Vote sebelum membaca^^-
-
JGERR!!
“AAAA … tolong!!” Nashwa menjerit keras. Namun, nyatanya masih terdengar oleh Mia di rumah megah itu.
“Sial, anak Hendra itu benar-benar harus disingkirkan,” gumam Mia.
Tubuh Nashwa yang sudah lelah dengan penderitaannya hari ini tersungkur lemas di lantai rumahnya.
Dress ….
Hujan turun membasahi Kota Bogor ini dengan intensitas yang cukup tinggi. Nashwa bukan hanya menggigil kedinginan, ia juga merasakan gemetar hebat pada tubuhnya. Nashwa merasakan dadanya sangat sesak setelah mendengar gemuruh petir dan kilatan petir yang sangat terlihat jelas oleh mata kepalanya.
Nashwa melihat kursi panjang di depan rumahnya di dekat garasi, ia mendekat ke arah kursi itu dengan gemetar hebat yang masih menyelimuti tubuhnya.
Malam ini, Nashwa harus tidur di kursi kecil tanpa beralaskan apa pun di sana, tanpa selimut dan bantal yang membuat tidurnya nyenyak. Seolah putri raja yang terbuang dari kerajaannya lalu ia menumpang tidur di alun-alun istananya sendiri. Padahal, rumah ini sepenuhnya adalah hak Nashwa setelah kepergian ibu kandungnya.
Nashwa menggigil hebat. Ia melipat kedua tangannya seraya mengusapnya. Nashwa menggesek-gesekan talapak tangannya agar mengeluarkan hawa hangat. Namun, hal itu percuma ia lakukan karena udara di Kota Hujan ini sangatlah dingin.
“Ayah, Nazwan … Nashwa ingin kalian di sini … Nas—wa kedinginan …,” lirih Nashwa.
JGERR!!
Lagi-lagi suara petir membuat sesak di dada Nashwa semakin parah. Nashwa menutup telinganya oleh kedua tangannya dan memejamkan matanya.
JGER! JGERR!!
“AYAH!!” Sontak Nashwa terkejut bukan main dengan suara kilat yang terdengar jelas di telinganya. Nashwa menjauh dari tempatnya tadi.
Namun ….
Brukk ….
Nashwa sudah tidak kuat menahan gemetar dan sesak di dadanya, ia terjatuh pingsan di teras rumahnya.
Dresss ….
Hujan deras turun membasahi Nashwa yang sudah tak sadarkan diri.
***
Di kediaman Nazwan, Nazwan sudah bersiap di pagi hari ini dengan pakaiannya yang sangat rapih, berbeda dengan biasanya yang tidak pernah ke luar rumah jika hari libur.
“Pagi-pagi gini udah rapih, mau ke mana kamu? Bukankah semalam baru pulang jam dua belas?” tanya Zahra yang melihat anaknya sudah berpakaian rapih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Astrafobia [SUDAH TERBIT]
Teen Fiction[SUDAH TERBIT] Untuk pemesanan buku hubungi WA : 081774845134 Dear Pembaca ... kisah ini bukan kisah edukasi yang bisa membuat wawasan kalian bertambah. Namun, kisah ini menyiratkan sedikit pesan untuk kita ... bahwa orang yang selalu ada...