Part 2

694 166 25
                                    

Sahabat bukan tentang siapa yang telah lama kamu kenal, tapi tentang siapa yang menghampiri hidupmu dan tidak pernah meninggalkanmu dalam situasi dan kondisi seburuk apa pun

***

Saat ini Retha sudah sampai di sekolah SMA Pelita. Dari tadi banyak pasang mata yang melihat ke arahnya, dan itu sudah menjadi hal yang biasa bagi dirinya.

"Dih si bad girl Pelita uda dateng"

"Retha cantik ya"

"Dih percuma kalau cantik tapi kelakuan minus sama aja"

"Iri aja si lo, emang Retha cantik kali"

Masi banyak lagi yang pagi-pagi sudah membicarakannya. Tapi Retha enggak peduli dengan semua itu. Dia sedang berjalan menuju kelasnya, tapi saat di pertengahan jalan ada yang menabraknya dan menyebabkan Retha jatuh mengenaskan.

Brakk...

"Aww! Bokong gue!"

Sudah jatuh mengenaskan seperti ini ia di tambah kesal karena orang yang membuat ia jatuh adalah orang yang paling ia benci.

"Sialan lo ya! Lo itu enggak bisa ya satu hari enggak ganggu hidup gue!" teriak Retha kesal. Ia sungguh kesal pagi ini karena ulah dari lelaki yang sangat ia benci.

"Lo ngapai duduk di lantai gitu? Macem enggak ada tempat duduk lain aja," ucap lelaki itu terkekeh geli ke arah Retha.

Lelaki itu paling senang melihat wajah kesal Retha, makanya setiap hari ia selalu mengganggu Retha.

"GAVINN!" teriak Retha kesal, ia sungguh muak dengan lelaki di hadapannya ini. Rasanya Retha ingin menenggelamkan wajah lelaki itu di comberan.

'Gavin Zeroun Raymond'

Lelaki yang memiliki wajah tampan, yang bisa saja memikat semua kaum hawa. Gavin terkenal playboy di SMA Pelita ini. Tak bisa di hitung entah berapa banyak mantannya di SMA Pelita ini.

"Ck! Lo ngapai si teriak-teriak gitu. Gue ada di depan lo dan gue enggak budek"

Amarah Retha semakin menjadi-jadi. Harus banyak sabar ngadapi Gavin.

"Untung gue orangnya sabar, jadi gue maklum kok sama makhluk halus seperti lo," ucap Retha santai sambil memandang remeh Gavin.

"Heh! Sembarangan lo ya ngatain gue makhluk halus"

"Uda deh, mendingan sekarang lo minta maaf ke gue!" Retha memandang jengah Gavin.

"Dih minta maaf ke lo? Ogah!"

Kesabaran Retha sudah habis, ia tidak habis fikir dengan Gavin. Apa salahnya si minta maaf doang.

Retha memandang marah Gavin, tanpa ragu-ragu Retha langsung meninju perut Gavin sampai cowok itu terbatuk-batuk akibat tonjokan Retha yang begitu kuat.

Bugh!

"Aww! Lo tu cewek apa bukan si sakit ni woi!"

Retha tersenyum puas sekarang. Ia sangat senang melihat wajah kesal Gavin sambil menahan sakit karena ulahnya.

"Rasain! Siapa suruh lo buat gue kesel, rasain tu tonjokan gue" Retha tertawa puas melihat Gavin.

Retha pergi dari hadapan Gavin menuju kelasnya sambil tertawa terpingkal-pingkal.

Gavin yang melihat Retha menertetawakannya seperti itu membuat ia geram.

"Dasar cewek bar-bar! Cewek jadi-jadian lo!" teriak Gavin karena Retha sudah jauh dari hadapannya.

Retha yang mendengar teriakan Gavin semakin terkekeh geli.

***

Saat ini suasana kelas pagi ini begitu ramai, Retha langsung duduk di bangku kebanggaannya apa lagi kalau bukan di bagian pojokan alasannya si biar bisa tidur saat jam pelajaran yang menurutnya membosankan.

Retha melirik ke arah sahabatnya yang sedang sibuk dengan novelnya.

"Ze, kenapa jam segini guru belum ada yang masuk?"

Zea melihat ke arah Retha, dia sempat terheran kenapa juga sahabatnya yang kurang waras ini nanyakin guru masuk atau tidak biasanya dia juga enggak peduli.

"Kesambet apaan lo? Tumben nanyakin guru masuk atau enggak, tobat lo?"

Retha melirik sinis ke Zea, apa salahnya si dia nanyak gitu.

"Guru-guru pada rapat sampai jam istirahat, nah lo bisa tu ganggu anak-anak lain pas jam kosong ini," lanjut Zea yang sudah tau gelagat Retha.

Retha tersenyum arti ke arah Zea, sahabatnya ini emang paling ngerti dengan dia.

"Eh Ze, si Clara mana?" tanya Retha mencari sahabatnya satu lagi. Karena biasanya itu anak pasti udah ada di kelas pagi-pagi.

"Oh Clara tadi diajak sama Reyhan ke kantin"

Retha memandang bingung ke arah Zea, soalnya Clara itu paling anti sama Reyhan. Reyhan itu sebelas dua belas sama Gavin, sama-sama Playboy, berbeda dengan kedua teman mereka David dan Nevan. Ya, Nevan kembaran Retha juga termasuk di dalam teman-teman Gavin.

"Lah tumben-tumbenan Clara mau, biasa juga dia bakal nolak mentah-mentah"

"Yaelah lo tau la Reyhan gimana. Tuh bocah bakal maksa Clara sampai Clara mau. Tadi aja dia ngancem Clara kalau misalnya Clara enggak mau ikut dia, si Reyhan bakal nyium Clara di depan semua orang. Gila gak tuh," jelas Zea sambil geleng-geleng nggak habis fikir dengan tingkah Reyhan.

Retha tertawa geli, dia membayangkan wajah kesal Clara saat itu.

"Yaudah Ze, gue mau tidur dulu. Nanti kalau Clara dateng bangunin gue ya. Gue mau cerita ke kalian"

Zea mengangguk mengerti. Retha selalu ngelampiaskan ke tidur kalau Retha ada masalah. Zea dan Clara sudah paham dengan tingkah sahabatnya itu. Walaupun baru kenal beberapa tahun tapi mereka sudah mengerti satu sama lain.

***

TBC


ARETHA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang