Happy reading guys😍
~Aretha~
Retha berdecak sebal, dari tadi dia terus melihat jam di tangannya. Bagaimana tidak, tadi malam Gavin sendiri yang bilang untuk tidak telat tetapi dia sendiri yang telat.
"Duh sory-sory gue telat," sahut Gavin dari arah belakang Retha.
Retha menoleh menatapnya sinis. "Lo tau? Gue uda satu jam nunggu!"
"Maaf Ret jalanan macet tadi!" ujar Gavin memohon.
Retha mendengus, matanya melotot kala melihat Gavin datang menggunakan motor.
"Lo bawa motor?" tanya Retha menyelidik.
Gavin mengangguk tanpa dosa.
"Uda yok jalan!" ajak Gavin menarik lengan Retha.
"Lo serius naik motor? Naik mobil gue aja ya," ucap Retha dengan nada memohon
"Males! Kalau naik mobil nanti kita bisa kejebak macet! Uda lah ayo!"
Retha memandang ragu. Gavin menarik lengan Retha agar Retha segera duduk di atas motornya.
Dengan terpaksa Retha naik ke atas motor Gavin sambil memegang pundak Gavin.
Retha mengerutkan keningnya bingung karena Gavin belum juga menyalakan motornya.
"Kok belum jalan?"
Gavin berdecak. "Pegangan yang bener, ntar lo jatuh!"
"Ini gue uda pegangan!" kesal Retha.
Gavin menggelengkan kepalanya, lalu dengan lembut dia menarik tangan Retha untuk memeluk pinggangnya.
Retha spontan melepasnya dan memukul pundak Gavin. "Lo modus ya?!" tuduh Retha.
"Dih modus apaan!" Elaknya. "Yaudah kalo gak mau pegangan! Jangan salahin gue kalo lo jatuh!" lanjut Gavin.
Gavin tersenyum miring, ia menyalakan motornya dan menarik gas dengan kekuatan penuh membuat Retha refleks memeluk pinggang Gavin.
"Gavin ogeb! Jangan ngebut-ngebut ih!" teriak Retha di telinga Gavin.
Gavin terkekeh. "Tadi aja sok gengsi sekarang malah meluknya kenceng banget!"
Retha berdecak sebal ia ingin melepaskan tangannya dari pinggang Gavin namun urung karena Gavin menahannya.
"Biar aja gini!" ujar Gavin membuat pipi Retha memanas mendengarnya.
"Vin, sebenarnya lo mau bawa gue kemana sih?" tanya Retha.
"Nanti juga lo tau," balas Gavin membuat Retha berdecak.
Hening.
Mereka sibuk dengan fikiran masing-masing. Oh tidak, lebih tepatnya mereka sibuk menetralkan detak jantung masing-masing.
***
"Ma, Oliv boleh gak tidur sama Bang Kenan, Bang Kevin, dan Nevan?" tanya Oliv menunduk.
"Nggak bakal!" tukas Nevan tajam.
"Jangan harap!" tambah Kevin tak kalah tajam.
Kenan? Dia hanya menatap datar.
Mata Oliv berkaca-kaca. "Kalian belum bisa nerima Oliv ya di keluarga Orlin?" tanya Oliv sendu.
Tania tak tega melihat Oliv sedih.
"Bukan gitu sayang! Mereka sudah menerima kamu kok, kamu jangan sedih ya," ucap Tania mengelus rambut Oliv.
![](https://img.wattpad.com/cover/231269374-288-k536759.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ARETHA [On Going]
Novela JuvenilTerlihat kuat di luar namun rapuh di dalam. Ia selalu berusaha agar tak melihatkan sisi lemahnya. Banyak cobaan yang harus ia lalui dari keluarga, pertemanan, bahkan percintaan yang membuat ia kembali rapuh seperti dulu. Baginya dunia terlalu kejam...