?" tambahnya.

"Kita baru pulang dari rumah Bagas," sahut Kevin.

Nevan menganggukan kepalanya, lalu ia masuk kerumah diikuti Kenan dan Kevin.

"Kok sepi ya?" tanya Kenan mengedarkan pandangannya ke penjuru rumah.

"Iya pada kemana nih semua," sahut Kevin

Nevan mengedarkan pandangannya. Tatapannya tertuju kepada pintu gudang yang sedikit terbuka. Ia melangkahkan kakinya ke gudang. Entah perasaan apa Nevan tak tau, yang jelas kakinya seperti melangkah sendiri ke gudang.

Kevin dan Kenan menatap sang adik yang berjalan ke arah gudang, mereka menatap satu sama lain seolah mengerti atas tatapan itu mereka langsung mengikuti langkah Nevan.

Nevan mendorong pintu gudang hingga terbuka lebar. Matanya menelusuri gudang yang sudah lama tak dipakai, hingga matanya melebar saat menemukan seseorang tergeletak di lantai.

Dan ia tambah dibuat terkejut saat mengetahui seseorang itu adalah Retha.

"RETHA!" teriakan Nevan membuat Kevin dan Kenan berlari tergesa-gesa ke dalam gudang. Dan mereka juga sama terkejutnya dengan Nevan saat mengetahui Retha tergeletak tak berdaya.

"Kenapa Eca bisa seperti ini?" tanya Kevin lirih.

'Eca itu panggilan kecil Retha ya:)'

"Kaki Eca memar," gumam Kenan yang masi bisa didengar oleh Nevan dan Kevin.

Mendengar ucapan Kenan mereka langsung menoleh ke kaki Retha yang memar.

Nevan langsung menggendong Retha ke kamarnya. Sementara Kenan dan Kevin hanya menatap sendu Retha yang telah di gendong Nevan.

Brakk

Nevan menendang pintu kamar Retha dengan kasar. Ia membaringkan tubuh Retha di kasur lalu mengusap pelan kepala Retha.

"Gue ambil air kompresan dulu ya!" sahut Kenan yang baru masuk kekamar Retha.

Kevin melangkahkan kakinya ke ranjang Retha. Dia membelai rambut Retha dan mengecup kening Retha dengan sayang.

Posisi mereka saat ini sama-sama di samping Retha dengan Retha berada di tengah-tengah.

"Ini kompres ke kaki Retha!" ujar Kenan dengan nafas memburu.

Nevan segera mengambil air kompresan dari tangan Kenan. Dengan telaten dia mengompreskan ke kaki Retha yang memar.

Tak hanya itu, Kevin mengambil minyak angin lalu mengoleskan ke hidung Retha agar Retha cepat sadar.

"Nghh" Retha terbangun karena menghirup aroma minyak angin.

"Akhirnya lo sadar!" ucap Nevan berbinar-binar.

Retha memegang kepalanya yang sedikit terasa pusing, ditambah kakinya yang memar membuat Retha meringis.

"Ada yang sakit?" tanya Kenan

Retha hanya memandang datar ketiga Abangnya. "Tinggalin gue sendiri!"

"Gue bilang tinggalin gue sendiri!" ucap Retha dengan nada dingin karena mereka tidak bergerak sedikitpun.

"Nggak! Kita akan disini nemenin lo!" sahut Kevin.

"GUE BILANG TINGGALIN GUE SENDIRI!!" teriak Retha dengan tatapan mata tajam.

"Oke kita keluar, tapi kalau lo butuh sesuatu panggil kita ya!" ujar Kenan menarik lengan Kevin dan Nevan untuk keluar.

Retha memandang pintu kamar yang baru saja tertutup dengan senyuman miris.

Sedangkan di luar, 2K dan Nevan sedang memikirkan sesuatu. Bagaimana Retha bisa seperti itu, siapa yang berbuat hal itu pada Retha.

"Apa Mama sama Oliv yang buat itu ke Retha?" tanya Kevin

"Bisa jadi. Karena hanya mereka yang selalu berbuat kasar ke Retha." sahut Kenan

"Tapi kenapa Mama tega ngelakuin itu ke Retha? Apa Mama uda gak sayang lagi ke Retha? Kenapa Mama jahat?" tanya Nevan.

"Ntahlah! Gue bingung dengan keluarga kita yang sekarang," timpal Kevin lalu meninggalkan Nevan dan Kenan.

Tanpa mereka sadari ada seseorang yang mendengar percakapan mereka dan menatap mereka dengan pandangan yang sulit diartikan.

***

Hai-hai👋

Bantu tandai kalo ada typo😚

ARETHA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang