H a p p y r e a d i n g😍
Sepertinya memendam rasa adalah cara terbaik agar hati tak semakin sakit.
~Aretha~
"Aduh mampus gue!" pekik Retha.
Zea dan Clara sontak menoleh ke Retha.
"Kenapa?" tanya Clara.
"Gue lupa bawa baju olahraga, gimana dong?" jawab Retha panik.
"Sukurin! Ntar lo disuruh lari 15 putaran, ah atau ntar lo disuruh bersihin toilet dari koridor kelas 10 sampai kelas 12," ledek Zea.
Retha mengeplak paha Zea dengan kesal. "Lo tu ya! Temen lagi kesusahan bukannya dibantu, malah lo ledek! Ngeselin ah!"
"Emang kita temen?" tanya Clara yang diangguki Zea.
"Tau ah! Dasar temen gak ada akhlak!" tukas Retha.
"Ada apa si kok pada ribut?" tanya David.
"Tau nih dua manusia aneh," balas Retha kesal.
"Ada apa Ta? Kenapa marah-marah?" tanya Gavin sambil mengusap rambut Retha.
"Aku lupa bawa baju olahraga, eh sama mereka malah di ledekin," jawab Retha menunjuk Zea dan Clara.
Namun Retha dan Gavin tak sadar jika perkataan yang mereka lontarkan membuat yang lainnya menatap bingung.
"Ta?" tanya Zea.
"Aku?" tambah Nevan.
Brakk
Reyhan menggebrak meja dengan kencang. "Lo berdua jadian?" tanyanya histeris.
Retha dan Gavin kompak menggeleng.
"Lo berdua backstreet?" tanya David.
Lagi dan lagi mereka kompak menggeleng.
"Terus apa Jubaedah?!" pekik Zea.
"Ya gak ada," balas Retha.
"Lo wajib jelasin ke kita!" ucap Clara lalu menarik tangan Retha disusul Zea mengikuti mereka dari belakang.
Sedangkan Gavin, ia sedang ditatap dengan tatapan menusuk oleh ke-tiga sahabatnya.
"Apaan lo semua? Melotot gitu, mau gue tusuk mata lo pada?!" ujar Gavin.
"Jelasin Bambang!" sahut Reyhan
"Oke! Dengerin jangan ada yang nyela!"
Flashback on
"Ret, ada yang mau gue omongin sama lo. Sebenarnya gue uda lama mau bilang ke lo tapi gue takut. Mungkin sekarang waktu yang pas buat ungkapin semuanya," ujar Gavin.
"Lo mau ngomong apa?"
Retha tersentak saat tiba-tiba Gavin memegang kedua tangannya. "Gue suka sama lo ah tepatnya gue cinta sama lo. Gue uda lama nyimpan semua rasa ini, tapi baru kali ini gue berani ngungkapin ke lo Ret,"
Ungkapan dari Gavin membuat Retha terkejut. Ia tak menyangka bahwa cintanya tidak bertepuk sebelah tangan.
"Lo mau jadi pacar gue?"
Lagi-lagi Retha dibuat terkejut akan pernyataan Gavin.
"Gue hem gu-"
"Gak usah dijawab Ta, gue tau lo butuh waktu," Gavin menyela perkataan Retha.
"Sory ya Vin," balas Retha.
"Santai Ta," jawab Gavin. "Tapi gue boleh minta satu hal ke lo?" tanyanya lagi.
"Boleh, apa?"
"Mulai sekarang jangan pake lo-gue lagi ya! Tapi kita makek aku-kamu, Bisa kan?" pinta Gavin.
Retha terkejut, namun tak lama ia mengangguk setuju.
"Oke gu- eh aku rasa itu gak terlalu buruk," balasnya.
Gavin terkekeh kecil. "Kalo uda siap untuk jawab, segera kabarin aku ya Ta. Aku bakal nunggu kapan kamu siap untuk jawab pernyataan aku," ujar Gavin.
Flashback off
~Aretha~
"Yah, gue kira lo sama Gavin jadian," ujar Clara kecewa.
"Kok muka lo kayak kecewa gitu?" tanya Zea pada Clara.
"Ya iya lah! Secara gue gagal dapet pajak jadian, gimana si lo gitu aja gak tau!" balas Clara.
"Definisi teman laknat!" sahut Retha kesal. Sedangkan Clara hanya cengengesan.
"Tapi Ret, sebenernya lo punya rasa gak sih ke Gavin?" tanya Zea.
Retha diam membisu.
"Kalo lo gak mau cerita gak pa-pa kok Ret," ucap Clara.
Retha menghela nafas gusar. "Sebenarnya gue juga ada rasa ke Gavin, gue gak tau sejak kapan perasaan ini muncul. Yang jelas setiap perlakuan yang diberikan Gavin ke gue, gue selalu nyaman."
"Terus kenapa lo gak terima dia?" tanya Zea.
"Kalian tau kan istilah berani mencinta berani juga merasakan sakit. Gue tau disetiap hubungan pasti bakal ada masalah yang datang, gue gak kuat jika hati gue merasakan sakit karena masalah baru. Anggaplah gue pengecut, tapi emang benar adanya gue takut akan hal itu," jelas Retha.
"Lo gak salah kok, itu semua hak lo. Gimana lo nyamannya lakuin aja. Tapi perasaan bisa berubah Ret. Hubungan tanpa status? Gue rasa gak ada orang yang mau. Begitu juga dengan Gavin, mungkin sekarang dia cinta sama lo, tapi kembali lagi, bahwa hati manusia bisa berubah. Ntah karena bosan atau karena bertemu dengan orang baru," ujar Clara.
"Tapi kalo emang Gavin benar cinta sama lo, dia pasti akan selalu nunggu lo Ret," tambah Zea.
"Terus gue harus gimana?" tanya Retha.
"Lakuin yang membuat lo nyaman." ujar Zea.
"Makasih ya guys, gue tenang karena uda cerita semuanya," ucap Retha.
"Macem sama siapa aja lo," jawab Zea.
"Kalo ada masalah langsung cerita, jangan dipendam ya," ujar Clara.
Ntahlah Retha sangat bersyukur telah dipertemukan dengan Zea dan Clara. Dan dia berharap Semoga semuanya kembali seperti semula.
***
"Pfttt, lo ditolak sama Retha?" tanya Reyhan menahan tawa.
"Bukan ditolak! Gue cuma ngasi Retha waktu aja," balas Gavin ketus.
"Nyenyenye," ledek David.
"Sialan lo berdua!"
Tanpa mereka sadari, Nevan tengah memikirkan keadaan Retha saat ini.
Nevan merasa bahwa Retha juga memiliki rasa yang sama kepada Gavin.'Apa ini semua karena masalah keluarga kita yang membuat lo jadi takut untuk membuka hati' batin Nevan lirih.
~Aretha~

KAMU SEDANG MEMBACA
ARETHA [On Going]
JugendliteraturTerlihat kuat di luar namun rapuh di dalam. Ia selalu berusaha agar tak melihatkan sisi lemahnya. Banyak cobaan yang harus ia lalui dari keluarga, pertemanan, bahkan percintaan yang membuat ia kembali rapuh seperti dulu. Baginya dunia terlalu kejam...