Part 15

369 63 2
                                        

Happy reading:)

Aku Rindu namun hanya bisa menatapmu dari kejauhan. Anggaplah aku pengecut, ya tapi inilah aku.

~Aretha~

Retha berjalan di koridor sekolah dengan senyum merekah. Sesekali ia membalas sapaan yang dilontarkan padanya.

Mengingat kejadian kemarin membuat ia merasa sedih. Bahkan tadi sewaktu di rumah Retha tak menghiraukan mereka yang sedang sarapan pagi, ia melewati mereka seakan mereka tak ada. Biarlah dia dianggap tak sopan tapi ia gak kuat jika harus mendapatkan kata-kata pedas dari orang tuanya ataupun dari Oliv.

***

"Eh Ze, gue perhatiin lo sering banget ngeliatin Nevan. Lo suka ya sama dia?!" tuduh Clara membuat Zea mendengus kesal.

Zea menoyor kening Clara. "Gue gak suka sama dia!"

Clara mengusap keningnya dengan kesal. "Gengsian lo!"

"Bodo amat! Urus aja noh laki lo!"

Clara menatap bingung, "Siapa laki gue?"

"Reyhan," ujar Zea santai. Sedangkan Clara, ia melototkan mata kesal lalu dengan tidak perasaan ia menarik rambut Zea gemas.

"Woii dasar sarap lo! Lo mau buat rambut gue yang cantik ini copot ha?!" tuduh Zea kesal.

"Mungkin," jawab Clara santai sambil memainkan kukunya membuat emosi Zea meluap.

"Ngeselin lo!"

"Masi pagi uda berantem. Gue kasih tau nih ya jangan sering berantem ntar jadi cinta hahahaha," Tawa Retha pecah saat berhasil membuat kedua sahabatnya berdigik ngeri.

"Dih amit-amit jangan sampe!"

"Gue masi normal!"

"Uda ah yuk masuk kelas!" Retha berjalan dengan langkah yang tertatih membuat Zea dan Clara menatap dengan tatapan bertanya.

"Woi tuh kaki lo kenapa?" tanya Zea menarik kerah seragam Retha.

"Dilibas tali pinggang!" jawabnya cuek.

"Wow keren!"

Clara menoyor kening Zea. "Keren pala lo!"

"Pasti sakit, lo yang kuat ya Ret! Penderitaan ini akan segera berakhir," ucap Zea tulus.

"Kita akan selalu ada buat lo," sahut Clara.

"Makasi ya, lo berdua selalu support gue. Gue harap persahabatan kita gak akan pernah goyah, saat ada masalah datang sebisa mungkin kita cari jalan keluarnya," ucap Retha membuat Zea dan Clara menghambur ke pelukan Retha.

***

"Ntar pulang sekolah main kerumah Nevan kuy!"

"Mager ah," sahut Reyhan.

"Aelah lo apa-apa mager, kek cewek lo!" ujar Gavin membuat Reyhan mendelik kesal.

"Tau lo, kuy lah maen!" balas David menggoyangkan lengan Reyhan.

"Ck iya-iya! Puas lo!"

"Nah gitu dong!"

Reyhan hanya ngedumel gak jelas membuat Gavin dan lainnya tertawa melihatnya.

"Eh gue mau cerita nih!" seru Gavin serius

Nevan menoleh ke Gavin. "Cerita apaan?"

"Gue mau ngungkapin rasa ke seseorang, tapi gue takut dia nolak gue," terang Gavin.

"Emang siapa orang yang lo suka?" tanya Reyhan kepo.

"Retha," gumam Gavin pelan yang dapat didengar oleh mereka.

Mereka bertiga berpandangan lalu menatap Gavin dengan senyum menggoda.

"Kalau emang lo beneran ada rasa ke dia, lo harus perjuangin. Walaupun dia nolak lo, lo harus bisa buktiin dan ngambil hati dia!" ujar David.

"Dan jangan lo sakiti dia!" tambah Nevan.

Gavin mengangguk mantap. "Gue gak akan nyakitin dia!"

Skip pulang sekolah

Gavin, Nevan, Reyhan, dan David sudah sampai di rumah Nevan.

"Rumah lo sepi amat, pada kemana?"

Nevan mengangkat bahu acuh. "Pergi keluar mungkin."

"Wih koleksi film horor lo makin banyak ya," ujar David.

Gavin menelusuri kamar Nevan, pandangannya tertuju pada sebuah bingkai foto di meja belajar Nevan.

Gavin memperhatikan foto itu. Terdapat dua anak kecil lelaki dan perempuan kira-kira masi duduk di bangku SD sedang berpose di kamera dengan senyum yang ceria.

Gavin tau anak lelaki itu sudah pasti Nevan, lalu siapa anak perempuan itu. Wajahnya tampak tidak asing baginya.

"Van, ini lo sama siapa?" tanya Gavin.

Nevan menoleh terkejut saat mengetahui Gavin menanyakan fotonya dengan Retha.

"Itu gue sama saudara gue," ucap Nevan. "Tepatnya kembaran," tambahnya.

"WHATT?! LO PUNYA KEMBARAN? KOK LO GAK PERNAH CERITA?!" teriak Reyhan dengan suara yang nyaring.

David menoyor kening Reyhan. "Bising onyet!"

Reyhan menatap kesal pada David. Lalu ia menatap Nevan. "Kok lo gak pernah cerita sih?"

"Lo semua gak pernah nanya!"

Mereka hanya memutar bola mata malas mendengar jawaban Nevan, tidak memuaskan fikir mereka.

"Yaudah sekarang mana kembaran lo? Cantik kan pasti, gue gebet ah!" ujar Reyhan

"Teros si Clara mau lo kemanain?" sahut Gavin

"Gak dikemana-manain lah!"

"Dasar playboy!" ucap David sinis.

"Gue gak akan restuin lo sama kembaran gue Rey!" Reyhan mendengus mendengar ucapan Nevan.

"Jadi kembaran lo?" tanya Gavin yang penasaran pada kembaran Nevan.

"Ada. Tapi ya gitu,"

"Gitu gimana?" tanya Reyhan.

"Ribet jelasinnya. Intinya keluarga gue sekarang gak kayak dulu lagi. Gue belum bisa jelasin."

"Yaudah kalo emang lo belum bisa jelasin. Gak pa-pa kok," ujar Gavin

'Gimana kalo kalian tau kalau sebenarnya kembaran gue itu Retha' batin Nevan.

****

ARETHA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang