MPG-2

4.4K 155 0
                                    

Deska yang baru saja merebahkan tubuhnya ke atas ranjang, terbangun saat mendengar kegaduhan dilantai bawah. Dengan langkah tergesa ia menuruni tangga dan menuju ke ruang tengah, disana Susan tengah mengangkat piring dan melemparkannya ke lantai.

"mama.."

Dengan sigap ia meraih piring yang siap menjadi korban pelampiasan mamanya.

"diam, kamu!!" bentak Susan

Masih dengan nafas yang memburu dan tatapan tajam, Susan menatap ke arah Deska yang sudah berkaca-kaca.

"jangan seperti ini, ma. Aku lagi berusaha buat mama bahagia-"

"dengan apa?? Dengan apa kamu bisa membuat mama bahagia??" bentak Susan

Deska menunduk lemah, ia tidak tahu lagi harus membujuk Susan. Sejak kematian Abyan, Susan selalu menyalahkan dan menuduhnya sebagai pembunuh Abyan.

"kamu pikir dengan uang yang kamu hasilkan dari kedai kecilmu bisa menghidupi mama?? Kamu terlalu munafik, De.." tambahnya

"ma, aku janji pasti berhasil kali ini-"

"sabar kamu bilang. Dasar anak pembawa sial. Dulu suamiku yang mati karena mu. Dan sekarang kamu juga ingin aku mati??" tuduhnya

Deska menyeka air mata yang sudah membasahi kedua pipinya, hatinya begitu sesak saat tuduhan itu seolah benar adanya. Tanpa mempedulikan mamanya yang masih mengumpatinya, ia memilih keluar dari rumah dan menuju ke taman kompleks. Disana ia bisa menumpahkan semua perasaan marah pada dirinya sendiri, dan mengadu pada langit malam.

Bangku taman kompleks inilah yang menjadi tempat favorit Deska untuk menumpahkan kesedihannya. Tidak jarang juga ia tertidur bangku taman itu, meskipun beberapa kali ia harus terserang flu setelahnya.

"hikss.. Aku merindukanmu, pa. Mama selalu bilang, kalau aku penyebab kematianmu..hiks..hikss.." isaknya pilu

Ucapan susan yang sering kali mengatakan jika Abyan meninggal karena membela dirinya, dan memilih untuk bangkrut dari pada membuat anaknya menderita. Karena abyan pernah mengatakan jika ada salah satu rekan bisnisnya, bisa membantunya kembali bangkit dari kebangkrutan asal menerima lamaran dari anak rekan kerjanya. Namun dengan tegas Abyan menolak itu dan memilih bangkrut, dari pada harus mengorbankan perasaan anak semata wayangnya.

Deska semakin terisak pilu ketika kembali mengingat masa-masa kebersamaannya dengan sang papa. Bahkan Susan selalu menyayanginya dan memanjakan dirinya, tidak seperti saat ini yang selalu menuntutnya untuk memberikan kehidupan yang mewah seperti dulu.

Flashback on

"De, ada yang ingin papa tanyakan sama kamu.."

Deska menghampiri meja kerja Abyan dan duduk di depan meja.

"papa lihat, kamu sama Azel sering pergi bersama.."

"oh.. Azel dan De memang bersahabat, pa. Sejak awal masuk kuliah, kita berteman. Memang kenapa, pa??" Tanya Deska penasaran

"tidak apa-apa, nak. Papa cuma ingin tahu saja, hubungan diantara kalian.." ujar abyan lembut

"kalau papa mau tahu, Azel itu bukan tipe pria yang De mau. Azel terlalu baik dan hangat, bahkan perhatian sekali dengan De. De sudah menganggap Azel seperti kakak sendiri.." jelas Deska panjang lebar

Abyan tersenyum lembut ke arah sang putri, ia pun mengusap pelan puncak kepala Deska.

"jadi, kriteria anak papa yang cantik ini seperti apa, hemm??"

Deska tersenyum malu saat Abyan menanyakan kriteria pria yang ia inginkan.

"de, belum memikirkannya, pa. De masih ingin dimanja mama dan papa.." ungkap Deska

Abyan tersenyum mendengar keinginan putri semata wayangnya, tanpa Deska meminta pun mereka akan memberikan kasih sayang yang melimpah untuk anak tercinta mereka.

Flashback off

Deska mengusap air matanya yang kembali membasahi wajahnya, bayangan masa lalu tentang kebersamaan Abyan membuatnya bersedih. Percakapan terakhir mereka sebelum Abyan dinyatakan bangkrut, dan selang dua hari setelah kebangkrutannya ayahnya ditemukan meninggal akibat overdosis diruang kantornya. Saat itulah kehidupan Deska maupun Susan berubah drastis.

Mengabaikan hawa dingin yang menusuk kulitnya, Deska merebahkan tubuh lelahnya di bangku taman yang panjang, memejamkan matanya dan mulai mengarungi mimpi indahnya. Berharap esok hari ia bisa merasakan kebahagiaan seperti yang ia impikan selama ini.

Kicauan burung memenuhi pendengarannya, dengan malas ia mengerjapkan matanya dan bangun dari bangku. Betapa terkejutnya saat ia menemukan mantel bulu tebal tengah menyelimutinya, refleks Deska menatap ke sekeliling taman yang begitu sepi.

Farfum ini. Batinnya



Hayoo...
Farfum siapa ya??🤔🤔🤔

Thanks guys udah mampir di cerita perdanaku. Semoga kalian semua menikmati ceritanya ya..
Jangan lupa ditunggu kritik dan sarannya🤗🤗🤗

My Possessive Gabriel's (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang