MPG-10

2.7K 95 1
                                    

Nathan menatap datar ke arah Gabriel dan Samuel bergantian.

"dokter Jhon tidak lagi bekerja di rumah sakit ini. Sebulan sejak kasus itu ditutup, dia serta keluarganya pindah keluar kota.."

Gabriel menghela nafas beratnya, kasus yang terjadi beberapa tahun ini cukup sulit ia pecahkan. Ia perlu memperjelas kasus ini, karena bagaimana pun nyawa Deska dan ibunya adalah target selanjutnya.

"jika hasil otopsi ini asli, berarti ada seseorang yang memaksanya meminum obat itu atau bisa jadi, mereka memaksanya??" tebak Gabriel

"bisa jadi mereka memaksa korban. Karena disana juga terdapat benturan di tengkorak belakang. Tapi mereka menutupi itu semua dari polisi.."

"dan satu lagi, salah satu polisi yang menangani kasus itu juga terlibat dalam hal ini.." tambah Nathan

"siapa dia??"

"aku tidak tahu. Aku hanya bisa membantu kalian sampai disini, selanjutnya kau sudah tahu apa yang kau ingin lakukan.."

Gabriel mengambil dokumen itu dan berpamitan dengan Nathan, mencari titik terang dari kasus itu. Cepat atau lambat ia harus bisa menemukan siapa pelakunya, karena sampai saat ini tersangka terkuat adalah Yuda. Namun Gabriel tidak ingin salah menuduh, ia pun memilih untuk mengorek kembali kasus itu.

"siapkan pesawat, kita akan pergi menemui dokter Jhon sore ini.." perintah Gabriel

Mereka pun meninggalkan gedung rumah sakit itu dan menuju ke landasan pesawat yang akan menjemput mereka, dengan pesawat itu mereka bisa menyingkat waktu untuk mencari barang bukti lainnya.

Diwaktu yang bersamaan, Zian sedang menemani Deska yang sedang sibuk membuat adonan wafle. Setelah berdebat sesaat dengan kekasih tuannya itu, ia memilih membiarkan Deska memasak agar tidak memaksa untuk mengantar pulang.

"cobalah, menu ini paling favorit di kedai ku.."

Deska menyodorkan sepiring wafle dengan selai maple, terlihat menggiurkan dan aroma yang lezat memenuhi ruangan. Laila yang membantunya pun juga sudah mendapatkan wafle dengan toping cream cheese, mereka mencoba wafle buatannys dengan nikmat.

"wajar kalau kedai wafle nona banyak pelanggan, ini sangat lezat nona.." puji Zian tulus

"benar nona, saya baru pertama kali mencoba wafle seenak ini.." tambah Laila dengan binarnya

"kalian terlalu banyak memuji, ini wafle buatan ibu ku. Sebenarnya ini resep keluarga, dari setiap makanan. Hanya wafle ini yang sedari dulu aku bisa.."

"tuan Gabriel harus mencoba ini nona, pasti dia akan ketagihan juga dengan wafle buatan nona.." ujar Zian

Mendegar nama Gabriel membuat mood Deska berubah murung, akibat perbuatan semalam yang cukup kasar padanya. Bahkan pagi ini, ia tidak melihat batang hidung lelaki itu. Melihat perubahan diwajah Deska, Zian merasa jika keduanya belum berbaikan.

"em.. Nona, apa kau mau ikut dengan ku. Hari ini aku harus memeriksa beberapa pekerjaan di luar rumah.." ucap Zian mencoba mengalihkan perhatian Deska

Mendengar kalimat Zian yang cukup menyenangkan membuatnya berpikir sejenak, mungkin dengan keluar bersama Zian ia bisa mencari celah untuk kabur. Meskipun Zian pasti akan mendapat hukuman Gabriel akibat lalai menjaganya, namun tawaran Zian mengajaknya keluar dari rumsh mewah itu membuatnya senang.

"tunggu sebentar, aku ganti pakaian dulu.." ucap Deska sebelum menuju ke kamarnya.

Suatu keputusan yang salah, saat ia memutuskan ikut dengan Zian ke tempat tetsebut. Pasalnya tempat itu terlihat seperti tempat latihan beberapa anak buah Gabriel, dimana ada beberapa orang yang sedang berlatih bela diri, menembak, memanah, dan lainnya. Salah besar jika ia bisa keluar dari tempat itu, dimana penjagaan yang begitu ketat.

My Possessive Gabriel's (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang