Bagian Empat || Musim panas di Gurun Sahara

54 15 24
                                    

Happy Reading

Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chapter 4

Angelo merenung ditempatnya tanpa memperdulikan Antares yang sedari tadi mengoceh di pinggir kolam renang gara-gara di dorong oleh Aeros sampai tubuhnya basah kuyup.

Hari ini hanya ada dua jadwal kuliah, siang dan sore. Sekarang baru jam sembilan, dan masih ada waktu sekitar  dua jam sebelum kuliahnya dimulai.

Menghembuskan nafas pasrah, Angelo berjalan menuju ruang makan. Di sana sudah ada Ansello berpakaian rapih. Rambutnya yang ditata ke atas dan vibes bad boy yang melekat kuat memang sangat menggambarkan Ansello. Berbeda dari Ansello, Angelo lebih suka menurunkan rambutnya, menutupi kening. Lebih tepatnya berponi.

Angelo menatap lekat kembarannya. Tatapan Angelo selalu sulit diartikan saat menatap Ansello.

"Kenapa?" Tanya Ansello sadar akan tatapan adik kembarnya.

Mengalihkan pandangannya, Angelo memakan roti miliknya dalam diam,  tampak enggan menjawab pertanyaan Ansello.

"Jelo? Ada yang mau lo omongin?"

Angelo menghela nafas panjang. Dia menatap Ansello, "Diantara lo dan Kak Aeros lebih sempurna mana?"

Mendengar pertanyaan adiknya, Ansello jadi keki sendiri. "Lo membandingkan kita?"

Angelo mengangkat kedua bahunya acuh, "sebenarnya enggak, tapi kalau lo menganggap seperti itu sih gue bisa apa, kan?"

Ansello tau ada yang sedang mengganggu pikiran adik nya sampai-sampai bertingkah seperti itu. Namun seketika pikirannya tertuju pada Sahara, kekasih Angelo yang manja dan chilldish.

Mungkin kah Sahara yang membuat Angelo seperti ini?

Melihat bagaimana gadis itu selalu meledak-ledak, mungkin saja bukan?

"Oke, kalau lo mau jawaban atas pertanyaan random lo itu, bakal gue jawab sekarang juga," Kata Ansello, kedua mata mereka bertatapan.

"Kalau lo mau tau siapa yang lebih sempurna diantara kita berempat ya jelas Antares. Tapi Ares juga gak sesempurna itu. Antares yang kejam, dan Aeros yang penyayang. Mereka kembar, dan saling melengkapi, kayak kita berdua. Lagi, kalau antara gue dan Aeros, mungkin lebih baik dia daripada gue. Kita bertiga punya kelemahan masing masing, dan kelebihan lo adalah sebuah pelengkap diantara kita."

"Tapi lo lebih mirip gue Le,"

Sontak kening Ansello mengerut tanda tak mengerti kemana arah pembicaraan kali ini. Mungkinkah ini tentang Sahara?

"Tunggu deh, gue masih belum ngerti ke arah mana pembicaraan kita." Ansello meminum susu buatan Mommy lantas membalas tatapan adiknya.

Handphone Angelo berbunyi nyaring, menunjukkan nama Sahara sebagai si penelpon.

Winter for Sahara | Lee Jeno [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang