Happy reading 😍
***
Hari kelulusan SMA Pelita
Hari ini akan menjadi hari yang sangat berharga untuk siswa kelas XII. Sudah tiga tahun lamanya mereka mengabdi di SMA Pelita.
"Gue gak nyangka kita bakal pisah secepat ini," lontar Nathan.
"Iya kayaknya baru kemarin kita masuk kelas X. Sekarang uda lulus aja," tambah Kevin
Fikiran mereka melayang saat pertama kali mereka kenal. Tak menyangka bahwa mereka akan menjadi sahabat, sahabat yang mengerti satu sama lain.
"Kalian mau lanjut ke mana?" tanya Bagas memecah keheningan.
"Gue sama Kevin kuliah di Indonesia sekalian bantu Papa di Kantor. Lo berdua?"
"Gue bakal kuliah di Bandung," sahut Nathan. "Dari dulu gue pingin kuliah di sana," tambahnya.
"Kalau lo Gas?" Kevin bertanya kepada Bagas yang sedari tadi hanya diam.
Bagas memandang sendu ketiganya. Rasanya ia tak ingin pisah dari sahabatnya.
"Gue lanjut di luar negeri,"
Mereka bertiga berpandangan dengan tatapan tak percaya.
"Gue gak sanggup jauh dari kalian," gumamnya sendu.
Kenan menepuk pundak Bagas pelan. "Kita masi bisa chatting lewat sosial media, persahabatan kita gak akan berhenti sampai di sini. Kejar cita-cita lo!"
"Kapan lo berangkat?" tanya Nathan.
"Lusa"
Mereka menganggukkan kepala mengerti.
"Kita bakal antar lo ke bandara," sahut Kevin.
"Jangan lupain gue ya, nanti pas liburan gue usahain bakal liburan ke Indonesia," ujar Bagas yang dibalas acungan jempol oleh mereka.
Tiga tahun bukan waktu yang singkat, sudah banyak suka-duka yang mereka lalui. Awal masuk di sekolah ini mereka tak saling kenal.
Bermula dari kata 'Hai' berakhir menjadi sahabat sampai sekarang. Walaupun sekarang mereka dibentengi dengan jarak tak membuat persahabatan yang mereka bangun dari kelas X hancur begitu saja.***
"Ret, Bang Kevin sama Bang Kenan kuliah di mana?" tanya Clara memainkan kukunya.
"Gak tau," jawab Retha singkat.
"Liburan semester nanti kalian ke mana?" tanya Zea sambil menutup novel yang ia baca.
"Gue gak kemana-mana," sahut Clara. "Kalau lo emang mau ke mana?" tanya Clara balik pada Zea
"Gak ada sih gue di rumah aja," jawab Zea cengengesan.
Clara memutar bola mata malas, ia menatap Retha meminta jawaban.
"Gue paling ngurus Cafe," sahut Retha yang tak sadar dengan ucapannya.
Zea dan Clara menatap tak mengerti.
"CAFE?" tanya mereka serentak.
Retha tersentak, ia lupa kalau kedua sahabatnya tak tau jika ia mengelola Cafe beberapa tahun ini.
Retha menggaruk tengkuknya. Ia terekeh canggung saat kedua sahabatnya menatap tajam padanya. Jelasin maksudnya! kira-kira itulah yang Retha rasakan saat menatap tatapan tajam dari mereka.
"Oke-oke kalian tenang dulu ya, gue bakal jelasin!" ujar Retha. Retha menarik nafas pelan.
Flashback on

KAMU SEDANG MEMBACA
ARETHA [On Going]
Novela JuvenilTerlihat kuat di luar namun rapuh di dalam. Ia selalu berusaha agar tak melihatkan sisi lemahnya. Banyak cobaan yang harus ia lalui dari keluarga, pertemanan, bahkan percintaan yang membuat ia kembali rapuh seperti dulu. Baginya dunia terlalu kejam...