Bagian Sepuluh || Mawar hitam tanpa identitas (1)

39 13 0
                                    

Chapter 10

Happy Reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading

***

"Le, nanti tolong pesenin bunga morning glory ya?" Ujar Angelo seraya melahap sandwich buatan Alice.

Ansello mendengus keras, "Elo yang bucin gue yang harus ikut repot." Ketus Ansello.

"Ya sebagai kembaran gitu harus saling membantu! Iya kan Bang?" Angelo melirik Antares penuh permohonan agar kakak Pertamanya berada pihaknya.

"Bang Ares kiyut, i love you!" Pekik Angelo saat Antares mengangguk pasrah. Padahal Antares sendiri terkadang sering di buat repot oleh Aeros, tapi untuk Angelo dia rela mengangguk dan merepotkan Ansello. Anggaplah sebagai balas dendam Antares karena adik keduanya itu selalu meledek hubungan percintaannya.

Aeros tak kuasa menahan tawanya saat mendengar pekikan Angelo. Apa katanya? Ares kiyut? Astaga, Aeros sakit perut karena terlalu banyak tertawa.

"Ares kiyut katanya WKWKWKWK!"

"Anjir kiyut HAHAHA"

"Sialan." Gumam Antares saat Aeros tak henti-hentinya meledeknya.

Ansello tersenyum meremehkan pada Antares. Dia tau kakak tertuanya itu ingin balas dendam karena Ansello selalu kisah percintaan Ares, tapi biarlah, rumah tidak akan ramai jika mereka berempat tidak saling ledek atau meributkan sesuatu.

"Elo jangan sampe lupa bawa obat. Bilang Sahara jangan nyusahin lo," Ujar Ansello datar.

"Emang kapan sih Sahara Sayangku nyusahin. Dia tuh selalu gemesin tau!" Kata Angelo meraih susu coklat di depannya.

Ainsley siblings sontak membelalakkan mata. Semakin hari Angelo semakin berani menyebut Sahara dengan embel-embel 'sayangku' yang jelas-jelas menggelikan di telinga Ansello.

Sebenarnya Angelo sengaja untuk memanas-manasi kakak tertua kedua, lagipula kenapa juga Aeros tidak punya pacar. Terlintas di pikirannya kalau Aeros masih menyukai Sahara, jadi ia sengaja terus-terusan memanggil Sahara dengan embel-embel 'sayangku' untuk melihat bagaimana reaksi Aeros. Dan untungnya reaksi kakaknya itu biasa saja seperti keinginan Angelo.

"Pale lu gemesin!" Ketus Ansello.

"Makasih lho udah muji kepala gue. Gue tau gue ganteng kok." Jawab Angelo lalu kembali mengigit sepotong besar sandwich.

"Ini cuma perasaan gue, atau emang Jelo makin narsis sama makin bucin?" Tanya Aeros heran.

"Enggak cuma elo kok yang ngerasa, Ros. Gue bahkan sama bang Ares ngerasain itu." Kata Ansello mendramatisir keadaan. Wajahnya dibuat semenyedihkan mungkin, namun matanya melototi Angelo.

"Debat Mulu, masih pagi elah!" Sebal Antares seraya melempar selembar roti pada wajah Ansello dan Aeros.

Keduanya sontak membelalakkan mata tidak percaya. Bisa-bisanya Antares merusak tatanan rambut dan membuat wajah mereka dipenuhi oleh serbuk roti tawar.

Winter for Sahara | Lee Jeno [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang