Vote dulu yap.
-
-Kini, Nashwa berada di rumah Nazwan dengan segala keceriaan yang terukir dari Zahra maupun Nazwan.
“Assalamualaikum, Umi ... ada cewek cantik nih, mau diapain enaknya?” teriak Nazwan, Nashwa langsung mencubitnya pelan.
“Aw … sakit, Nas,” desis Nazwan.
“Waalaikumsalam … eh ada gadis cantik ini yang datang. Apa kabar, Nashwa?” sapa Zahra.
“Baik, Umi.” Nashwa tersenyum lembut karena kehangatan Zahra.
“Eh, sejak kapan lo panggil umi? Bukannya dulu tante?”
“Sejak umi setuju kalau dia anggap umi sebagai mamanya,” sosor Zahra.
“Jangan dong … nanti gak jadi menantu kalau seperti itu caranya?” bisik Nazwan ke telinga Zahra.
Tanpa meladeni Nazwan, Zahra langsung mambawa Nashwa ke ruang tamu untuk duduk. Namun, Nazwan menahan mereka sejenak.
“Umi, Nashwa suruh ganti baju dulu, bajunya semalam dipakai hujan-hujanan sampai sekarang udah kering lagi.” Nazwan menahan sejenak. “Buat lo, lebih baik gak usah mandi karena semalaman lo terguyur hujan, khawatir lo sakit,” ucap Nazwan pada Nashwa.
“Sebentar ya, umi ambilkan baju kakakmu dulu,” jawab Zahra.
Nashwa dan Nazwan kini duduk bersamaan di kursi panjang yang memang dekat dengan keberadaan mereka. Entah apa yang membuat Nazwan tiba-tiba bersandar di bahu Nashwa. Jelas Nashwa terbelalak kaget dengan perlakuan Nazwan.
“Tetap jadi Nashwa yang gue kenal ya,” ucap Nazwan.
“Lo kenapa? Kok tiba-tiba alay dan manja seperti ini?” ujar Nashwa.
“Gak tahu, hati gue lagi susah ditebak,” jawab Nazwan enteng.
“Dear jantung, tolong dong jangan berdetak sekencang ini, kalau ketahuan 'kan malu,” batin Nashwa.
“Nas, kalau suatu saat orang-orang terdekat terdekat lo mengembuskan napas terakhirnya di pangkuan lo, apa yang mau lo lakukan?” Nashwa kaget dengan perkataan Nazwan saat ini.
“Gue akan minta sama Tuhan, untuk ambil aja nyawa gue daripada gue harus melihat orang terdekat gue menuju kematiannya,” jawab Nashwa.
Nazwan menghentikan aktivitasnya yang sejak tadi bersandar di bahu Nashwa karena kedatangan Zahra yang membawa handuk serta baju ganti untuk Nashwa.
“Kamu ganti baju dulu ya, kalau mau mandi juga silakan,” ujar Zahra, Nashwa mengangguk seraya mengambil baju yang Zahra berikan.
“Baju yang tempo hari itu belum Nanas balikin, nanti sekalian sama baju ini aja ya, Umi,” ucap Nashwa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Astrafobia [SUDAH TERBIT]
Ficção Adolescente[SUDAH TERBIT] Untuk pemesanan buku hubungi WA : 081774845134 Dear Pembaca ... kisah ini bukan kisah edukasi yang bisa membuat wawasan kalian bertambah. Namun, kisah ini menyiratkan sedikit pesan untuk kita ... bahwa orang yang selalu ada...