"Gila coy, ganteng-ganteng banget." Clara berseru kegirangan menatap peserta dari sekolah Angkasa.
Zea menoyor kening Clara kesal. "Dasar playgirl! Lo tu sehari gak bahas cowok gak bisa ya?"
Retha tertawa melihat raut kesal Zea. "Lo kayak gak tau dia aja Ze. Pantang liat cogan pasti langsung kayak cacing kepanasan."
Clara tak peduli dengan omongan dua sahabatnya. Matanya masi terfokus kepada seluruh anak-anak Angkasa yang baru saja tiba di SMA Pelita.
"Eh-eh itu ganteng banget. Aw liat rambutnya terus matanya duh pingin bawa pulang," ujar Clara menggigit kukunya.
Retha dan Zea mengikuti arah pandangan Clara. Namun mata Retha seketika menyipit saat melihat salah satu anak Angkasa yang sangat tidak asing di matanya.
Retha pergi dari hadapan mereka dan menghampiri lelaki tersebut. Clara dan Zea langsung mengikuti dari belakang.
"Woi Ret! Mau kemana lo woi!" Clara berteriak memanggil Retha yang terus berlari ke arah lelaki itu.
Retha tak mengindahkan teriakan Clara. Saat ini dirinya hanya terfokus kepada seseorang yang telah tepat berdiri dihadapannya.
Retha menepuk pundak lelaki tersebut sambil mengulas senyum senang.
Lelaki tersebut langsung membalikkan badannya melihat ke belakang. Dan tak disangka ia langsung membawa Retha kedalam pelukannya.
"Yoga kangen sama Eca," bisik seseorang tersebut yang tak lain bernama Yoga.
"Eca juga kangen," balas Retha membalas pelukan Yoga tak kalah erat.
"Itu siapanya Retha?" Clara menatap bingung kepada pemandangan di depannya.
Zea mengangkat bahu acuh. Lalu ia berjalan menghampiri Retha diikuti Clara yang menghentakkan kaki kesal.
"Woi bocah! Siapa lo ni?" tanya Zea to the point kepada Retha yang sudah melepaskan pelukan dari Yoga.
Retha tersenyum singkat. Saat ingin menjawab pertanyaan Zea, Yoga tiba-tiba menyela.
"Sory Ca, gue sama temen-temen gue mau jumpain pelatih dulu ya. Nanti kita ketemu lagi ya," ujar Yoga mengusap kepala Retha pelan.
Sebelum benar-benar pergi, Yoga sempat memberi senyuman singkat kepada Zea dan Clara.
"Yaudah yuk kita ke Gavin dan lainnya" Ajak Retha saat Yoga dan teman-temannya pergi dari hadapan mereka.
Mengerti akan tatapan dua sahabatnya, Retha lantas tersenyum. "Ntar gue jelasin. Yaudah yuk lah!"
°°°
"Kalian liat Retha gak?" tanya Gavin mengecek ponselnya.
"Tadi sih gue liat dia di depan gerbang sekolah bareng Zea sama Clara," jelas David mengikat tali sepatunya.
"Ntar lagi juga nongol tunggu aja lah," sahut Nevan.
Gavin tersentak saat merasakan lengannya disentuh oleh seseorang.
"Reaksi kamu macem liat setan tau gak!" ujar Retha kesal.
Bagaimana tidak kesal, saat menoleh ke Retha tiba-tiba saja Gavin beristighfar.
"Ya kamu juga ngejutin aku," balas Gavin tak mau kalah.
Retha menggeleng tak terima. "Kok kamu malah nyalahin aku sih?"
Gavin memutar bola mata malas. "Kan emang kamu yang salah."
"K--"
"Buset lo berdua perihal gitu doang diributin?!" potong Zea saat melihat Retha ingin membuka suara. Sementara sang empu hanya cengengesan tidak jelas.

KAMU SEDANG MEMBACA
ARETHA [On Going]
TienerfictieTerlihat kuat di luar namun rapuh di dalam. Ia selalu berusaha agar tak melihatkan sisi lemahnya. Banyak cobaan yang harus ia lalui dari keluarga, pertemanan, bahkan percintaan yang membuat ia kembali rapuh seperti dulu. Baginya dunia terlalu kejam...