Epilog

58 5 0
                                    

Sahara melangkah masuk kedalam sebuah restoran cepat saji di sebuah pusat kota. Ia sudah memutuskan untuk bertemu dengan Aeros dan mengatakan keputusannya.

Sejak kedatangannya satu jam lalu, dan duduk ditempat yang telah dipesan kan Aeros, ia sama sekali belum melihat keberadaan kakak kedua Angelo.

Sejujurnya ia mulai jenuh dan lelah menunggu bagaikan orang bodoh. Sendirian ditengah keramaian. Sebelumnya tidak pernah sekalipun ia dibiarkan sendirian. Sayangnya itu sudah bertahun-tahun lalu. Sekarang ia jadi terbiasa dengan kesendirian.

Tidak adanya Yasmine disisi Sahara tentu menjadi salah satu penyebab utama tertutup nya kepribadian Sahara. Tapi apa boleh buat, semuanya sudah berlalu dan tidak akan mungkin sama kembali.

Terakhir kali Sahara mendengar kabar Yasmine itu saat tahun pertama perkuliahannya di London. Entah seperti apa sekarang sahabatnya itu. Yang pasti, Sahara merindukan sosok lemah lembut Yasmine.

"Ada kabar hot guys!"

"Apaan?"

"Eh, berita Zephyr ada Indonesia udah menyebar, ya? Gue kira hoax,"

"Jadi lo juga liat beritanya?"

"Iya,"

"Gue pikir mafia kayak mereka sembunyi di luar negeri, tapi bener bener gak terduga. Mereka sembunyi dan punya markas di Indonesia!"

"Tapi gue rasa Indonesia cuma tempat singgah, deh. Kan lo tahu sendiri, mafia mafia besar yang kata orang-orang berbahaya itu sukanya di daerah-daerah negara yang tingkat kriminalitas nya tinggi."

"Gue juga mikir gitu. Dan menurut berita yang beredar nih, ya ... Katanya markas utama mereka ada di Yunani. Dan mereka menguasai dunia bawah!"

"Maksudnya?"

"Ya ... Dunia kriminal dan dunia gelap. Tempat yang transaksi barang-barang ilegal dan para pembunuh kumpul gitu deh. Tapi gak tahu, ah. Cuma denger berita dari mulut ke mulut ini. Belum ada bukti akurat."

Sahara mengusap lengannya yang merasa merinding tiba-tiba. Mendengar pembahasan mengenai mafia dan kehidupan menyeramkan nya membuat Sahara takut. Mengingat Aeros— lebih tepatnya keluarga Ainsley, adalah keturunan Gangster yang sama berbahaya juga.

Untungnya Angelo tidak terlibat dengan kejahatan. Tapi, mengingat latar belakang Aeros lagi, Sahara mendapatkan keraguan dalam pilihannya yang sudah dipikirkan matang-matang.

Sahara tidak mau hidupnya penuh bahaya. Sahara tidak mau seperti Airis. Sahara bukan perempuan tangguh seperti Iris atau orang-orang yang pernah Sahara ketahui yang berhubungan dengan kekerasan.

Sahara itu hanya gadis lemah yang terkadang manja dan menggantungkan hidupnya pada seseorang yang sudah ia anggap berharga dan menghargainya.

Namun Aeros?

Sahara tidak yakin.

Mungkinkah keputusan yang ia ambil sudah benar. Tentang sebuah kesempatan untuk kakak kedua Angelo masuk lebih dalam di hidupnya.

"Permisi,"

Sahara tersentak. Ia segera tersenyum ramah pada seorang perempuan yang ia tebak sebayanya. "Ya?"

"Boleh ikut duduk disini? Semua meja penuh, saya lagi menunggu seseorang."

"Tentu, silahkan." Ujarnya mempersilahkan.

"Ngomong-ngomong, perkenalkan, saya Syaila," Kata perempuan itu sambil melipat jas putih yang begitu familiar di mata Sahara.

"Sahara,"

Winter for Sahara | Lee Jeno [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang