Happy Reading😍
"Gak akan gue maafin orang yang buat air mata lo jatuh, sekali pun itu gue sendiri!"
~Gavin
Malam yang indah serta angin yang berhembus dengan merdu seakan membuat Retha ikut terhenyak.
Logika dan hati yang bertolak belakang membuat Retha tak tau harus melakukan apa.
Flashback on
"Ta, gue mau jelasin semuanya. Semuanya gak seperti apa yang lo liat Ta. Gue cuma bantuin Oliv itu aja Ta, sumpah Ta lo jangan salah paham sama gue Ta," jelas Gavin sendu.
"Kenapa lo takut gue akan salah paham sama lo?" tanya Retha menatap lekat mata Gavin.
"Ta, gue uda bilang sama lo kalo gue sayang dan cinta sama lo Ta. Gue gak mau lo sampe salah paham sama gue Ta. Maafin gue Ta."
Retha menggeleng. "Lo tau Vin, kita ini bukan siapa-siapa! Kita gak ada hubungan apa-apa, jadi gue gak berhak untuk marah sama lo. Dan lo juga gak perlu pake sgala jelasin ke gue semuanya," Retha tersenyum getir.
"Iya kita gak ada hubungan apa-apa," ucap Gavin membuat Retha menoleh miris.
"Tapi sekarang kita akan punya hubungan yang spesial!" lanjut Gavin menatap iris mata Retha.
"M-maksud lo?"
Gavin memegang tangan Retha lembut. "Gue emang bukan cowok romantis seperti yang diluaran sana, yang nembak cewek pake bawa-bawa bunga dan sejenisnya. Tapi inilah gue, gue akan menyanyangi lo dan gue gak akan biarin air mata jatuh di pipi lo."
Gavin menghela nafas sejenak."Gue ingin menjadi orang yang bisa membuat lo tertawa dan tersenyum sepanjang hari. So, will be you mine?"
Retha terhenyak mendengar ungkapan Gavin. Bibirnya tak dapat berkata-kata lagi.
Perlahan Retha menatap iris mata Gavin, terdapat pancaran ketulusan di sana. Namun Retha takut, ia takut hatinya akan tersakiti.
Gavin tau Retha bimbang terlihat dari raut wajahnya yang begitu gelisah. Gavin menggenggam tangan Retha dan memberikan senyuman tulus.
"Gue gak akan nyakitin lo, percaya sama gue," ujar Gavin.
Retha menatap dalam mata Gavin, lalu ia tersenyum seraya mengangguk.
Gavin menautkan alis bingung. "L-lo nerima gue?" tanya Gavin.
Retha memutar bola mata malas, kesal dengan tingkah Gavin. "Jadi lo mau gue tolak? Oke kalo gitu,"
"Eh jangan elah, g-gue astaga Ta, lo bener-bener nerima gue? Sumpah gue seneng bangettt," ujar Gavin heboh.
"Alay lo!" cetus Retha kesal.
"Lo mah rese. Gue ini lagi seneng, eh jadi kita taken dong? Tapi kita kok masi make lo-gue sih kemaren aja aku-kamu masa ini nggak," ucap Gavin yang membuat Retha mendengus kesal.
"Yaudah iya!" balas Retha.
"Nah gitu dong," jawab Gavin mengelus kepala Retha.
Flashback off
"Gue harap lo gak nyakitin gue Vin," gumam Retha sendu.
Retha masih menikmati hembusan angin dari balkon. Namun fikirannya melayang pada sebuah paket kotak yang ia dapat di sekolah.
Retha tak habis fikir ntah apa maksud dan tujuan dari pemberi kotak itu.
"Apa itu Oliv ya? Tapi Oliv gak mungkin ngelakuin hal serendah itu. Gue tau dia bukan orang yang kayak gitu," gumamnya.
~Aretha~
"Selamat pagi pacar," sapa Gavin mengejutkan Retha.
"Ih ngeselin lo," jawab Retha kesal seraya berjalan mendahului Gavin.
Gavin mengejar langkah Retha. "Kok masih pake lo-gue?" tanya Gavin kesal.
Retha tersenyum tanpa dosa. "Lupa gu- eh maksudnya aku," balas Retha cengengesan.
"Dasar," ujar Gavin mengacak rambut Retha membuat sang empu melotot kesal.
"Ih rese ya! Rambut aku itu uda cantik gini masa diacak-acakin sih!" ucap Retha.
"Biarin! Biar cowok-cowok pada gak ngeliatin kamu!" celetuk Gavin.
"Woy! Masi pagi uda berantem aja lo berdua!" ujar Reyhan datang dengan yang lainnya.
"Tau lo! Gak sekalian aja lo ribut di lapangan noh," cetus Zea menunjuk lapangan.
"Apaan siapa yang berantem? Orang kita akur gini kok, yakan Ta?" ucap Gavin merangkul bahu Retha.
"Tau! Apaan sih lo pada. Kita gak pa-pa kali," balas Retha santai.
"Ntar deh, kok lo gak marah si Gavin ngerangkul lo?" tanya Clara.
"Ho'oh biasanya lo udah mencak-mencak gak jelas kayak anak ayam lepas," ujar Zea dibalas kekehan dari semuanya.
Retha mendengus. "Salah aja gue,"
"Tunggu-tunggu, kok gue mencium bau-bau jadian ya?" sahut Reyhan mengendus ke Retha dan Gavin.
Gavin menjitak kening Reyhan. "Mau ngapain lo hah?!"
Reyhan mengusap keningnya kesal. "Sakit onyet!"
"Lo berdua jadian?" tanya Nevan.
Retha dan Gavin saling melirik dan tersenyum. Lalu Gavin menggenggam jari Retha dengan jarinya membuat yang lainnya menatap cengo termasuk Reyhan dan Clara yang saat ini membuka mulutnya karena terkejut.
David melirik Reyhan dan Clara dengan tatapan malas. "Mingkem lo berdua!" ujarnya. "Congrats gue tunggu pj nya ntar di kantin," tambah David.
"Woww! Sungguh menakjubkan," ucap Reyhan yang sudah tersadar.
"Gak nyangka sih gue, ternyata benar ya berawal dari benci jadi cinta. Okelah gue tunggu juga pj nya," sahut Clara santai.
Zea mendengus menatap Clara kesal. "Giliran makan aja lo cepet!"
Clara hanya menanggapi dengan terkekeh kecil.
Tanpa mereka sadari, Nevan menatap Retha dan Gavin dengan sorot mata penuh arti.
"Semoga lo bisa buat Retha bahagia Van," batin Nevan
~Aretha~
KAMU SEDANG MEMBACA
ARETHA [On Going]
Teen FictionTerlihat kuat di luar namun rapuh di dalam. Ia selalu berusaha agar tak melihatkan sisi lemahnya. Banyak cobaan yang harus ia lalui dari keluarga, pertemanan, bahkan percintaan yang membuat ia kembali rapuh seperti dulu. Baginya dunia terlalu kejam...