34. Curug Nangka

218 34 64
                                    

Jangan lupa vote :)-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa vote :)
-

-

-

“Nas, pulang yuk!” ajak Nazwan ketika melihat hujan sudah reda dan suara petir sudah mulai menjauh.

“Ayo,” jawab Nashwa sedikit lesu.

“Kok lesu gitu, sih? Hujannya udah berhenti kok,” ucap Nazwan.

Nazwan berusaha menenangkan Nashwa saat hendak menuju mobil. Namun, Nazwan berpikir untuk mengujungi suatu tempat di sekitar sini yang akan membuat Nashwa tersenyum penuh kebahagiaan. Nazwan dengar, Fani dan Grace pun pergi ke tempat itu usai olimpiade tadi siang.

Awalnya Nazwan tidak berniat mengajak Nashwa hari ini. Namun, melihat Nashwa yang sedikit kurang bersemangat akhirnya Nazwan memutuskan untuk mengajak Nashwa ke tempat itu selagi waktu masih jam 3 sore waktu setempat.

“Wan, kok ke arah sini? Arah pulang kan ke arah sana,” ucap Nashwa saat Nazwan mengambil jalan lain, bukan arah menuju rumahnya.

“Gue mau ajak lo ke suatu tempat,” ucap Nazwan.

“Ke mana?”

“Curug Nangka, di daerah Ciapus. Dekat kok dari sini, bagus banget di sana. Tadi gue dengar Fani dan Grace juga ke sana, gue yakin lo suka deh sama tempatnya,” ujar Nazwan, Nashwa mengangguk mengukutinya ke mana pun Nazwan mengajaknya asalkan Nashwa ceria.

Perjalanan singkat yang tidak terlalu jauh tetap saja membuat Nashwa merasa bosan dengan Nazwan yang tidak mengajaknya bicara. Nashwa beralih ke ponselnya, hanya menggeser-geser layar meski tidak ada tujuan untuk membuka ponsel.

“Nas,” panggil Nazwan, Nashwa menyahutnya dengan penuh semangat.

“Kenapa?”

“Tadi pas di sungai, lo tulis apa?” tanya Nazwan sedikit menyelidiki.

“Gue tulis harapan, semoga fobia gue bisa hilang dengan waktu yang singkat, gue juga tulis semoga Nazwan tetap bersama Nashwa,” ujar Nashwa seraya tersenyum lebar ke arah Nazwan.

Nazwan hanya menatap Nashwa sesaat seraya melemparkan senyumannya. Nazwan tidak bisa menatap Nashwa dalam waktu yang lama. Karena, Nazwan tidak kuat melihat senyuman Nashwa yang begitu manis dengan lesung di pipinya yang membuat Nazwan merasa salah tingkah ketika melihat senyuman itu.

“Kalau Nazwan, tulis apa?” tanya Nashwa.

“Gue tulis ... agar Tuhan kirimkan orang baik buat Nashwa, orang yang selalu buat Nashwa ceria, yang nggak pernah menyakiti Nashwa,” ujar Nazwan.

“Kenapa gitu? 'Kan udah ada Nazwan yang bersama Nashwa,” ucap Nashwa tak berhenti menatap Nazwan.

Nazwan tidak membalas ucapan Nashwa karena mereka sudah sampai di tempat yang Nazwan maksud.

Astrafobia [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang