Bagian Dua puluh empat || Desember kelabu

49 8 0
                                    

Happy Reading

Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bagian 24

Lelehan air mata Sahara membasahi pipi gadis itu. Pengebumian Angelo sedang berlangsung, dan tangisan seakan menjadi pengiring terkuburnya raga Angelo. Laki-laki yang paling bisa membuat Sahara tersenyum kini telah pergi. Raganya akan kembali menyatu dengan tanah.

Liang lahat kuburan Angelo telah ditutup. Gundukan tanah itu menjadi tempat peristirahatan terakhir Angelo. Dengan tangan bergetar Sahara menaburkan banyak kelopak bunga mawar berbagai warna bersama dengan keluarga Ainsley yang lainnya.

Rintik hujan perlahan turun membasahi bumi. Semesta pun seakan ikut bersedih atas kepulangan Angelo ke pelukan Tuhan. Sahara semakin terisak, pandangan mengabur, namun dia tetap menaburi tempat peristirahatan terakhir Angelo dengan bunga. Lama-kelamaan kesadarannya mulai menghilang. Sahara pingsan.

Beruntung Airis yang ada disampingnya segera menahan tubuh gadis itu. Sayup-sayup di akhir kesadarannya Sahara mendengar pekikan Airis yang menyerukan namanya.

•••

Sahara meringkuk di atas kasur. Air matanya tak henti-hentinya keluar.

Ini sudah tengah malam, dan Sahara masih berlarut dalam kesedihannya. Kembang api di luar sana nyatanya tidak menghibur sama sekali. Suara kembang api malah mengingatkan Sahara kepada rencananya untuk menikmati malam tahun baru dengan Angelo.

Perayaan anniversary tiga tahun seharusnya masih berjalan hingga detik ini. Tapi Angelo sudah lebih dulu pergi.

Jika boleh Sahara jujur, dia masih belum siap ditinggalkan Angelo. Dirinya masih bergantung pada Angelo, hari-harinya terbiasa diisi dengan suara-suara manis serta gombalan gombalan Angelo.

Biasanya tengah malam seperti ini Angelo menghubunginya untuk mengajak video call agar tidak terlalu boring dalam mengerjakan tugas kuliah. Membicarakan hal-hal random yang anehnya Sahara sukai hingga dini hari, berceloteh mengenai tugas yang tidak dimengerti, lalu mendengarkan suara lembut dan menenangkan Angelo sebagai penutup telepon sebelum akhirnya Sahara terlelap.

Sahara memukul-mukul dadanya yang mulai sesak karena terlalu banyak menangis dan menahan perasaan rindu yang membuncah. Rindu yang mulai hari ini tidak akan pernah bisa tersampaikan pada Angelo.

Tangan Sahara terulur meraih sebuah bingkai foto yang berada di atas balas samping tempat tidurnya. Di dalam bingkai itu terdapat sebuah foto dimana Sahara dan Angelo sedang merayakan anniversary dua tahun mereka. Yang artinya foto itu diambil satu tahun yang lalu.

Senyum Angelo sangat tulus. Terlihat dari matanya yang juga ikut tersenyum. Sahara pikir dia tidak akan ditinggalkan oleh Angelo seperti janji laki-laki itu padanya berbulan-bulan lalu. Tapi nyatanya yang hidup pasti akan mati, kini Angelo sudah tidak lagi disampingnya.

Winter for Sahara | Lee Jeno [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang