MPG-13

1.7K 70 0
                                    

Buuuukk

Deska terpekik kaget saat melihat Azel yang jatuh tersungkur disisi kursinya, dengan panik ia mendekati Azel namun sebuah tangan menahannya. Wajah Gabriel tepat berada didepannya saat ia ingin membentak orang yang berani menahannya menolong Azel. Deska meronta dari cekalan tangan Gabriel, tetap saja pria itu tidak melonggarkan cekalannya.

"apa yang kau lakukan, Riel?? Aku mau menolong Azel-"

"hentikan. Atau kau mau wajah tampannya itu lebam??" ucap Gabriel penuh penekanan

Deska terdiam mematung disisi Gabriel, ia tidak bisa melawan lagi jika tidak Azel dalam bahaya. Azel yang mendapat bogem mentah dirahangnya mencoba bangkit, ditatapnya sinis ke arah Gabriel yang tiba-tiba menghajarnya.

"siapa kau??" tanya Azel

Gabriel menatap sinis ke arah Azel yang berada beberapa langkah didepannya.

"aku calon suami wanita yang kau bawa kabur" ucap Gabriel dengan lantang

Deg. Jantung Deska berdetak kencang saat mendengar ucapan pria disebelahnya, ia tidak tahu harus bahagia atau takut saat Gabriel mengatakannya. Sementara Azel hanya diam mematung ditempatnya, ada rasa tidak terima saat pria lain mengklaim Deska menjadi miliknya.

"aku tidak mau-"

"aku tidak butuh jawabanmu, sayang.."

Deska menatap horor ke arah Gabriel mendengar pernyataan itu, ia tidak akan bisa hidup bahagia dengan pria yang berbahaya sepertinya.

"zian, bawa dia ke mobil. Aku masih ada urusan dengan pria ini.."

Deska kembali meronta dan meminta untuk dilepaskan saat Zian membawanya paksa ke dalam mobil. Ia menatap sekilas ke arah Azel yang menatap kepergiannya dengan tatapan sedih, ia merasakan kesedihan yang sama ketika harus berpisah dengan Azel dengan cara seperti ini.

Gabriel menatap Azel dengan tajam, ia hampir saja kehilangan jejak Deska jika ia tidak cepat datang. Pria didepannya ini cukup berbahaya, karena pria ini pernah menemui Yuda. Meskipun informasi keduanya belum ia dapatkan secara detail.

"apa hubungan mu dengan calon istriku??" tanya Gabriel tajam

"jangan salah sangka, tuan. Aku dan Deska hanya sahabat, tidak lebih.."

"jauhi dia, kalau tidak kau tahu akibatnya.." ancam Gabriel

Gabriel melangkah meninggalkan cafe tersebut dan kembali ke mobil, dimana Deska sedang duduk dengan gelisah bersama Zian dan Samuel.

"kita pulang sekarang.." ucap Gabriel tajam

Mobil yang mereka tumpangi pun melaju dengan cepat, menuju kediaman Gabriel. Tidak ada satu pun obrolan yang terjadi selama perjalanan pulang, Deska dan Gabriel masih dalam lamunan mereka. Dimana Deska yang masih mengingat ucapan Zian, yang sudah memintanya untuk tidak senekad dan seberani ini dengan Gabriel.

"nona, saya ingatkan. Ini demi kebaikan anda sendiri, saya minta anda jangan pernah melakukan hal ini. Tuan Gabriel melakukan ini demi kebaikan dan keselamatan anda.." ucap Zian

Deska pun hanya bisa diam tanpa menyanggah ucapannya, apalagi saat Zian mengatakan jika pria itu melakukan ini demi kebaikan dan keselamatannya. Memang ada apa sebenarnya, kenapa Gabriel begitu melindunginya, ada apa sebenarnya. Apa yang disembunyikan Gabriel darinya, dan siapa yang mengancam dirinya karena ia tidak pernah memiliki musuh sekalipun. Bahkan hubungannya dengan Gabriel tidak pernah di pertontonkan didepan publik, meskipun Gabriel seorang pembisnis yang sangat sukses dari dulu.

"nona, kita sudah sampai.."

Deska menatap bingung saat Zian sudah ada disebelahnya, membukakan pintu mobil untuknya. Ia tidak sadar jika sudah sampai dirumah, bahkan ia tidak menemukan keberadaan Gabriel.

My Possessive Gabriel's (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang