Part 25

341 45 3
                                    

Bantu tandai kalo ada typo

H a p p y r e a d i n g

~Aretha~

"Kenapa hati gue sesakit ini...." lirih Retha pilu menatap dirinya di cermin toilet.

Tok tok tok

"Retha buka pintunya Ret!" teriak Zea dari luar pintu toilet.

"Ret lo baik-baik aja kan?" lanjut Clara.

Ceklek

"Ada apa sih lo berdua? Berisik tau gak!" cetus Retha.

"Lo gak drama nangis-nangis bombay gitu?" tanya Clara.

Retha memutar bola mata malas. "Gue gak kayak lo!" tunjuk Retha pada Clara.

"Ye sialan lo!"

"Uda-uda! Lo bener gak pa-pa kan?" tanya Zea melerai.

Retha hanya mengangguk singkat dan berlalu meninggalkan mereka yang menatap kepergian Retha dengan cengo.

"Buset maen pergi gitu aja tu anak," ujar Clara kesal.

***

"Sory gue gak sengaja tadi buat lo jatuh," ujar Gavin.

"Iya gak pa-pa kok," balas Oliv tersenyum manis.

Gavin melirik keliling, mencari keberadaan Retha. "Lo pada liat Retha kemana gak?" tanya Gavin pada  ketiga temannya.

David mengedikkan bahu. "Kayaknya toilet," jawab David.

Gavin pergi dengan berlari tergesa meninggalkan mereka.

"Retha sama Gavin pacaran ya?" tanya Oliv saat Gavin pergi dari hadapan mereka.

"Nggak tapi akan," balas David.

Oliv memutar bola mata malas. "Yaelah masi belum kan," gumam Oliv yang masih didengar mereka.

Reyhan menyahut. "Emang kenapa? Lo suka sama dia?"

"H-ha e-enggak kok," jawab Oliv gugup.

David memutar bola mata malas. "Cih ketara kali kalo emang suka," gumam David.

"Rooftop kuy!" ajak Reyhan menarik lengan Nevan dan David. Mereka pergi begitu saja meninggalkan Oliv yang terlihat kesal.

"Sialan gue ditinggal!" gerutu Oliv kesal.

***

"Vid lo sensi amat keknya tadi," ujar Reyhan.

"Sebel gue. Mon maaf ni ye Van, gue ngerasa tu Oliv bakal jadi calon pelakor dihubungan Gavin sama Retha," jawab David.

Nevan mengangguk singkat. "Gue juga ngerasa gitu," balas Nevan.

"Kok gue liat-liat lo berdua kayak bukan sodara," ujar Reyhan.

David mengerutkan kening bingung. "Maksud lo?" tanyanya.

Reyhan mengangkat bahu acuh. "Ya liat aja noh dari sikap Nevan ke Oliv, cuek bebek tau gak!"

David mengangguk singkat. "Iya gue juga ngerasa gitu, sebenarnya tu bocah beneran sodara lo apa bukan sih?" tanya David.

"Dia itu anak angkat di keluarga gue. Tepatnya dia dulu sahabat dari kembaran gue," jelas Nevan.

"Ohhh-what lo punya kembaran?" teriak Reyhan dan David serempak.

Nevan mengangguk malas.

"Terus dimana kembaran lo? Kok kita gak pernah nampak dia kalo kerumah lo?" tanya David.

'Bahkan lo semua setiap hari jumpa dia,' batin Nevan sendu.

Reyhan menjitak kening Nevan kesal. "Woi malah bengong," kesal Reyhan.

"Ada problem di keluarga gue yang sekarang gak bisa gue jelasin ke kalian," jelas Nevan tersenyum pedih.

"Em Van, kembaran lo cowok atau cewek?" tanya David.

"Cewek," jawab Nevan tersenyum getir.

"Cantik gak Van? Boleh la buat gue," ujar Reyhan bergurau.

"Uda ada pawangnya dia, jadi jangan macem-macem lo!" tukas Nevan.

Reyhan memutar bola mata malas. "Halah paling masi kerenan gue dari pada tuh orang!" ucap Reyhan percaya diri.

David menepuk bahu Reyhan kesal. "Heh onta! Terus Clara mau lo kemanain?" tanya David kesal.

"Beb Cla mah masi stay di hati gue yang paling dalam," ujar Reyhan tersenyum songong.

Nevan mengeplak pundak Reyhan keras. "Sialan lo! Jadi lo cuma mau permainin kembaran gue doang?!" sinis Nevan.

Reyhan menggaruk tengkuk malu.

"Mampus! Belum berjuang uda gak direstui," ucap David terkekeh.

"Sialan lo!" ucap Reyhan kesal dibalas kekehan dari Nevan dan David.

~Aretha~

"Guys, pulang sekolah nongki kuy!" ajak Clara.

"Hayuk, uda lama kita gak ngumpul," balas Zea.

Clara mengangguk mengiyakan. "Lo gimana mau kan? Kita nongki di Kafe lo aja," tujuk Clara pada Retha.

"Gue ngikut aja. Lagian gue juga hari ini ada rencana mau kesana," balas Retha.

"Oke berarti pulang sekolah kita langsung kesana yeyyyy!" ujar Clara kegirangan.

Zea menatap geli pada Clara. "Alay lo," ucap Zea.

Clara mengerucutkan bibirnya kesal, dan di balas tawa dari Retha dan Zea.

"Sory ganggu, gue mau ngasih titipan ini ke Retha," ujar seseorang yang sepertinya satu angkatan dengan mereka.

"Ha? Dari siapa?" tanya Zea bingung.

"Gue gak tau, dia gak nyebutin namanya. Ini diambil," ujar seseorang itu memberikan kepada Retha.

Ketiganya masih menatap dengan bingung. "Isinya apaan ya?" tanya Retha menelisik setiap sudut kotak itu.

Sementara ditempat lain.

"Gimana kotak itu uda nyampe ke Retha kan?" tanya seseorang dari telepon.

"Uda aman. Jangan lupa bayaran gue!"

"Tenang aja! Ntar gue transfer," jawabnya.

Tut

"Gue jadi pingin liat gimana reaksi lo saat buka kotak itu," ujarnya tersenyum smirk.

***

"Eh apaan tu isinya?" tanya Clara penasaran.

Retha masi meneliti setiap sudut kotak itu, perlahan ia membuka kotak itu dengan hati-hati.

"Astaghfirullah!" ujar Retha syok saat melihat isi di dalamnya.

Clara dan Zea menoleh ke Retha dengan raut penasaran.

"Kenapa? Isinya apaan Ret?" tanya Zea.

Retha mengambil nafas dalam-dalam. Bahkan saat ini nafasnya masi tersenggal.

"I-isinya..."

~Aretha~

ARETHA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang