Part 22

354 48 0
                                    

H a p p y r e a d i n g😍

~Aretha~

Tak terasa liburan kenaikan kelas telah selesai, sekarang Retha dan yang lainnya telah memasuki tahun ajaran baru. Tinggal menghitung bulan saja mereka akan lulus dari SMA Pelita.

Kenan dan Kevin melanjutkan kuliah di salah satu Universitas Jakarta. Nathan dan Bagas? Mereka tetap akan kuliah di luar.

XII MIPA2

Terlihat jelas tulisan itu di depan pintu kelas. Ya, kelas yang akan di tempati setahun kedepan oleh Retha dan yang lainnya.

"Gak terasa ya, uda kelas 12 aja," ujar Clara

"Iya bentar lagi lo kawin yakan?" sahut Zea

Clara menoyor kening Zea. "Sembarangan lo! Nikah dulu la baru kawin."

"Uda mikirin nikah aja, emang uda ada calonnya?" tanya Retha.

"Ntar juga dateng sendiri," balas Clara.

"Kasian ya jodoh gue, muter-muter nyariin gue padahal gue di rumah rebahan," ucap Zea.

"Gimana ya kalo jodoh gue itu ada di salah satu kontak WhatsApp gue?" sambung Clara.

"Ya gak gimana-mana," balas Retha dan Zea serempak.

Clara mendengus. "Ngeselin lo pada!"

"Wih kita sekelas lagi ternyata!" ujar Reyhan heboh.

"Norak lo!" ketus Clara.

"Hai Ta," sapa Gavin pada Retha yang di balas senyuman manis dari Retha.

"Nanti pulang sekolah mampir kerumah gue dulu ya!" ajak Gavin. "Ara kangen sama lo," tambah Gavin.

"Oke deh, gue juga kangen sama Ara dan bunda."

"Widih uda manggil bunda aja ni," goda Clara.

Pipi Retha memanas. "A-apaan sih lo!"

Mereka tertawa melihat Retha salah tingkah.

"Lo sakit Ret?" tanya David.

"Kok pipi lo merah?" sambung Reyhan. Lalu sedetik kemudian mereka kembali tertawa.

Retha spontan memegang kedua pipinya. "Ngeselin lo semua!" ucap Retha mengembangkan pipinya.

~Aretha~

"Wih beneran jadi lo Ret kerumah Gavin?" tanya Reyhan pada Retha.

"Menurut lo?" Sewot Retha.

"Santai mbak, marah-marah mulu dari tadi. Ntar lo cepet tuir!" sambung David.

"Tau ah! Vin ayo cepetan! Males gue sama ni dua manusia!"

Gavin menggelengkan kepalanya. Lalu ia membuka jaket yang ia pakai. Dan memberikannya kepada Retha.

Retha mengerutkan keningnya bingung. "Buat apa?" tanyanya.

"Buat nutupin rok lo," balas Gavin tersenyum.

"Ayo naik!" lanjut Gavin.

Retha naik ke atas motor Gavin, berpegang pada pundak Gavin.

"Kok pundak si Ta?" tanya Gavin.

Retha memutar bola mata malas. "Jadi mau lo apa?"

Dengan perlahan Gavin melepaskan tangan Retha dari pundaknya lalu Gavin mengarahkan ke pinggangnya. Jadi bisa dibilang posisi Retha saat ini sedang memeluk Gavin dari belakang.

ARETHA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang