MPG-43

1.1K 49 0
                                    

Nathan menatap kesal ke arah Delon dan Zian yang melarangnya masuk ke dalam ruangan Deska. Sudah dua hari ia tidak bertemu dengannya, karena pekerjaannya yang tidak bisa ditinggal. Dan hari itu ia baru bisa menjenguk Deska, tetapi kedua pengawal Gabriel itu menahannya.

"maaf dokter Nathan, ini demi kebaikan nona. Saya minta anda jangan dulu menjenguknya.." cegah Zian

Nathan berdecak sebal melihat bodyguard setia Gabriel.

"kalau begitu, katakan pada tuan mudamu. Temui aku di ruanganku besok, jangan telat jika dia mau mendapatkan bukti kebusukan ayahnya.." ucap Nathan sebelum meninggalkan mereka

"Zian, apa nona De bisa sembuh??" tanya Delon sedih disebelah Zian

"kita harus yakin, tuan muda tidak akan membiarkan nona seperti ini terlalu lama. Sudahlah kita berdoa saja untuk kesembuhannya"

Zian ataupun Delon merasa kehilangan sosok Deska yang ceria, setelah kejadian buruk itu menimpanya. Namun Zian cukup puas saat melihat Evan dan Azel meregang nyawa ditangan tuannya, mereka pantas mendapatkannya setelah apa yang mereka lakukan pada keluarga Deska.

Malam itu, Deska berlari dijalanan yang sepi. Tidak ada satupun orang disana, jalanan itu begitu gelap dan mengerikan. Hanya cahaya bulan yang meneranginya, sampai akhirnya ia menghentikan langkahnya. Saat melihat bayangan pria berdiri tidak jauh didepannya, dengan rasa takit yang melingkupi dirinya ia berjalan menjauhi pria itu. Wajah pria itu tidak begitu jelas, namun semakin ia berlari menjauh darinya, pria itu semakin mengejarnya.

"toloonggg.." teriak Deska ketakutan berharap seseorang membantunya dari niat jahat pria itu.

Brukk

Deska tersungkur saat kakinya terkilir, ia semakin bergetar ketakutan saat pria itu menahan pergelangan kakinya. Menariknya dengan kasar dan menindih tubuhnya, ia meronta dari dekapan pria itu. Tangisannya pun sudah pecah dan semakin memberontak dari pria didepannya.

"lepas..lepaskan aku..pergi.."

"hiks..Gabriel.. Tolongg.."

"pergi..jangan sentuh aku.."

Teriakan Deska membuat Gabriel terjaga dari tidurnya, ia membangunkan Deska yang histeris didalam tidurnya.

"sayang, bangun.. Aku mohon, bangunlah.."

Deska membuka matanya dan memeluk erat tubuh Gabriel, isakannya kembali terdengar dengan peluh yang membanjiri tubuhnya.

"ssstt.. Jangan menangis sayang, aku disini.."

Gabriel mengusap lembut punggung Deska, memberinya kenyamanan disana.

"Gabriel.. Aku melihat dia, dia mengejarku..aku takut.." ucapnya

"dia tidak akan datang, sayang.." Deska merenggangkan dekapannya.

"kau yakin??" tanyanya

Gabriel mengusap air mata yang masih mengalir dengan derasnya diwajah Deska.

"lebih baik kita kembali tidur, ini masih malam dan tidak baik jika kau kurang istirahat-"

"tapi aku takut, bagaimana kalau dia datang lagi??"

Gabriel menangkup wajah Deska dengan lembut, dikecupnya dengan pelan kening Deska.

"semuanya akan baik-baik saja, sekarang kita kembali tidur.."

Deska merebahkan tubuhnya kembali, menghadap kearah dada Gabriel yang cukup nyaman. Pria itu selalu saja tidur tanpa menggunakan atasan, meskipun ia sudah terbiasa dengan kebiasaan Gabriel tetap saja membuatnya malu. Hembusan nafas Deska menerpa dikulit dada gabriel, menghantarkan sengatan-sengatan kecil yang mulai membangkitkan gairahnya.

My Possessive Gabriel's (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang