33. Kota Romantis

232 40 39
                                    

Jangan lupa vote :)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa vote :)

-

-

-

“Ke mana?”

“Ke Kota Batu,” ucap Nazwan.

“Hah?! Ke Kebun Raya aja yang dekat banget, lo 'kan pasti cape habis olimpiade,” saran Nashwa.

“Gue maunya ke sana, so lo harus ikut!” paksa Nazwan yang langsung menarik tangan Naswha menuju mobilnya.

“E—eh, tunggu.” Sontak Nazwan menghentikan aksinya. “Gue belum bilang sama Fani dan Grace,” lanjut Nashwa.

Chat aja, mereka pasti ngerti.” Nazwan terkekeh pelan dengan kepanikan Nashwa. Nashwa mengikuti suruhan Nazwan lalu mereka berdua pergi ke Kota Batu, sebuah desa kecil dan romantis di sana.

Nashwa dan Nazwan bercanda ria ketika dalam perjalanan. Kali ini Nazwan membawa mobil karena Nazwan sudah berniat untuk membawa gadis ini ke sana.

“Wan, kenapa milih Kota Batu? Padahal, Kota Batu cuma desa kecil,” tanya Nashwa.

“Gak tahu, gue suka aja saat pertama kali ke sana sama kak Citra dulu. Jadi, gue pengin menghabiskan waktu bersama lo di sana,” ujar Nazwan.

“Indah ya Kota Bogor ini,” gumam Nashwa seraya melihat samping kanannya yang merupakan Kebun Raya Bogor dan Istana Bogor.

Nazwan menoleh sesaat lalu ia berfokus kembali pada jalanan yang cukup ramai dan padat. Memang benar kata Nashwa bahwa Kota Bogor ini adalah kota yang indah, ditambah lagi dengan suasananya yang sejuk membuat kota ini terlihat tampak romantis.

Kemacetan parah terjadi di sekitar Kebun Raya, Nashwa memanfaatkan momen macet ini untuk mengambil foto di kebun raya. Banyak pasangan yang sedang memberi makan rusa di sana, banyak juga yang hanya bermain di sekitar Kebun Raya itu.

Sesampainya mereka berdua di Kota Batu, desa yang Nazwan sebut sebagai tempat romantis. Nashwa dan Nazwan turun dari mobil seraya melihat sekeliling tempat itu.

Tidak begitu spesial, hanya ada sebuah taman dilukisi lapangan yang tak cukup luas dengan pemandangan yang langsung ke pegunungan. Terasa menyejukkan bagi siapa pun yang melihatnya, apalagi Nazwan membawa Nashwa saat usai hujan yang menambah kabut di sekitar pegunungan yang terlihat jelas dari tempat itu.

Nazwan mengajak Nashwa ke tepi sungai kecil dekat taman itu, terlihat semakin jelas pegunungan dari sana. Nashwa terpesona dengan keindahan pegunungan yang menjulang tinggi.

“Terus mau ngapain di sini?” tanya Nashwa bingung ketika berada di tepi sungai.

“Tunggu!” suruh Nazwan.

Astrafobia [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang