Bagian dua puluh dua || Anniversary tiga tahun

59 13 0
                                    

Happy Reading

Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagian 22

Tepat sepuluh hari setelah Angelo keluar dari rumah sakit. Berarti tepat tiga hari yang lalu upacara wisuda Prince juga Nash berlalu. Kini Sahara sedang mempersiapkan cake buatannya untuk merayakan anniversary tiga tahun hubungannya dan juga Angelo esok hari.

Rencananya Sahara ingin menghabiskan waktu bersama Angelo di tempat romantis dan penuh makna. Tiga tahun yang mereka jalani penuh perjuangan. Tangis dan tawa menjadi satu. Mereka sudah mengalami banyak hal, dan Sahara ingin memberikan cake terbaiknya untuk tahun ketiga hubungan mereka.

Sahara berharap dia dan Angelo akan terus bersama-sama sampai tua nanti. Hidup bahagia bersama anak dan cucunya kelak. Sahara terkikik geli membayangkan betapa tinggi khayalan nya.

Ditatapnya cincin yang melingkar indah di jari manisnya. Dia mengelus cincin itu perlahan, senyumnya mengembang sempurna dikala mengingat betapa manisnya perlakuan Angelo di malam pertunangan resmi mereka berdua.

Bibi asisten rumah tangga keluarganya sampai menggeleng kecil melihat betapa bahagianya Sahara. Dengan telaten Bibi membantu Sahara mengaduk adonan cake yang sempat Sahara hentikan.

Gadis itu tersentak kecil saat tangannya bersentuhan dengan tangan Bibi. Dia meringis kecil karena malah melamun. Sedangkan pekerjaan mengaduk adonan beralih dilakukan oleh Bibi.

"Hati-hati, Non." Ujar Bibi sambil tersenyum jahil.

Sahara tersipu. Bisa-bisanya dia ketahuan sedang melamun kan Angelo oleh bibi.

Kan Sahara jadi malu.

"Nanti bagusnya pakai krim kocok atau lelehan coklat, ya, bi?" Tanya Sahara seraya mengacungkan krim kocok dan coklat batang yang belum di lelehkan.

Bibi menoleh, terlihat berfikir beberapa saat kemudian matanya tertuju pada coklat. "Pakai lelehan coklat aja Non. Atau bikin dua aja cake nya," Saran Bibi membuat Sahara berpikir keras.

Kedua ujung bibir Sahara tertarik ke atas, menimbulkan senyuman yang tampak begitu manis dengan lesung pipinya yang tercetak sempurna. "Kita bikin tiga! Satu buat aku dan Angelo, satu buat di rumah ini, terus satu lagi buat dianterin ke rumah Ainsley!" Kata Sahara antusias.

"Ciyee, sekarang calon menantu keluarga Ainsley," Goda bibi membuat Sahara tersenyum malu-malu.

"Bibi mah, ... Terus ini di gimanain Bi?" Tanya Sahara mengalihkan pembicaraan. Tangannya beralih memegang mangkuk berisi lelehan keju yang menggiurkan.

"Oh itu, tadi Bibi tadi sudah masak brownies panggang, Non tinggal olesin saja. Harus cepet Non, takut kejunya keburu beku." Peringat Bibi kemudian diangguki Sahara.

Dia mengeluarkan brownies panggang yang sudah matang itu dari wadah yang sudah di pisahkan si Bibi. Dengan telaten Sahara mengoleskannya pelan-pelan. Setelah satu brownies tadi terlumuri lelehan keju, Sahara segera memarut keju yang tersisa untuk di gunakan sebagai topping di atasnya.

Winter for Sahara | Lee Jeno [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang